Minggu, 12 Mei 2019

AKTUALISASI 5 M OLEH PEMUDA MASA KINI


AKTUALISASI 5 M
OLEH PEMUDA MASA KINI

Oleh:
 Andya Agisa & Hamdiah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lambung Mangkurat


Arus globalisasi menyebar diseluruh belahan dunia dengan derasnya, tak terkecuali Indonesia. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dibidang informasi, komunikasi dan transfortasi, sehingga dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi kampung sedunia tanpa mengenal batas negara. Kondisi yang demikian akan menciptakan struktur global yang akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia, serta akan mempengaruhi pula dalam berpola pikir, sikap dan tindakan masyarakat Indonesia (Sumarsono, 2002:2).
Globalisasi memberikan dampak positif maupun negatif pada semua ruang lingkup kehidupan manusia. Globalisasi memicu timbulnya perkembangan dan berbagai penemuan baru dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berdampak pada proses penyebaran informasi dari masa ke masa menjadi semakin efektif dan efisien. Di Indonesia, dengan perkembangan teknologi yang pesat tersebut, semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan smartphone ditambah tingginya tingkat pengetahuan masyarakat akan internet meskipun belum merata sepenuhnya di Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan lebih dari setengah penduduk Indonesia telah terhubung dengan Internet. Survei yang dilakukan sepanjang 2016 itu menemukan bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet. Adapun total penduduk Indonesia sebanyak 256,2 juta orang. Hal inipun mengindikasikan kenaikan 51,8 persen dibandingkan jumlah pengguna internet pada 2014 lalu yang hanya ada 88 juta pengguna internet.
Dewasa ini, para remaja cenderung mengikuti budaya barat hasil dari globalisasi, budaya barat ini mereka lihat dari beragam media informasi dan komunikasi serta adanya anggapan bahwa budaya tersebut terlihat lebih baik sehingga menilai kebudayaan asli Indonesia telah ketinggalan zaman. Parahnya lagi, budaya barat yang negatif sering diartikan oleh pemuda menjadi suatu hal yang wajar dan modern sehingga dianggap sebagai suatu yang pantas dilakukan di zaman sekarang ini. Padahal tidak semua budaya barat itu benar, banyak perkembangan-perkembangan media yang dapat merusak akhlak pemuda, hal inilah yang disinyalir sebagai penyebab menurunnya kualitas sumber daya manusia. Gaya hidup yang serba instan membuat mereka tidak mau berusaha dalam mencapai suatu tujuan sehingga muncul kebiasaan mencari jalan pintas demi mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Apabila hal tersebut dibiarkan saja hingga membentuk suatu kebiasaan atau budaya sosial tertentu, dapat membahayakan bangsa Indonesia sebab masyarakatnya lebih mengejar kepentingannya masing-masing dan mengabaikan nilai dan moral bangsa yang seharusnya dipegang teguh oleh rakyatnya.
Idealnya kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang berdasarkan Pancasila. Kebudayaan itulah yang memberi ciri khas keIndonesiaan yang mengandung nilai-nilai lokal yang diterima dan disepakati secara bersama menjadi ideologi bangsa Indonesia. Dimana nilai-nilai Pancasila dijadikan pedoman dalam tata kehidupan berbangsa dan bernegara dan dijadikan suatu simbol persatuan bangsa Indonesia yang majemuk melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Realitas globalisasi tidak mungkin kita hindari. Tugas kita bukanlah menolak globalisasi, tetapi bagaimana caranya agar kita tidak terbawa arus negatif globalisasi. Pancasila tampil sebagai filter setiap pengaruh yang masuk dan disesuaikan dengan kepribadian bangsa. Secara formal, Pancasila tetap diakui oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai Ideologi mereka. Namun ditataran aplikatif, perilaku masyarakat banyak mengalami pergeseran nilai yang membuat masyarakat perlahan-lahan melupakan Pancasila. Salah satu alasan Pancasila masih tetap eksis adalah Pancasila digali dari nilai-nilai yang ada dimasyarakat seperti nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Dengan demikian, eksis tidaknya Pancasila diera global sangat bergantung dari nilai-nilai masyarakat. Lalu bagaimana agar Pancasila tetap menunjukkan eksistensinya diera global saat ini?
Usaha-usaha yang dapat kita lakukan terutama generasi penerus bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensi Pancasila di tengah arus globalisasi ialah dengan melakukan Gerakan 5M yaitu sebagai berikut.
1.      Menyadari pentingya nilai Ketuhanan
Kehidupan bernegara bagi NKRI yakni berdasarkan asas Ketuhanan Yang Maha Esa, negara menjamin kemerdekaan setiap warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaan yang dianutnya. Negara menghendaki adanya toleransi antar pemeluk agama dan aliran kepercayaannya masing-masing. Selain toleransi antar umat beragama perlu adanya pertanggungjawaban individu terhadap hubungannya dengan Tuhan. Yakni melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya, sehingga perbuatan-perbuatan menyimpang akibat pengaruh buruk globalisasi dapat dihindari.

2.      Menegakkan nilai-nilai kemanusiaan
Seorang individu yang berbudi luhur dan berpegang teguh terhadap Pancasila harus memiliki jiwa kemanusiaan. Jangan sampai, dengan adanya kemajuan teknologi, membuat kita menjadi manusia yang kehilangan ruh kemanusiaan dan nilai-nilai spritual. Banyak kita temui kasus yang tidak manusiawi, contohnya pembantaian para kaum muslim Rohingya di Myanmar, dengan adanya globalisasi tentu sangat mudah bagi  kita untuk mendapatkan berita terbaru mengenai kasus ini, tetapi dilihat dari kenyataannya, banyak yang hanya berdiam diri dan membiarkan kasus ini begitu saja.
Maka dari itu, setidaknya kita harus mampu mendidik generasi penerus bangsa dengan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan sejak dini, sudah tugas sang pendidiklah yang harus mampu menanamkan nilai-nilai tersebut, agar terciptanya generasi penerus bangsa yang memiliki rasa kemanusiaan terhadap sesama.

3.      Mempererat rasa persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat
Masuknya kebudayaan dari luar akan memberikan dampak yang besar terhadap bangsa, maka dari itu penting bagi kita sebagai tetap berpendirian teguh terhadap nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang termaktub didalam Pancasila demi mempertahankan karakter bangsa Indonesia asli yang memiliki jiwa kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Globalisasi bukanlah alasan bagi individu menjadi individualisis yang tidak mempedulikan keadaan sosial disekitarnya.

4.      Mengutamakan musyawarah dalam mengambil suatu keputusan untuk kepentingan bersama dan dengan semangat kekeluargaan
Musyawarah mufakat juga merupakan suatu karakter yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Segala tindakan dan keputusan diambil berdasarkan asas kekeluargaan dan kepentingan bersama, jangan sampai dengan adanya pengaruh buruk dari globalisasi mampu menyingkirkan jiwa musyawarah Bangsa Indonesia dengan jiwa yang main hakim sendiri, tidak bertanggung jawab dan memaksakan kehendak demi kepentingan pribadi. Perlu untuk tetap melakukan musyawarah disetiap keputusan yang hendak diambil dengan niat dan kesadaran itikad baik dengan  rasa bertanggungjawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.

5.      Menjunjung tinggi rasa keadilan
Setiap individu sudah memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Maka dari itu perlunya rasa saling menghormati antara hak kita dan  orang lain. Mulailah dari diri kita sendiri, dengan kita menghormati hak orang lain maka orang lain pun akan menghormati hak kita. Sikap saling menghormati inilah akan terciptanya suatu keadilan yang akan menciptakan suasana yang harmonis dan rukun antar masyarakat seperti tujuan dalam nilai-nilai Pancasila.

Indonesia merupakan bangsa yang besar, sudah sepatutnya kita bersifat terbuka terhadap beragam budaya yang masuk tetapi tidak serta merta menerima setiap kebudayaan yang masuk, perlu adanya sikap yang kritis terhadap pengaruh dari globalisasi yakni tetap berpegangan teguh terhadap ideologi kita yaitu Pancasila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar