Selasa, 19 Desember 2017

Problematika Media Sosial Masa Kini

Problematika Media Sosial Masa Kini

Media sosial, menurut Sam Decker adalah konten dan interaksi digital yang di buat oleh dan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Adanya media sosial diharapkan banyak membawa manfaat dalam kehidupan utamanya dalam bidang komunikasi. Dengan adanya media sosial pastilah membawa dampak positif seperti mempercepat penyampaian informasi dan dampak negatif seperti membuat rongga antara warga masyarakat yang cenderung dekat secara fisik karena lebih mengutamakan komunikasi melalui media sosial.
Seiring dengan berjalannya waktu, teknologipun berkembang pesat. Dengan begitu, banyak pembaharuan-pembaharuan yang muncul dan semakin mempermudah komunikasi antar individu maupun kelompok. Contohnya saja media sosial, dahulu hanya beberapa yang terkenal seperti Facebook namun setelah itu banyak bermunculan media sosial lain seperti Line, Whats App, Path, dan Instagram. Tak hanya itu, ditiap media sosialnyapun selalu terdapat pembaharuan sistem seperti Facebook yang awalnya hanya digunakan untuk chattingkini dapat digunakan untuk Live Streaming. Banyak orang menggunakan media sosial dengan tujuan mengekspresikan dan mengungkapkan perasaan batinnya. Namun ada juga yang berbagi kisah inspiratif yang memotivasi orang lain.
Perkembangan media sosial tentunya di dukung oleh aksesnya yang semakin mudah untuk para penggunanya. Seperti halnya Facebook yang dapat pembaharuan sistem contohnya, akses media sosial yang dapat dijalankan tanpa menggunakan komputer saja namun juga menggunakan Smartphone.Dan lagi dewasa ini, gadget menjadi kebutuhan primer bukan lagi menjadi barang mewah yang merupakan kebutuhan tersier. Hal itu dikarenakan banyaknya tuntutan zaman yang memaksa penggunaan gadget dalam beberapa waktu. Gadget sendiri memiliki fitur-fitur yang menyuguhkan berbagai informasi tentang dunia di dalamnya.
Menurut berita dalam Liputan 6, pengguna internet di Indonesia pertahun 2016 mencapai 132,7 juta jiwa, dengan pengguna terbanyak sebesar 80 persen merupakan usia muda rentang 20-24 tahun dan 25-29 tahun yang tercatat oleh CNN pada 24 Oktober 2016. Angka tersebut relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengguna internet kelompok usia lainnya, menurut penelitian terbaru yang dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Dengan banyaknya jumlah pengguna internet, diungkapkan juga oleh Liputan 6 bahwa media sosial masyarakat Indonesia terfaforit adalah Facebook yang menduduki peringkat pertama dengan presentasi sebesar 55 persen dengan jumlah pengguna berkisa 71,6 juta jiwa. Persentase-persentase tersebut harusnya dapat membuat penggunanya bijak dalam pemakaiannya.
Dalam penggunaan media sosial kita sebagai netizen diharapkan mampu memilah informasi yang benar dan teruji serta informasi yang belum diketahui asalnya. Sebab dengan adanya media sosial yang semakin bebas, informasi yang masuk cenderung tidak terkontrol dan langsung diterima oleh masyarakat tanpa melalui proses filterisasi. Dan lagi tanpa mengetahui kebenarannya masyarakat langsung menyebarkan informasi yang di dapat dengan dalih membantu.
Budaya langsung copy-paste itulah yang mendarah daging dalam masyarakat Indonesia sekarang ini dan cenderung dapat memecah belah adanya persatuan jika saja yang disebarkan merupakan suatu ketidakbenaran tentang suatu keadaan. Contohnya saja kasus Ahok yang dikecam sebagai penista agama, berawal dari salah satu sumber yang mana telah melakukan editing terhadap video pidato yang dilakukan oleh Ahok di salah satu wilayah Indonesia yang di nilai mendustakan salah satu agama. Hal tersebut harusnya menjadi cerminan untuk semua masyarakat Indonesia agar dalam melakukan penyebaran informasi hendaknya di konfirmasi terlebih dahulu mengenai kebenarannya. Adanya himbauan untuk mengonfirmasi ulang berita-berita yang ada di masyarakat bukan di lakukan untuk membatasi hak masyarakat menyebarkan informasi, namun lebih bijak lagi jika menyebarkan informasi yang sudah jelas sumbernya.
Di zaman yang sudah maju seperti sekarang, kebebasan menyampaikan pendapat sudah sangat dihargai mengingatkan akan adanya zaman dimana kebebasan dicekal. Ketika masa pemerintahan Presiden Soeharto, banyak masyarakat yang cenderung memilih bungkam dan memendam apa yang ingin disuarakan. Namun hal ini sejalan dengan salah satu peristiwa di Amerika Serikat dimana rakyat bebas mengakses media sosial namun tak sebebas yang terlihat. Mengapa seperti itu? Karena seperti yang diungkapkan oleh Edward Joseph Snowden, yang merupakan mantan kontraktor teknik Amerika Serikat dan karyawan CIA yang menjadi kontraktor NSA, bahwa NSA mengantongi ijin dari pengadilan Amerika Serikat yang memperbolehkan adanya penyadapan pembicaraan seluruh warga AS tanpa terkecuali melalui telepon genggam. Hal itu di ketahui oleh seluruh warga melalui dokumen rahasia yang di bocorkan oleh Edward Snowden. Adanya penyadapan ini di peruntukkan mengawasi masyarakat agar tidak melakukan terror yang berhubungan dengan jaringan teroris alkaidah. Tak hanya itu Pemerintah Amerika Serikat juga mengeluarkan Patriot Act yang mengatur penyadapan dan pengawasan bagi orang-orang yang terindikasi terlibat jaringan terorisme baik di luar maupun di dalam negeri. 
Walaupun pada awalnya tujuan adanya aksi penyadapan ini baik, namun semakin berkembangnya zaman penggunaan izin penyadapan ini merambah pada aksi yang dilakukan bukan hanya untuk mengawasi target yang terindikasi aksi teror, namun juga masyarakat umum. Pihak NSA (National Security Agency) mengumpulkan data masyarakat seperti siapa menelpon siapa, kapan, dan dimana seperti yang di ungkapkan Chanel Kok Bisa. Data yang berhasil di kumpulkan, di simpan berupa metadata. Pada dasarnya jalannya program ini di lakukan tanpa adanya persetuhuan dari masyarakat yang bersangkutan.
Dan lagi tak hanya melakukan penyadapan, NSApun meminta kerja sama perusahaan- perusahaan ternama seperti Google dan Microsoftuntuk turut melancarkan aksinya tersebut dengan memberikan riwayat akses internet dari para penggunanya. Selain itu, NSA juga meminta adanya kerja sama dengan salah satu perusahaan ternama yang pernah di pimpin oleh Steve Jobs, Apple untuk membuat suatu aplikasi yang dapat merekam lalu lintas penggunanya yang terindikasi teroris melalui pencatatan kode enkripsi. Karena di rasa hal itu dapat di salahgunakan pemakaiannya, pihak Apple akhirnya menolak untuk melakukannya sebab memberikan informasi itu sama saja melanggar privasi pengguna Apple sendiri.
Faktanya seperti yang di ungkapkan oleh Chanel Kok Bisa data-data yang dikumpulkan oleh NSA tidak serta merta dapat menangkap lebih banyak pelaku terorisme atau mengurangi aksi terorisme, oleh karena itu data yang ada dialih fungsikan untuk memantau adanya masyarakat yang berasal dari Negara Arab atau negara-negara yang bermayoritas penduduk muslim. Bahkan di Indonesia ketika Pemilihan Gubernur Jakarta pernah beredar berita bahwa Presiden Keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono ketika melakukan percakapan pribadi dengan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma’ruf Amin telah di sadap oleh pihak Basuki Tjahaya Purnama. Dengan pengetahuan bahwa adanya penyadapan tanpa izin merupakan aksi yang illegal, kemudian SBY melaporkan Ahok kepada pihak yang berwajib dan meminta agar masalah yang terjadi segera di usut tuntas.
Dengan adanya perkembangan zaman yang menuntut warganya untuk dapat melakukan informasi secara digital melalui ponsel pintar atau komputer memang banyak menguntungkan namun disisi lain dapat lebih membuat keselamatan terancam karena sewaktu-waktu dapat dilakukan aksi penyadapan. Hal tersebut dikarenakan mudahnya akses untuk mendapatkan alat untuk menyadap telepon pengguna tanpa diketahui.
Di sisi lain pihak Jerman dan Inggris seperti yang di ungkapkan Chanel Kok Bisa mengatakan bahwa telah menciptakan suatu aplikasi yang dapat meretas ponsel penggunanya sewaktu-waktu jika di inginkan. Aplikasi tersebut dapat menyalakan kamera dan mengaktifkan perekam suara untuk melakukan pengambilan data tanpa di ketahui oleh sang pengguna sama sekali yang dikontrol oleh pohak perusahaan. Penggunaan State Surveillance oleh negara memang menguntungkan jika tepat penggunaannya dalam mengindikasikan aksi teror namun jika dalam penggunaannya di salahgunakan juga dapat mengganggu zona privasi pengguna. Adanya State Surveillance dapat membatasi hak kita sebagai manusia yang di negara Indonesia sendiri sudah di atur dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Pasal 28 E ayat 3 yang isinya adalah “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”.
Praktik State Surveillance di beberapa negara juga sudah ada contohnya saja di Turki, State Surveillance di gunakan untuk memenjarakan orang-orang mengungkapkan kritik kepada pemerintahan. Walaupun seperti yang masyarakat Indonesia sendiri tahu bahwa di Indonesia juga pernah mengalami masa-masa State Surveillance selama 32 tahun yang di lakukan oleh Presiden Soeharto untuk menertibkan masyarakat Indonesia, namun jika di tilik sedikit lebih dekat, hal ini sama dengan penerapan State Surveillance di Turki. Di masa sekarang kebebasan pers di bebaskan namun tetap pada koridornya. Kebebasanpun tak hanya kebebasan dalam dunia nyata namun juga kebebasan dalam menggunakan media sosial pribadinya.
Kebebasan dalam melakukan hak, di jamin dan di atur dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau yang mungkin sebagian masyarakat Indonesia mengetahuinya dengan sebutan UU ITE Nomor 11 Tahun 2008 yang kini telah di perbaharui menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 yang contohnya dalam Pasal 26 di katakana bahwa “Dalam pemanfaatan teknologi informasi, perlindungan data pribadi merupakan salah satu bagian dari hak pribadi (privacy right)” dalam pasal 26 di ungkapkan juga bahwa setiap orang yang dilanggar haknya dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan. Sesuai pula dengan perubahan pada Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 menjadu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 bahwa setiap penyelenggara sistem elektronik harus menghapus informasi yang tidak relevan di bawah kendalinya atas permintaan orang yang bersangkutan.
Seperti yang diketahui bahwa media sosial merupakan hak pribadi individu namun dalam penggunaannya harus pula berpedoman pada aturan-aturan yang berlaku. Jangan sampai hal-hal yang dipostingmenimbulkan ketidaknyamanan terhadap orang lain entah itu berupa berita bohong, fitnah, dan lain-lain. Sudah banyak kasus pelanggaran UU ITE yang menjerat pengguna media sosial tidak bijaksana yang dapat kita lihat. Alangkah baik jika menghindari hal-hal yang menjurus pada pelanggaran UU ITE. Karena lebih baik mengcegah terjadinya  kasus daripada menangani kasus yang sebenarnya masih bias terhindarkan. Oleh sebab itu peran lembaga masyarakat untuk mensosialisasikan UU ITE ini menjadi sangat penting. Lantas bukan hanya tugas lembaga masyarakat, namun juga tugas setiap individu untuk mengetahui adanya pembaharuan-pembaharuan peraturan yang ada di Negara Indonesia ini baik itu melalui media cetak maupun media online seperti yang sekarang ini banyak di minati, atau bahkan media massa lainnya.

Problematika Perkembangan Jurnalisme Online di Indonesia



Problematika Perkembangan Jurnalisme Online di Indonesia


Perkembangan media massa di era Globalisasi sangat berkembang pesat. Pada awalnya bermula dari media massa cetak, lalu berkembang menjadi radio, televisi, dan saat ini, melalui internet pun seseorang bisa mendapatkan informasi dan hiburan yang disebut dunia online, sekarang dunia online semakin populer dan semakin meningkat dengan adanya situs-situs berita, yang dikelola oleh warga dan menampilkan berita-berita yang dibuat oleh warga sendiri, bukan oleh wartawan profesional.
Hal ini di sebabkan karena akses internet yang semakin meluas dan semakin murah memang memungkinkan setiap warga bisa berpartisipasi dalam dunia jurnalistik, bukan lagi sebagai sekadar konsumen berita, tetapi juga sebagai pembuat berita yang disebut Citizen Jurnalism. para Citizen Jurnalism ini bisa mengunggah melalui weblog pribadi, yang bisa dibuat secara gratis dan content-nya bisa di isi semau penulisnya atau dari sebuah website resmi yang dikelola oleh salah satu Industri media. Karena itulah, perkembangan jurnalisme dan Industri media di Indonesia juga cukup pesat. Pers di Indonesia terlihat sangatlah bebas diantara negara-negara ASEAN.
Dengan munculnya media online ini, munculah banyak para jurnalis baru yang bebas menulis dan mengabarkan berita dimanapun mereka berada dengan cepat selama mereka memiliki sambungan ke Internet. Oleh sebab itu, kita dapat melihat industri-industri media yang awalnya menggeluti media cetak mulai merambah ke televisi dan sekarang ke media online. Sehingga, menyebabkan masyarakat mulai tenggelam dalam dunia yang dipenuhi oleh media.
Pengertian jurnalistik yang dikutip dari jendelakomunikasi.wordpress.com menurut Drs. A.S. Haris Sumadiria, M.Si, dalam bukunya, jurnalistik Indonesia, Menulis berita dan feature, panduan Praktis Jurnalis professional, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005, merumuskan definisi jurnalistik sebagai: Kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.
Dengan adanya media massa internet, tentunya semakin mempermudah para jurnalistik dalam menyebarluaskan informasi dan menyebarkannya secepat-cepatnya. tetapi keunggulan ini tidak membuat media massa internet menjadi yang paling sempurna. Ada banyak hal yang masih perlu dievaluasi. Masalah pokok yang muncul dalam dunia jurnalisme media internet adalah kualitas dan kredibilitas informasi yang sampai ke masyarakat. Masalah kualitas dan kredibilitas, karena di media massa online mengutamakan sekali kecepatan menyampaikan informasi.
Karena atas nama kecepatan, pageview, dan pertumbuhan bisnis, lembaga berita online sering menyampaikan informasi yang belum final terverifikasi kepada masyarakat luas sehingga terkadang menimbulkan mis-persepsi dan mis-interpretasi fakta. Laporan yang masuk ke Dewan Pers mengenai keluhan berita di media massa online jumlahnya terus meningkat. Letak kesalahan lebih banyak karena masalah akurasi informasi yang dipaparkan lembaga media online. Data dari Dewan Pers ini bukan sekadar statistik, tapi sudah lebih pada peringatan bahwa harus ada yang dibenahi dalam tubuh institusi media massa internet.
AJI Indonesia menyatakan bahwa alangkah bijaknya jika pelaku industri media massa internet kembali mengingat tujuan awal lahirnya media massa sebagai media informasi, pendidikan, dan hiburan. Filosofi terdalam media massa adalah sebagai alat untuk membebaskan manusia dari vii keterbodohan. Dalam ruang politik demokrasi, media massa adalah sebuah wadah untuk menyampaikan aspirasi publik. Oleh karena itu, semestinya media online tetap menempatkan etika dan prinsip-prinsip jurnalistik sebagai landasan utama pemberitaannya.
Beberapa waktu lalu beberapa media massa online memberitakan kasus mengenai Imanda Amalia yang merupakan seorang WNI dan anggota (UNRWA) dilaporkan telah meninggal dunia akibat pergolakan politik di Mesir. media-media online berlomba-lomba menjadi yang pertama menginformasi apapun bentuk informasi itu, tanpa verifikasi apakah informasi itu benar atau tidak. para citizen jurnalism hanya mengutip begitu saja informasi yang dirilis laman group Facebook Science of Universe. semestinya, dalam berita yang kabarnya belum terverifikasi tidak pernah mendapat halaman sampai kabar tersebut terverifikasi kebenarannya.
Ketidaknetral suatu berita juga terjadi pada saat pemilihan presiden melalui proses “quickcount” atau hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga survey, tetapi permasalahan yang terjadi disini adanya sebuah lembaga survey tertentu yang berani memenangkan pasang tertentu dengan mempertaruhkan kredibilitas lembaganya. saat itu, di media televisi maupun media online menampilkan perbedaan perhitungan "quickcount" antara satu media dengan media lain berbeda-beda. Tentu dengan adanya fenomena ini banyak masyarakat yang bertanya-tanya mengapa media bisa tidak releven dan akurat dalam menyampaikan beritanya. sehingga menimbulkan presepsi ketidaknetralan ,tidak verifikasi, dan permainan politik yang dilakukan di dalam media.
Padahal Profesi wartawan tidak lepas dari sembilan prinsip jurnalisme,diantaranya adalah:

 1.    Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran.
 2.    Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga masyarakat.
 3.    Inti jurnalisme adalah disiplin untuk melakukan verifikasi.
 4.    Para wartawan harus memiliki kebebasan dari sumber yang mereka liput.
 5.    Wartawan harus mengenban tugas sebagai pemantau yang bebas dari kekuasaan.
 6.    Jurnalisme harus menyediakan forum untuk kritik dan komentar publik.
 7.    Jurnalisme harus berusaha membuat yang penting menjadi menarik dan relevan.
 8.    Wartawan harus menjaga agar berita itu proporsional dan konprehensif.
 9.    Waratawan itu memiliki kewajiban utama terhadap suara hatinya

Tetapi itulah fenomena yang terlihat dalam Jurnalisme online di Indonesia lunturnya prinsip-prinsip yang seharusnya ditaati karena perkembangan citizen jurnalism yang bebas siapapun bisa berpartisipasi. Sehingga, para Citizen Jurnalism tidak memegang prinsip-prinsip tersebut. Hanya mengandalkan kecepatan dan tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu agar membuat beritanya yang menjadi paling teraktual. Hal-hal seperti inilah yang terkadang membuat para pembacanya menjadi kurang percaya terhadap akurasi  sebuah pemberitaan media online.
jadi apabila ditanya apakah perkembangan jurnalisme online telah berhasil menerapkan nilai-nilai berita dan kode etik jurnalis? menurut saya belum. Karena masih banyak berita yang menyinggung ke arah SARA dan terkadang belum adanya ke netralan dalam pemberitaannya, jadi apabila berita-berita yang berbau politik sebaiknya pembacanya juga harus cerdas-cerdas menyikapi dengan lebih kritis dan jangan begitu saja menelan berita yang diberitakan di media online.
Namun perlu dikutip, tidak semua berita yang disajikan di media online itu tidak sesuai kode etik jurnalistik dan nilai-nilai berita. terlepas dari itu tentunya jurnalisme online juga memiliki keunggulan daripada media-media massa yang lain. Karena dari media online kita bisa mendapatkan berita lebih praktis, cepat, dan bisa dimana saja hanya membutuhkan jaringan internet. Munculnya Citizen Jurnalisme sebenarnya juga membantu para jurnalis profesional yang tidak dapat langsung memberitakan sebuah kejadian yang terjadi disuatu tempat. Dengan adanya Citizen Jurnalism tentunya sangat membantu para pemilik media online untuk mendapatkan berita yang teraktual tanpa mengeluarkan biaya yang cukup banyak.
Jurnalisme Online ini sebenarnya sedikit menggeser peranan media televisi yang sebelumnya sangat diminati para khalayak. hal itu disebabkan karena beritanya bisa berbentuk teks, foto, dan video atau bahkan grafis. kelengkapan itulah yang membuat orang lebih cenderung menyukai media online sehingga sekarang banyak orang yang menjadikan jurnalisme online dijadikan media bisnis.

MATERI PERKULIAHAN TIK



1. HAKIKAT TIK
(TEKNOLOGI INFORMASI DAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI)
A. Pengertian Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi
Menurut  Everet MR (1986), Teknologi Informasi  merupakan perangkat keras yang bersifat organsatoris dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau banyak orang mengumpulkan, memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik, mikro computer, dan saling mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain. Lucas (2000) mengatakan Teknologi Informasi adalah segala bentuk elektronis, mikro computer, computer mainframe, pembaca barcode, perangkat lunak, pemroses transaksi, perangkat lunak lembar kerja (worksheet) dan peralatan komunikasi dan jaringan. Sedangkan Teknologi Komunikasi dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, jika arti komunikasi dikaitkan dengan teknologi maka penekanan kata teknologi komunikasi atau tertuju kepada kata “media”. Sehingga teknologi komunikasi didefinisikan sebagai alat (media) yang digunakan untuk melakukan penyampaian informasi kepada orang lain dengan efektif dan efisien, media yang dimaksud dapat berupa computer, teleconferencing, video, animasi, multimedia interaktif, jaringan internet dan lain-lain.
Dari definisi Teknologi informasi dan teknologi Komunikasi, dapat dinyatakan bahwa kedua definisi tersebut memiliki keterkaitan antara keduanya. Dengan teknologi informasi lebih menekankan pada proses pengolahan data, dengan menggunakan perangkat elektronik seperti computer. Sedangkan teknologi komunikasi lebih menekankan pada penggunaan media (seperti komputer) dalam menyampaikan informasi, tentunya dengan mengkomunikasi informasi tersebut secara efektif dan efisian.
B. Hakikat TIK
Teknologi komunikasi dianggap mencakup pengertian yang lebih luas, termasuk sistem saluran, perangkat keras dan perangkat lunak dari komunikasi modern. Sedangkan teknologi informasi merupakan bagian dari pengertian teknologi komunikasi. Akan tetapi apabila diamati dengan lebih mendalam baik pengertian baik pengertian teknologi komunikasi maupun teknologi informasi, nyatalah bahwa diantara dua bidang tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain, bahkan sering kali digunakan untuk menyebut hal yang sama secara bergantian. Teknologi informasi dapat dikatakan sebagai ilmu yang diperlukan untuk mengelola informasi agar informasi tersebut dapat dicari dengan mudah dan akurat. Isi dari ilmu tersebut dapat berupa teknik dan prosedur untuk menyimpan informasi secara efisien dan efektif. informasi dapat dikatakan data yang telah diolah. Informasi tersebut dapat disimpan dalam bentuk tulisan suara, gambar, gambar mati ataupun gambar hidup, sehingga informasi dapat berupa ilmu pengetahuan itu sendiri. Bila informasi tersebut volumenya kecil, tentunya tidak perlu teknik-teknik atau prosedur yang rumit untuk menyimpannya, namun apabila informasi tersebut dalam volume yang besar, diperlukan teknik teknik dan prosedur untuk menyimpan informasi secara efisien dan efektif. informasi dapat dikatakan sebagai data yang telah diolah. Informasi tersebut dapat disimpan dalam bentuk tulisan, suara, gambar, gambar mati, ataupun gambar hidup, sehingga informasi akhirnya dapat berupa ilmu dan pengetahuan itu sendiri.
2. PERKEMBANGAN TIK DALAM PENDIDIKAN
Sahlan Permana, STIT, At-Taqwa
1. Sejarah Perkembangan Teknologi dan Informasi
Perkembangan sistem informasi dalam kehidupan manusia seiring dengan peradaban manusia itu sendiri sampai akhirnya mengenal istilah Teknologi Informasi (Information Technology). Dimulai dari bentuk gambar yang tak bermakna pada dinding-dinding, prasasti-prasasti,  sampai informasi yang kemudian dikenal dengan nama internet. Informasi yang dikekola dan disampaikan juga terus dikembangkan, dari informasi yang sederhana seperti sekedar  menggambarkan suatu keadaan, sampai pada informasi strategis seperti taktik bertempur. Memperhatikan perkembangan informasi tersebut, kita akan mempelajari secara singkat sejarah teknologi infomasi dalam upaya untuk mendapatkan keutuhan ilmu dan pengetahuan tentang teknologi informasi. Sejarah teknologi dapat kita bagi ke dalam masa pra-sejarah, masa sejarah, dan masa modern.
Teknologi informasi merupakan gabungan antara teknologi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).  Pengembangan teknologi hardware cenderung menuju ukuran yang kecil dengan  kemampuan serta kapasitas yang tinggi. Namun diupayakan harga yang relatif  semakin murah. Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Perkembangan teknologi informasi telah memunculkan berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi, seperti: e-government, e-commerce, e-education, e-medicine, dan lainnya, yang kesemuanya itu berbasiskan elektronika.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, meliputi: memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi yang dibutuhkan akan relevan, akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan.  Dengan ditunjang teknologi  informasi telekomunikasi data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran. Perkembangan teknologi  informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan itu dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Sehingga sekarang sedang semarak dengan berbagai terminologi yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
Ekonomi global juga mengikuti evoluasi dari agraris dengan ciri utama tanah merupakan faktor produksi yang paling dominan. Melalui penemuan mesin uap, ekonomi global ber-evolusi ke arah ekonomi industri dengan ciri utama modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Abad sekarang, cenderung manusia menduduki tempat sentral dalam proses produksi berdasar pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi (information focused). Telekomunikasi dan informatika memegang peranan sebagai teknologi  kunci (enabler technology). Perkembangan teknologi  informasi yang begitu pesat, memungkinkan diterapkannya cara-cara yang lebih efisien untuk produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam masyarakat atau ekonomi informasi sering disebut sebagai masyarakat pasca industri. Pada era informasi ini, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor penentu dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga dunia ini menjadi suatu kampung global atau Global Village.

1.      Teknologi Informasi dan Komunikasi

Industri teknologi informasi dan komunikasi (ICT) telah menjadi bendera baru bagi Norway. Saat ini industri ICT merupakan industri land-based kedua terbesar di Norway berdasarkan pergantian yang terjadi (turnover), dan tidak hanya menciptakan kekayaan tapi juga merupakan pemasok vital bagi sektor bisnis dan umum lainnya. Industri ini terdiri dari berbagai jenis perusahaan berteknologi tinggi yang menciptakan jenis telekomunikasi baru, perangkat keras dan lunak ICT, produk elektronik untuk industri, serta menyediakan layanan konsultasi.
Norwegia merupakan salah satu pengguna ICT per-kapita terbesar di dunia, dengan infrastruktur yang mencakup sistem yang dikembangkan dengan baik dan jaringan kabel fiber optik untuk transmisi digital. Kapasitas jaringan komunikasi Norwegia mengalami perkembangan pesat, dan sektor telekomunikasi telah melahirkan peneliti dan perusahaan yang mampu bersaing dalam skala internasional. Rangkaian produk yang tersedia termasuk sistem komunikasi satelit, sistem penempatan global, sistem telepon selular, sistem pengelolaan jaringan, sistem transmisi dan teknologi fiber optik.

3. KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Lisna, STIT At-Taqwa
1. Pengertian kurikulum.
Menurut Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu .
2. Pengertian Teknologi Pendidikan
Kata Teknologi sering kali oleh masyarakat sebagai alat elektonik. Tapi oleh ilmuawan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan sebagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah manusia. Menurut YP Simon (1983), teknologi adalah suatu disiplin rasional yang dirancang untuk meyakinkan penguasaan dan aplikasi ilmiah. Teknologi tidak perlu menyiratkan penggunaan mesin, akan tetapi lebih banyak penggunaan unsure berfikir dan menggunakan pengetahuan ilmiah.
Sedangkan Teknologi Pendidikan adalah proses yang kompleks yang terpadu untuk menganalisis dan memecahkan masalah belajar manusia/pendidikan. Menurut Mackenzie, dkk (1976), Teknologi Pendidikan yaitu suatu usaha untuk mengembangkan alat untuk mencapai atau menemukan solusi permasalahan. Jadi Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah pendidikan. Lebih detail dapat diuraikan bahwa:
  1. Teknologi Pendidikan lebih dari perangkat keras. Ia terdiri dari desain dan lingkungan yang melibatkan pelajar.
  2. Teknologi terdiri dari segala teknik atau metode yang dapat dipercaya untuk melibatkan pelajar.
  3. Belajar teknologi dapat dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar secara aktif, konstruktif, autentik dan kooperatif serta bertujuan.
3. Macam-macam Teknologi Pendidikan
Macam-macam Teknologi Pendidikan dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan. Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang mempunyai daya saing global. Ada lima macam teknologi pendidikan tersebut, yaitu,
  1. Sistim berfikir. Sistim berfikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap mode di dunia pendidikan.
  2. Desain sistem. Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang baru.
  3. Kualitas Pengetahuan. Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau jasa /layanan yang sesuai harapan  dan pelanggan.
  4. Manajemen perubahan. Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energy kraeatif kearah perubahan positif.
  5. Teknologi Pembelajaran. Disini ada dua bagian yaitu peralatan pelajar elektronik (Komputer, multimedia, Internet, telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif.
4. STRATEGI PERENCANAAN TIK DALAM PENDIDIKAN
Fitriyani, STIT At-Taqwa
A. Pengertian
1. Strategi
Istilah strategi berasal dari kata benda strategos, merupakan gabungan dari kata stratos (militer), dengan ago (memimpin). Pada awalnya, strategi berarti kegiatan memimpin militer dalam menjalankan tugas-tugasnya dilapangan. Kemudian konsep strategi diterapkan pula dalam  bidang manajemen, dunia usaha, pengadilan, dan pendidikan. Hard, Langley dan Rose dalam sudjana (1986) mengemukakan “Strategi is perceived as plan or a set of explisit intention preceeding an controling actions” (strategi dipahami sebagai rencana atau kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan).[1]Strategi merupakan rencana umum/pokok untuk mencapai tujuan organisasi melalui alternatif pemilihan tindakan yang diperlukan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Perencanaan
Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu  perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.[2]
3. Teknologi
Menurut Djoyohadikusumo (1994 : 222) teknologi, berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Teknologi adalah rekayasa manusia untuk memecahkan masalah dalam kehidupan dengan efektif dan efisien.[3]
4. Informasi
Informasi sering disebut pesan  (message),  yang mengandung arti informasi yang datang dari pengirim pesan yang ditunjukkan kepada penerima pesan. Sementara itu Gordon B. Davis menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu dan saat mendatang.[4]
5. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dan penerimaan pesan. Sedangkan menurut Harold Lasswell (1960) Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa?. [5]
A Strategi Perencanaan TIK Dalam Pendidikan
Keberhasilan implementasi TIK ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya, diperlukan strategi perencanaan implementasi dengan memperhatikan berbagai macam aspek seperti, out come, pembiayaan, pihak yang bertanggung jawab, sumber yang dibutuhkan dan aspek evaluasi. Perencanaan perlu dilakukan dengan baik dengan mengakomodasi berbagai sumber seperti tujuan (goals), manusia, fasilitas, masyarakat, kebutuhan berbagai pihak, kemampuan yang dimilki oleh sekolah dan daya dukung pihak-pihak luar.
Pentingnya perencanaan diungkapkan Bracewell. R (1999), bahwa strategi perencanaan TIK disekolah memerlukan strategi khusus dengan mengidentifikasi beberapa faktor penting seperti keluaran (out comes) yang berisi tentang apa yang nanti diharapkan tercapai dengan menerapkan TIK di sekolah dan keluaran yang berupa profil sumber daya yang menguasai TIK. Setelah itu strategi pencapaian dari keluaran ditentukan meliputi waktu yang dibutuhkan (berupa target pencapaian baik jangka pendek dan jangka panjang), menentukan pihak yang bertanggung jawab (dalam hal ini menentukan tim khusus), dan menentukan pembiayaan TIK meliputi pengelolaan dan sumber pembiayaan. Sumber-sumber ini diperlukan untuk keberlangsungan TIK, diantaranya untuk pengadaan fasilitas insentif penyelenggara dan pengelola, pemeliharaan (maintenance), menyelenggarakan event-event publishing produk TIK sebagai sosialisasi hasil kepada pihak luar baik sekolah lain, pemakai, maupun masyarakat  luas.
D. Komponen Strategi Perencanaan TIK
Perencanaan TIK membutuhkan komponen-komponen strategi yang meliputi pengajar, waktu, prinsip-prinsip perencanaan, manajemen, proyek, integrasi dengan kurikulum, pembelajaran yang profesional, aspek pembiayaan dan evaluasi
  1. 1. Prinsip-prinsip perencanaan
Hal ini sebagai dasar dalam merumuskan tujuan yang ideal sesuai dengan kaidah teoritik dan konseptual ilmu perencanaan (Planning Study). Prinsip-prinsip perencanaan adalah :
  1. Perencanaan hendaknya mempunyai dasar nilai yang jelas dan mantap. Nilai yang menjadi dasar bisa berupa nilai budaya, nilai moral, nilai religius, maupun gabungan dari ketiganya. Acuan nilai yang jelas dan mantap akan memberikan motivasi yang kuat untuk menghasilkan rencana yang sebaik baiknya
  2. Perencanaan hendaknya berangkat dari tujuan umum. Tujuan umum itu dirinci menjadi khusus, kemudian bila masih bisa dirinci menjadi tujuan khusus, itu dirinci menjadi lebih rinci lagi. Adanya rumusan tujuan umum dan tujuan tujuan khusus yang terinci akan menyebabkan berbagai unsur dalam perencanaan memiliki relevansi yang tinggi dengan tujuan yang akan dicapai.
  3. Perencanaan hendaknya realistis. Perencanaan hendaknya disesuaikan dengan Sumber daya dan dana yang tersedia. Dalam hal sumber daya, hendaknya dipertimbangkan kuantitas maupun kualitas manusia dan perangkat penunjangnya. Perencanaan sebaiknya tidak mengacu pada sumber daya dan yang diperkirakan akan dapat disediakan, melainkan pada sumber daya dan dana yang nyata nyata ada.
  4. Perencanaan hendaknya mempertimbangkan kondisi sosio budaya masyarakat, baik yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan rencana nanti. Kondisi sosio budaya tersebut misalnya sistem nilai, adat istiadat, keyakinan, serta cita cita. Terhadap kondisi sosio budaya ymg mendukung pelaksanaan rencana, hendaknya telah direncanakan cara memanfaatkan secara maksimal faktor pendukung itu. Sedangkan terhadap kondisi sosio budaya yang menghambat, hendaknyta telah direncanakan cara untuk mengantisipasinya dan menekannya menjadi sekecil-kecilnya.
  5. Perencanaan hendaknya fleksibel. Meskipun berbagai hal yang terkait dengan pelaksanaan rencana telah dipertimbangkan sebaik-baiknya, masih mungkin terjadi hal-hal di luar perhitungan perencana ketika rancana itu dilaksanakan. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan, hendaknya disediakan ruang gerak bagi kemungkinan penyimpangan dari rencana sebagai antisipasi terhadap hal-hal yang terjadi di luar perhitungan perencana.
  1. Manajemen
Manajemen menurut George R, Terry merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Directing)dan pengendalian (Controling), yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.[6]
Perencanaan merupakan fungsi pertama yang fundamental dalam proses manajemen. Lancarnya fungsi-fungsi lainnya banyak bergantung pada perencanaan. Perencanaan bukan saja diperlukan untuk memulai pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya, seperti penggorganisasian, pengarahan, pengendalian dan lain-lain, tetapi juga diperlukan bagi setiap fungsi tersebut.
Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing fungsi manajemen POLC :[7]
  1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
  1. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
  1. Fungsi Pengarahan (Directing)
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
  1. Fungsi Pengendalian (Controling)
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
  1. Proyek
Proyek adalah serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dengan jelas dalam periode waktu dan anggaran yang telah ditentukan. Jadi proyek adalah kegiatan sementara yang membutuhkan sumber daya, mengeluarkan biaya dan menghasilkan sesuatu dalam jangka waktu tertentu, untuk mencapai tujuan yang spesifik. Proyek bisa mempunyai bentuk, ukuran, jangka waktu, dan kompleksitas yang bervariasi.
Proyek TIK biasanya dilakukan untuk mengatasi kesenjangan sistem yang berakibat pada proses pendidikan yang tidak efektif dan tidak efisien. Proyek TIK memerlukan proses dan metodologi yang didukung oleh TIK. Proyek juga dapat menentukan bagaimana mencapai hasil/keluaran proyek dan menentukan kebutuhan, seperti orang, sumber daya (peralatan)
  1. Waktu
Waktu adalah durasi dan waktu perkiraan penyelesaian pekerjaan. Pengaturan waktu digunakan untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu diselesaikan agar sebuah pekerjaan dapat dinyatakan selesai sepenuhnya.
Strategi pencapaian untuk mencapai harapan tercapainya TIK di sekolah dan profil sumber daya yang menguasai TIK meliputi waktu yang dibutuhkan berupa target pencapaian baik jangka pendek (Jangka waktu 1 tahun atau kurang) dan jangka panjang (Jangka waktu 5 tahun atau lebih).
  1. Pengajar
Seorang pengajar bertanggung jawab terhadap pelajaran-pelajaran yang berbeda dengan mengkonsentrasikan pada pengembangan keterampilan-keterampilan TIK dan transmisi pengetahuan.
Pengajar perlu mengembangkan melek TIK mereka, mempelajari bagaimana menerapkan TIK kepada sekumpulan tugas personal dan profesional. Penekanannya adalah pada pelatihan dalam serangkaian alat-alat dan aplikasi-aplikasi, dan meningkatkan kesadaran mereka tentang peluang-peluang menerapkan TIK kepada pengajaran mereka dimasa datang.[8]
  1. Integrasi dengan Kurikulum
Integrasi adalah koordinasi rencana untuk menyusun dokumen yang konsisten dan koheren. Dalam hal ini TIK terkait dengan kurikulum terutama sebagai dasar dalam perumusan tujuan pemenuhan bahan pembelajaran, strategi pembelajaran dan evaluasi. TIK pada dasarnya sebagai alat untuk membantu (support) pencapaian target kurikulum. Dalam hal ini TIK berfungsi sebagai tambahan (suplement), pelengkap (complement), pengayaan (enrichment), dan pengganti (substitution) sistem pembelajaran tradisional sebagaimana digariskan dalam kurikulum
  1. Pembelajaran yang professional
TIK menuntut pola pembelajaran modern, pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sehingga pembelajaran ini lebih mengaktifkan peserta didik, dan terpusat pada kebutuhan, minat  (Learning by interest), bakat dan kemampuan peserta didik dan menggunakan berbagai learning resources, sehingga pembelajaran akan sangat bermakna (meaningful). Aspek-aspek tersebut merupakan pola dasar pembelajaran untuk diaplikasikan dalam pembelajaran berbasis TIK.
  1. Aspek Pembiayaan
Hal ini menjadi fokus perencanaan yang mempertimbangkan : perolehan sumber pendanaan, pola pengelolaan dana yang diperoleh, responsibility, accountability, dan sustainability dana untuk kesinambungan dan keberlanjutan program TIK. Hal ini mengingat aplikasi TIK sarat dengan kebutuhan dana untuk pengadaan fasilitas, pengelolaan program, dan pemeliharaan fasilitas.
Dalam perencanaan aspek pendanaan diperlukan kejelasan sumber (clarity of budget resources) sehingga tidak menjadi permasalahan pada saat realisasi program.
  1. Evaluasi
Evaluasi mencakup penilaian terhadap keseluruhan terhadap sistem sekolah. Pengembangan terhadap satu aspek seharusnya juga menciptakan pengembangan terhadap aspek lainnya.
Evaluasi seharusnya memberikan kemungkinan bagi sebuah sistem untuk menentukan apakah hasil-hasilnya telah terpenuhi, dan kemudian meninjau dan merevisi berdasarkan hal itu. Alokasi-alokasi anggaran, kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur TIK seharusnya bersesuaian dengan visi, filsafat-filsafat pengajaran dan pilihan-pilihan kurikulum.[9]
5. MANAJEMEN KELAS BERBASIS TIK
Leli Siti Solihat, STIT At-Taqwa
A. Pengertian
  1. manajemen adalah ilmu yang mempelajari dan meneliti upaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien dengan bantuan sejumlah sumber.
  2. Kelas, adalah tempat yang dihuni oleh sejumlah siswa dan guru dalam waktu yang sama untuk proses belajar.
  3. Teknologi informasi dan komunikasi, adalah rekayasa manusia untuk memecahkan masalah secara efektif dan efisien
Jadi yang dimaksud dengan manajemen kelas berbasis teknologi informasi dan komunikasi  adalah upaya manusia untuk merencanakan pembelajaran melalui rekayasa manusia untuk merencanakan pembelajaran melalui rekayasa manusia untuk memecahkan masalah secara efektif dan efisien.
B. Konsep pengelolaan kelas
Sebuah kelas bukan sekedar ruang fisik tempat proses belajar mengajar dilaksanakan namun juga didalamnya terdapat peserta didik, pengajar, dan interaksi antara peserta diidk dan pengajar, (Bennete, Neville, dan McNamara, 1979), sedangkan Oldcom (1988)menyatakan bahwa pengelolaan dimaksudkan untuk menjadikan sesuatu itu berjalan lancar sehingga dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Sebagaimana telah digariskan dalam kurikulum bahwa TIK menuntut pembelajaran modern dan menggantikan pembelajaran tradisional. Dimana konsep kelas yang bersifat tradisional dibatasai oleh ruang dan waktu, maka dengan berkembangnya TIK yang dapat menghantarkan dunia maya menjadi dunia nyata berada dihadapan kita membuat konsep kelas menjadi tidak dibatasi ruang dan waktu.
6. TIK DAN SUMBER BELAJAR
Riena K Purnamasari, STIT At-Taqwa
A. Pengertian  TIK dan Sumber Belajar
  1. TIK (Teknologi Inforrnasi dan Komunikasi) jika dilihat dari susunanya terdiri dari kata teknologi dan informasi. Oleh karena itu teknologi informasi merupakan hasil rekayasa manusia terhadap penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima, sehingga pengiriman informasi tersebut akan
  • Lebih cepat
  • Lebih luas sebarannya, dan
  • Lebih lama penyimpanannya
  1. Menurut Eric Deeson, Harper Collins Publishers, Dictionary of Information Technology Glasgow,UK,1991 electric and electronic (and microelektronic) means”
Here handling includes transfer. Processing, storage and acces, IT special concern being the use of hardware and software for these task for the benefit of individual people and society as a whole”
Dari penjelasan di atas : kebutuhan manusia didalam mengambil dan memindahkan , mengolah dan memproses informasi dalam konteks sosial yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan. Bagaimana implikasinya agar dapat menguntungkan secara individual dan masyarakat secara keseluruhan tidak didifinisikan secara lebih khusus.
Pengertian Sumber Belajar.
  1. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan dan diperlukan untuk membantu pengajar maupun peserta didik dalam proses pembelajaran, yang berupa buku teks, media cetak, media elektronik, nara sumber, lingkungan alam sekitar dan sebagainya.[10]
  2. Sumber Belajar berupa bahan belajar adalah rujukan, referensi, atau literature yang digunakan baik untuk menyusun silabus maupun buku yang akan digunakan oleh pengajar dalam mengajar, sehingga ketika menyusun silabus akan terhindar dari kesalahan konsep[11].
  3. Sudirman N, (1991)[12] sumber belajar adalah sebagai berikut:
  • Manusia
  • Bahan (materials)
  • Lingkungan (setting)
  • Alat dan perlengkapan (tool and equipment)
  • Aktifitas (avtivities)
  1. Wina Sanjaya[13] sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar, proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.
B. Fungsi Sumber Belajar
Mengajar bukanlah menyelesaikan penyajian suatu buku, melainkan membantu peserta didik mencapai kompetensi. Karena itu hendaknya pengajar menggunakan sebanyak mungkin sumber bahan pelajaran, karena sumber belajar memiliki beberapa fungsi yaitu [14]:
  1. pengembangan bahan ajar secara ilmiah dan objektif
  2. membantu pengajar dalam mengefisienkan waktu pembelajaran dan menghasilkan pembelajaran yang efektif
  3. mendukung terlsaksananya program pembelajaran yang sistematis
  4. meringankan tugas pengajar dalam menyajikan informasi atau materi pembelajaran, sehingga pengajar dapat lebih banyak memberikan dorongan dan motivasi belajar kepada peserta didik.
  5. Meningkatkan keberhasilan pembelajaran, karena peserta didik dapat belajar lebih cepat dan menunjang penguasaan materi pembelajaran.
  6. Mempermudah peserta didik untuk mendapatkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sehingga peran pengajar tidak dominan dan menciptakan kondisi atau lingkungan belajar yang memungkinkan siswa belajar.
  7. Peserta didik belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, bakat, dan minatnya,
  8. Memberikan informasi atau pengetahuan yang lebih luas tidak terbatas ruang, waktu, dan keterbatasan indera. .
Jenis dan Klasifikasi Sumber Belajar
Pengklasifikasian sumber belajar (learning resources), termasuk didalamnya sumber belajar  pada pembelajaran berbasis TIK terdapat beberapa versi, diantaranya,[15]
  1. ada yang mengklasifikasikan sumber belajar menjadi empat kategori yaitu, bahan belajar,  peralatan dan fasilitas, orang dan lingkungan.
  2. Ada mengklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu sumber belajar manusia (human resourses), dan sumber belajar bukan manusia (non human resources)
  3. Klasifikasi berdasarkan pengadaannya,learning resources by design yaitu sumber belajar yang direncanakan pembelajaran, dirancang dan dibuat sendiri oleh pengajar. Learning resources by utilization, yaitu sumber belajar yang tidak dirancang dan tidak dibuat sendiri tetapi sudah ada hanya tinggal menggunakan  atau memanfaatkannya, seperti tokoh masyarakat, pasar, toko dan sebagainya.
Pengklasifikasian sumber belajar termasuk didalamnya sumber belajar pada pembelajaran berbasis TIK, yang lain yaitu:
  1. 1. Pesan (message)[16]
Pesan merupakan sumber belajar berupa perangkat lunak (software),seperti fakta,data/ide, atau informasi. Perangkat lunak ini disampaikan oleh pengajar kepada peserta didik yang akan menerimanya. Perangkat lunak ini bisa disajikan melalui hardware. Sumber belajar itu untuk menjawab pertanyaan apa yang disampaikan yaitu, pesan. Proses pembelajaran yang melibatkan sumber belajar memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi langsung menerima informasi yang berupa pesan tersebut.
  1. Manusia (people)[17]
Semua orang pada dasarnya dapat berperan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat dibagi dua kelompok, pertama kelompok orang yang didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang didik secara professional untuk mengajar, seperti guru, konselor, instruktur, widyaiswara. Termasuk kepala sekolah, laboran, teknisi sumber belajar, pustakawan dan lain lain. Kelompok yang kedua adalah orang yang memiliki profesi selain tenaga yang berada dilingkungan pendidikan dan profesinya tidak terbatas. Misalnya polotisi, tenaga kesehatan, pertanian, arsitek, psikolog, lawyer, polisi, penguasaha dan lain -lain.
  1. 3. Teknik (technic)[18]
Teknik yaitu kegiatan atau aktivitas menyampaikan pesan belajar. Misalnya peserta didik mempelajari cara mengoprasikan komputer dengan teknik belajar mandiri. Sumber belajar itu untuk menjawab pertanyaan  dengan cara bagaimana pesan itu disampaikan, yaitu teknik. Proses pembelajaran yang melibatkan sumber belajar memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi langsung menerima informasi melalui teknik tertentu.
  1. 4. Bahan (materials)
Bahan yang dimaksud disni adalah bahan-bahan yang mengandung pesan belajar yang dapat dipelajari. Ini meliputi bahan tercetak seperti buku, majalah, surat kabar, dan sebagainya, serta bahan bahan yang tidak tercetak, yaitu bahan elektronik seperti televise radio, atau komputer. Sumber belajar itu untuk menjawab dengan apa pesan itu disampaikan yaitu bahan. Proses pembelajaran yang melibatkan sumber belajar memungkinkan peserta didik untuk untuk berinteraksi langsung menerima informasi melalui bahan.
  1. 5. Alat /perlengkapan (tool/Equipment)
Alat /perlengkapan (tool/Equipment) atau perangkat keras/hardware sebagai media untuk menyajikan perangkat lunak/software, misalnya Infocus untuk menampilkan materi atau program yang terdapat pada video, televise, komputer, dan sebagainya. Sumber belajar itu unruk menjawab pertanyaan dengan apa pesan itu disampaikan, yaitu alat. Proses pembelajaran yang melibatkan sumber belajar memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi langsung menerima informasi menggunakan berbagai alat yang menunjang.
  1. 6. Lingkungan (setting)
Lingkungan seperti gunung, sawah, hutan, kota, desa dan suasana-susasana tertetnu yang bisa dikaitkan dengan kebutuhan untuk menjelaskan pelajaran tertentu oleh pendidikan, maka lingkungan tersebut bisa dikatakan sebagai Sumber Belajar. Namun karena pergeseran dan perekembangan jaman, hasil pemikir atau teknologi semakin banyak dan mencoba memodifikasi lingkungan-lingkungan tersebut ada yang nyata maupun buatan, ada yang dibentuk dalam sebuah model lingkungan tertentu, gambar lingkungan tertentu, foto-foto lingkungan tertentu, bahkan menunjukkannya dalam visual audio seperti dalam televisi, komputer dan sebagainya. Bentuk-bentuk pengkondisian sebuah llingkungan yang dilakukan oleh seorang pendidik tentunya untuk kepentingan pembelajaran. Dan karena ada pengaruh dari hasil Teknologi Informasi dan Komunikasi maka Sumber Belajar yang diciptakan (buatan) atau didesain ini sudah barang tentu termasuk ke dalam Sumber Belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
D. Digital Library (DL)
TIK dewasa ini memunculkan sumber belajar yang dapat membantu proses pembelajaran yaitu, Digital Library (DL) yang bermanfaat sebagai sistem pendukung yang menyediakan materi pembelajaran. Peserta didik melakukan pencarian sumber belajar dengan digital library sebagai modal untuk membentuk pengetahuan baru.
Berdasarkan kesepakatan Dlib Working Group on Digital Library Metrics di Stanford University, mendefinisikan “Digital Library is the collection of services and the collection of information objects that support users in dealing with information objects and the organization and presentation of those objects available directly or indirectly via electronic digital means” Digital Library adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan pelayanan untuk mengakses koleksi informasi secara langsung atau tidak langsung melalui alat elektronik atau dalam format digital.
Perpustakaan Digital adalah sebuah sistem yang memiliki layanan dan obyek informasi  yang mendukung akses obyek informasi tersebut melalui perangkat digital. Layanana ini diharapkan dapat mempermudah pencarian informasi didalam koleksi obyektif informasi seperti dokumen, gambar,  database dalam format digital dengan cepat, tepat, dan akurat.
Fungsi digital Library  dapat dilihat dari tiga sudut pandang , yaitu:[19]
1. Tujuan Rancangan
DL (Digital Library dirancang sebagai sistem untuk mengelola koleksi informasi berbentuk digital serta menyediakan layanan untuk mengakses koleksi tersebut. Dalam hal ini, koleksi digital ini disebut sebagai sumber primer (primary resource). Selain itu konsep digital library tidak eksplisit ditujukan sebagai alat pendukung proses belajar.
2. Fungsinya dalam Proses Pembelajaran
Dilihat dari konteks belajar, digital library menjadi sistem yang berfungsi untuk menyediakan sumber belajar, seperti dokumen tekstual, video, audio, dan gambar. Dengan demikian, digital library berperan dalam proses knowledge creation. Beberapa  digital library juga sudah mengakomodasi knowledge sharing di mana pengguna dapat menyumbangkan artikel sehingga dapat dipelajari oleh orang lain, contohnya ilmu komputer.
3. Layanan yang Disediakan
Digital library mengakomodasi aliran pengetahuan secara menyeluruh. Sebagai kompensasinya, digital library perlu menyediakan layanan. Layanan digital library juga harus dapat menjadi solusi bagi masalah yang umumnya dihadapi peserta didik dalam proses belajar, misalnya kesulitan dalam mencari sumber belajar, kebutuhan untuk menyimpan catatan hasil belajar, dan sebagainya.
E. Media Pembelajaran berbasis TIK
Media berasal dari kata medium, yang artinya perantara atau pengantar.  Media Pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara sampainya pesan belajar (message learning) dari sumber pesan (message resources) kepada penerima pesan (message recieve), sehingga terjadi interaksi belajar mengajar.[20]
Di dalam memilih media pembelajaran diawali dengan merencanakan atau persiapan penentuan media pembelajaran baik perangkat lunak atau perangkat keras yang akan digunakan. Perencanaan dan persiapan ini berkaitan dengan bahan, waktu, tenaga, pikiran/ide, biaya, pemikiran dan sebagainya.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan media pembelajaran berbasis TIK, yaitu[21]
  1. Mempelajari kurikulum untuk mengetahui dan mengidentifikasi kemampuan yang harus dicapai peserta didik setelah memepelajari materi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
  2. Menganalisis kurikulum.
  3. Merumuskan tujuan pembelajaran
  4. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai ditentukan terlebih dahulu, menentukan media pembelajaran yang paling tepat sesuai tujuan pembelajaran tersebut.
  5. Mengklasifikasikan tujuan pembelajaran berdasarkan domain yaitu, kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga akan memudahkan menentukan media pembelajaran yang tepat dengan domain tersebut.
  6. Memepertimbangkan berdsarkan nilai kegunaan media pembelajaran yang digunakan.
  7. Setiap media pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan, oleh karena itu pemilihan media pembelajaran hendaknya bervariasi, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian, minat, aktivitas dan kratifitas siswa.
Aspek -aspek  yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, yaitu:
  1. Media pembelajaran yang digunakan harus mendukung tujuan pembelajaran, misalnya tujuan pembelajaran adalah peserta didik diharapkan terampil menggunakan komputer, media pembelajarannya adalah computer secara nyata yang dapat digunakan oleh siswa.
  2. Metode Pembelajaran
Media pembelajaran dipilih untuk menunjang proses pembelajaran harus sesuai dengan metode pembelajaran. Misalnya metode yang tepat yang dapat digunakan ketika mempelajari computer adalah dengan praktik langsung, bukan dengan metode ceramah atau yang lainnya.
  1. Jumlah peserta didik
  2. Karakteristik peserta didik
  3. Waktu yang tersedia untuk pembelajaran
  4. Biaya yang digunakan untuk pembelajaran
  5. Kemampuan pengajar menggunakan media pembelajaran
  6. Tempat berlangsungnya pembelajaran.
F. Media Pembelajaran berbasis Komputer (Computer based Media).
Perkembangan TIK berpengaruh terhadap perkembangan media pembelajaran, dengan dikembangkannya media pembelajaran yang berbasis komputer (Computer based Media). Media komputer merupakan media yang menarik, bahkan atraktif dan interaktif. Komputer digunakan untuk menyimpan, memproses, memepersembahakan data dan informasi. Hal yang perlu dipertimbangkan agar isi pesan dalam suatu program computer dapat dipahami oleh peserta didik, antara lain :
  1. diberikan informasi tentang ide yang ada dibalik program.
  2. penjelasan mengenai kata-kata asing dan informasi tentang efek khusus seperti pencahayaan dan besar kecilnya sudut kamera
  3. Menciptakan situasi diskusi menyangkut pengalaman tiap peserta didik yang diterima dari program televisi dan isi pesan.
Pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran sesungguhnya dapat berlangsung dari dalam keluarga, karena komputer  untuk sebagaian orang pada jaman sekarang sudah bagian kebutuhan dari suatu keluarga. Keluarga dapat mendampingi dan membimbing peserta didik saat menggunakannya, pada kenyataannya masa sekarang, peserta didik banyak memiliki kesempatan lebih untuk menggunakan computer tanpa bimbingan dari keluarga.
Beberapa hal yang perlu disiapkan dalam pembelajaran menggunakan komputer antara lain dari sisi peserta didik :[22]
  1. Pelajari software terlebih dahulu
  2. Kalau memungkinkan setiap peserta satu komputer
  3. Gunakan infocus atau LCD projector untuk penjelasan
  4. Amati kerja peserta satu persatu
  5. Jelaskan prosedur pengoprasian dengan bahasa sederhana.
Sedangkan dari sisi pengajar antara lain:
  1. Pengajar sebaiknya harus sudah dapat mengoprasikan LCD projector dan computer
  2. Cantumkan poin poin penting saja dalam power point
  3. Gunakan warna warna yang menarik
  4. Gunakan animasi secukupnya agar tidak mengganggu
  5. Kalau bisa sebaiknya dihindari suara yang muncul dari animasi, karena akan mengganggu pembicaraan fasilitator
  6. Gunakan animasi gambar
  7. Gunakan foto –foto secukupnya
  8. Bila memungkinkan gunakan film pendek
  9. Segera di-minimize-kan apabila power point tidak digunakan
  10. Prinsip satu slide satu menit
  11. Jangan terlalu banyak slide setiap sesi, maksimal 20 slide

7. PEMANFAATAN INTERNET DALAM PEMBELAJARAN
Mihzam Farid,STIT At-Taqwa
A. Definisi
Secara umum Internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan berbagai mesin computer dan jaringan jarinagn computer diseluruh dunia. Mesin computer tersebut dapat berupa server, PC, handphone, PDA, dan lain-lain.
B. Pemanfaatan Internet sebagai Media Pembelajaran
Perkembangan teknologi informasi saat ini telah menjalar dan memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia. Teknolgi informasi saat ini memainkan peran yang besar didalam kegiatan bisnis, perubahan sturktur organisasi, dan mannajemen organisasi. Dilain pihak, teknologi informasi juga memberikan peranan yang besar dalam pengembangan keilmuan dan menjadi sarana utama dalam suatu institusi akademik. Mengutip apa yang dikatakan kadir (2003), secara garis besar, teknologi informasi memiliki peranan : 1) dapat menggantikan peran manusia, dalam hal ini dapat melakukan otomasi terhadap tugas atau proses; 2) memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas dan proses; 3) berperan dalam restrukturissi terhadap peran manusia, dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap kumpulan tugas dan proses. Berdasarkan pemahaman diatas, maka kehadiran teknologi informasi telah memberikan kekuatan dan merupakan potensi besar jikalau dimanfaatkan dengan baik.
C. Keuntungan dan Kerugian Internet
Berdasarkan paparan diatas, terlihat bagi kita bahwa teknologi iformasi, khususnya internet memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap dimensi pendidikan. Internet memberikan kontribusi yang sangat besar didalam membantu setiap dimensi yang ada untuk selalu mendapatkan informasi yang up to date. Jaringan internet merupakan salah satu jenis jaringan yang popular dimanfaatkan, karena internet merupakan teknologi informasi yang mampu menghubungan komputer di seluruh dunia, sehingga memungkinkan informasi dari berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dipakai secara bersama-sama. Demikian juga dalam dunia pendidikan, berkat adanya jaringan internet, maka dapat membantu setiap penyedia jasa pendidikan untuk selalu mendapat informasi-informasi yang terkini dan sesuai dengan kebutuhan.
Pemanfaatan internet pada saat ini masih berada pada level perguruan tinggi, dan itupun belum merata. Sedangkan pada level SD sampai dengan SMU/SMK, pemanfaatan internet masih sangat minim dan terbatas pada daerah perkotaan yang sudah memiliki jaringan atau koneksi internet. Dilain pihak dalam dunia pendidikan, diperhadapkan pada kendala bahwa metode pembelajaran konvensional yang diterapkan saat ini sudah tidak memenuhi kebutuhan dunia pendidikan yang ada.

8. E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN.
M Hasan Basri, STIT At-Taqwa
A. Pengertian E-Learning
Menurut Thomson, Ganxglass, dan simon (dalam Siahaan, 2004), E-Learning merupakan suatu pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika. Munir berpendapat bahwa E-Learning memiliki pengertian yang sangat luas. Terminologi e-learning cukup banyak dikemukakan dalam berbagai sudut pandang, namun pada dasarnya mengarah pada pengertian yang sama. Huruf pada e- learning beraarti elektronik yang kerap disepadankan dengan kata virtual (maya)atau distance (jarak). Dari hal ini kemudian muncul istilah virtual learning (pembelajaran di dunia maya)atau distance learning (pembelajaran jarak jauh). Kata Learning sering diartikan dengan belajar pendidikan (education) atau pelatihan (training). Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronik. Dalam pelaksanaanya, e-learning menggunakan jasa audio, video, perangkat computer, atau kombinasi dari ketiganya. E- Learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan). Dengan E-Learning, belajar bisa dilakukan kapan saja dan dengan kecepatan akses apapun. Proses pembelajaran berlangsung efisien dan efektif.
B. Fungsi E-Learning (Pembelajaran elektronik)
Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik, (Siahaan, 2004)
  1. Suplemen (tambahan), berfungsi sebagai suplemen maksudnya adalah apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya oprasional, peserta didik yang memanfaatkan tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
  2. Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik didalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial.
  3. Subtitusi (pengganti), apabila e-learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada 3 alternatif yang dapat dipilih, yakni: 1). Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), 2). Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, 3) sepenuhnya melalui internet.
D. Manfaat e-learning
  1. Pembelajaran dari mana dan kapan saja
  2. Bertambahnya interaksi antara peserta didik dengan guru atau instruktur
  3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas
  4. Mempermudah pemyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
  5. Bagi siswa manfaatnya adalah dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi.
  6. Bagi pengajar,kegiatan e-learning manfaat yang diperoleh antara lain akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun mode pengajaran
E. Kelebihan E-Learning
  1. a. Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi peserta didik karena kemampuannya dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman pemahaman terhadap materi akan lebih bermakna, mudah dipahami, mudah diingat.
  2. b. Dapat memperbaiki tingkat pemahaman dan daya ingat seseorang terhadap ilmu pengetahuan yang disampaikan
  3. c. Adanya kerjasama dalam komunitas on-line
  4. d. Administrasi dan pengurusan terpusat
  5. e. Menghemat dan mengurangi biaya pendidikan
  6. f. Pembelajaran denga dukungan teknologi internet membuat pusat perhatian dalam pembelajaran tertuju pada peserta didik.
F.Aplikasi TIK untuk E-Learning
Menurut Munir, sumber pembelajaran berbasisi TIK ini dapat terakses oleh masyarakat banyak dan memberikan nilai yang berarti. Aplikasi TIk untuk e-learning dapat berupa situs pewmbelajaran, e-mail dan silabus on line
9. HYPERTEXT DALAM PEMBELAJARAN
Hendra Mulyana, STIT At-Taqwa
Pengertian Hiperteks
Hiperteks menurut pengertian Nelson (Blanchard, 1990) adalah menyampaikan informasi dengan cara yang tidak berurutan dan tidak tradisional. Melalui hiperteks, pengguna bisa mencari informasi yang di perlukan dan mengkuti apa yang di kehendakinya tanpa mengikuti urutan tertentu. Pengguna bisa terus maju kepada suatu bidang atau masalah yang akan di kehendakinya.
Peranan hiperteks dalam perkembangan teknologi informasi sangat besar karena konsep hiperteks memberikan kemudahan kepada pembangunan sumber informasi dalam menciptakan struktur informasi secara acak (non sequentially). Dalam konsep hiperteks ada tiga unsur yang mesti di perhatikan, yaitu : node, link, dan basis data. Ketiga-tiga unsur tersebut satu sama lain saling berkaitan dan membentuk suatu system.
  1. Nod (node)
Nod bermakna satu dokumen dalam pangkalan data hiperteks.
  1. Link
Link adalah semacam penghubung antara satu nod dengan nod yang lain.
  1. Basis Data
A. Sejarah Hiperteks
Istilah hiperteks pertama  kali dikemukakan oleh Ted Nelson pada tahun 1960-an (Carter, 1997; Jonassen, 1991 dalam Altun, 2000) sebagai suatu bentuk teks elektornik. Ia menjelaskan, hiperteks adalah teks-teks tertulis non- sekuensial yang memiliki percabangan dan  menyediakan pembaca berbagai pilihan, sebagai bacaan yang menarik pada layar interaktif. Dalam hiperteks ini berbagai potongan (chunk) teks dihubungkan secara seri oleh links sehingga pembaca dapat menyusuri berbagai lintasan yang diinginkannya. Potongan-potongan teks ini disebut dengan nodes (simpul) (Miall, 1997). Berbeda dengan buku teks, hiperteks dapat disajikan dengan menggabung- kannya dengan berbagai media lain seperti vidioklip, animasi, suara, gambar dan grafik. Karena sifatnya inilah kadang kala hiperteks juga disebut hipermedia atau multimedia, walaupun beberapa ahli membedakannya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari hiperteks adalah bersifat non-sekuensial (non- linier), ditampilkan dalam media elektronik, bisa digabungkan dengan berbagai media (multimedia), dan interaktif terhadap pembaca.
B. System Desain Pembelajaran dan Sistem Desain Hiperteks
Model desain system intruksional, sebagaimana di kemukakan oleh Dick & Carry, menyajikan langkah-langkah yang jika diikuti akan membimbing kita pada penciptaan suatu material intruksional yang efektif. Model ini tidak begitu memperdulikan keadaaan perorangan individu dengan keberagaman pengetahuan dan motivasinya. Mereka semua dianggap memikiki suatu dasar yang kurang lebih sama, baik dalam pengalaman maupun dalam pengetahuan yang dimikiki. Lebih jauh lagi, tujuannya bukanlah pembelajar bisa mengetahui “x” atau memahami “y”, melainkan pembelajar bisa melakukan “z”. semua hasil yang diharapkan bisa di jelaskan dengan terminology behavior. Hal ini membuat evaluasi menjadi relative sederhana. Keadaan ini sangat memadai jika pemahaman bersifat procedural dan bisa digambarkan secara sederhana. Tapi jika pengetahuan bersal dari domain yang kompleks,  berkenaan dengan pengetahuan yang sifatnya deklaratif, membutuhkan pemikiran dan pemahaman yang tinggi, maka model instruksional seperti ini menjadi tidak efektif.
Lebih jauh, Erevna menjelaskan langkah-langkah standar yang diperlukan dalam penyusunan model desain tradisional sebagi berikut :
  • Identifikasikan tujuan intruksional untuk masing-masing modul dalam terminologi behavior, yang dapat dilakukan oleh pembelajar setelah selesai mengikuti intruksi
  • Breakdown kemampuan behavior kedalam tingkat kemampuan yang lebih detail
  • Periksa hirarki yang sudah di tentukan, dan tentukan kemampuan dasar minimum yang diharapkan sebelum pembelajar mengikuti intruksi
  • Performance objektif
  • Buat test item berdasarkan performance objektif
  • Kembangkan intruksi actual
D. Hiperteks dan Peranannya Dalam Proses Pembelajaran
Spiro (1994) menjelaskan bahwa sistem hiperteks bisa dibuat dengan berbagai cara, namun cukup alasan untuk meyakini bahwa sebagian besar cara-cara tersebut tidak akan membuahkan hasil belajar yang baik. Ini disebabkan hiperteks tersebut dapat saja membuat pelajar menjadi bingung. Pelajar mendapatkan banyak informasi, namun bukan pengetahuan karena struktur dalam informasi terabaikan akibat navigasi yang kurang terarah. Oleh karena itu yang dibutuhkan adalah system hiperteks yang terjangkau

10. MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Karia Kurniawan, STIT At-Taqwa
A. Pengertian Multimedia dalam Pembelajaran
Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (bahasa latin) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary(1991), juga diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi (Rachmat dan Alphone,2005:1)
Beberapa pengertian multimedia menurut para ahli sebagai berikut:
  1. Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara musik), animasi, video teks, grafik dan gambar (Turban dan kawan-kawan)
  2. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video (Robin dan Linda 2001).
  3. Multimedia adalah pemanfaatan computer untuk membuat dan menggambungkan teks, grafik audio, video dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai  berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi (Hofstetter 2001)
  4. Multimedia sebagai perpaduan antara teks-teks, grafik, sound, animasi, dan video untuk menyampaikan pesan kepada public (Wahono, 2007:2)
  5. Multimedia adalah suatu system computer yang terdiri dari hardware, dan software yang memberikan kemudahan untuk menggabungkan gambar, video, fotografi, grafik dan animasi dengan suara teks dan data yang dikendalikan dengan program komputer.
B. Karakteristik Multimedia
Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia harus memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti: tujuan, materi, strategi, dan juga evaluasi pembelajaran. Karakteristik multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut:
  1. memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan audio dan visual
  2. bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.
  3. Bersifat mandiri, dalam pengerrtian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
C. Format Multimedia Pembelajaran.
Format sajian multimedia pembelajaran dapat dikategorikan kedalam lima kelompok sebagai berikut:
  1. 1. Tutorial
Format sajian ini  merupakan multimedia pembelajaran yang dalam penyampaian materi dialakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru dan instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajukan dengan teks, gambar, baik diam atau bergerak dan grafik.
  1. 2. Drill dan practice
Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau mempertkuat penguasaan auatu konsep. Program menyediakan serangkaian soal pertanyaan yang biasanya ditampilkan secara acak, sehingga setiap kali digunakan maka soal atau pertanyaan yang tampil selalu berbeda.
  1. 3. Percobaan atau Eksperimen
Format ini  mirip dengan format simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum dilaboratorium IPA, Biologi atau Kimia. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan,  pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut.
  1. 4. Permainan
Permainan yang disajikan disini tetap mengacu pada proses pembelajaran dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktifitas belajar sambil bermain.
D. Keistimewaan Multimedia
  1. Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan umpan balik
  2. Multimedia memberikan kebebasan kepada pelajar dalam menentukan topik proses pembelajaran.
  3. Multimedia memberikan kemudahan control yang sistematis dalam proses pembelajaran
11.ETIKA PENGGUNAAN TIK DALAM PEMBELAJARAN
Aep Saepudin, STIT At-Taqwa
A. Pengertian Etika Dalam penggunaan TIK
Etika (ethic)bermakna sekumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan akhlak , tata cara (adat ,sopan santun)mengenai benar salah tentang hak dan kewajiban yang di anut oleh suatu golongan atau masyarakat .TIK dalam kontek yang lebih luas ,merangkum semua aspek yang berhubungan dengan mesin (computer dan telekomunikasi )dan teknik yang digumakan untuk menangkap ( mengumpulkan ), meyimpam, memanipulasi, menghantarkan dan menampilkan suatu bentuk informasi .komputer yang mengendalikan semua bentuk ide dan informasi memainkan peranan penting dalam pengumpulan , penrosesan , penyimpanan  dan penyebaran informasi suara, gambar, teks dan angka yang berasaskan mikroelektronik .teknologi informasi bermakna menggabungkan bidang teknologi seperti computer ,telekomunikasi dan elektronik dan bidang informasi seperti data , fakta dan proses .
Dengan demikian, etika TIK dapat di simpulkan sebagai sekumpulan azas atau nilai yang  berkenaan dengan ahklak , tata cara ( adat,sopan santun )nilai mengenai benar dan salah, hak dan kewajiban tentang TIK yang di anut oleh suatu golongan atau masyarakat dalam pendidikan . untuk menerapkan etika TIK, di perlukan terlebih dahulu mengenal dan memaknai prinsip yang terkandung di dalam TIK di antaranya adalah :
1.tujuan teknologi informasi :memberikan kepada manusi untuk menyelesaikan masalah , menghasilkan kreatifitas , membuat manusia lebih berkaria jika tanpa menggunakan teknologi informasi dan aktivitasnya.
2.Prinsip High –tech – high – touch :jangan memiliki ketergantungan terhadap teknologi tercanggih tetapi lebih penting adalah meninggkatkan kemampuan aspek “high touch “ yaitu “manusia” .
3.Sesuaikan tenologi informasi terhadap manusia : seharusnya teknologi informasi dapat mendukung segala aktivitas manusia yang harus menyesuaikan teknologi informasi .
B. Etika dalam penggunaan TIK
Dalam beberapa aspek , TIK ada kaitan erat dengan etika profesi, keterhubungan tersebut terutama dalam memahami dan menghormati budaya kerja yang ada, memahami profesi dan jabatan, memahami peraturan perusahaan dan organisasi , dan memhami hukum . Etika profesi yang juga harus di pahami adalah kode etik dalam bidang TIK , di manapun pengguna harus mampu memilih sebuah program ataupun software yang akan mereka gunakan apakh legal atau illegal, karena program atau sisten operasi apapun di gunakan selalu ada aturan penggunaan atau license agreement .
Terkait dengan bidang hukum , maka pengguna harus mengetahui undang – undang yang membahas tentang HAKI ( hak atas kekayaan intelektual )dan pasl – pasal yang membahas hal tersebut.Hukum Hakcipta Bertujuan melindungi hak pembuat dalm menistribusikan , menjual , atau membuat turunan dari karya tersebut . pelindungan yang di dapatkan oleh pembuat ( author ) pelindongan terhadap penjiplakan ( plagiat) oleh orang lain .hak cipta sering di asosiasikan sebagai jual beli lisensi , namu distribusi hak cipta tersebut tidak hanya dalam konteks jual beli , sebab bisa saja seorang pembuat karya membuat pernyataan bahwa hasil karyanya bebas si pakai dan di distribusikan dan redistribusi mengacu pada aturan open source.
C.Etika TIK dalam pendidikan
Dunia pendidikan tidak terlepas dari imbasnya etika dalam penggunaaan TIk arena dalam dunia pendidikan sebagai lembaga kedua terbesar dalam penggunaan aplikasiTIK  sesudah dunia bisnis dan hiburan. Oleh karena itu dalam buku ini akan dikemuakakan beberapa isu dalam etika penggunaan TIK dalam dunia pendidikan, yaitu:
Isu pertama: Dunia pendidikan sebagai sumber etika dan penjaga moral
Isu pokok etika dan moral dalam dunia pendidikan dititik beratkan karena fungsi dan tujuan pendidikan adalah untuk mengantarkan manusia menuju peradaban yang lebih baik dan maju. Peradaban informasi yang sekarang begitu esat   memerlukan sentuhan etika dan moral karena penyalahguanaan teknologi informasi akan mengakibatkan kerugian yang besar bahkan lebih besar dibandingkan kerugian materi. Dunia pendidikan harus member contoh yang baik dalam mendidik dan mensosialisasikan penggunaan hukum dan aturan yang telah ditetapkan serta menghormati  HAKI.
Dalam menghadapi akses informasi tantangn yang dihadapi dunia pendidikan perlu pandai menyaring (memfilter) agar mampu menjamin dan memdapatkan informasi yan berkualitas. Ada sebuah pemikiran bahwa sebuah penanggulangan dalam isu ini bahwa dunia pendidikan harus mengemas suatu etika dan moral dalam pembelajaran atau mata kuliah TIK. Bagaimana kurikulum dikembangkan agar pelajar atau mahasiswa dapat menyadari bahwa penggunaan TIK dapat memiliki etika danmoral  sehingga tidak terjadi penyalahgunaan TIK.
Isu kedua: Sumber daya manusia
Dunia pendidikan harus mampu melahirkan SDM yang memiliki kualitas berestetika professional dan malmiliki kemampuan yang handal dalam era informasi ini. Dalam bebebrapa seminar, kreteria SDM TIK adalah mempunyai kemahiran dalam merekayasa software: membangun menggunakan , menilai dan melaksanakan sisitem informasi atau dengan kata l.ain harusmemiliki kemapuan Hard Skill (penguasaan bahasa pemrograman penguasaan data bes/DBMS atau midlware dan pengetahuan jaringan) dan softskill (kepemimpinan atau, garis komunikasi metodologi pengembangan sisten dan kerjasama team).Isu ketiga:  Desain dan konten.  Dengan kemajuan TIK kita dapat menikmati informasi dengan cepat dan mudah. Desain dan konten dapat mempengaruhi pandangan kita dalam berbagai aktifitas. Oleh karena itu, desain dan konten informasi harus benar-benar diperhatikan sebab pengguna TIK sangat beragam dilihat dari usia, ras, jenis kelamin, agama, budaya dan lainnya.