Jumat, 02 Maret 2018

MAKALAH AL QUR’AN SUMBER AJARAN ISLAM


MAKALAH
AL QUR’AN SUMBER AJARAN ISLAM
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Agama Islam
Dosen :
Hadiawati Rahmi, S.Ag.


OLEH :
KELOMPOK 4
Andya Agisa                            [1610112220003]
Hamdiah                                  [1610112220009]
Mahrita                                   [1610112220013]
Rabiatul Adawiyah                 [1610112220020]
Rahmi Hidayat                        [1610112220021]
Wan Fatimah                          [1610112720004]


FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA & KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluargaNya, para sahabatNya, dan seluruh ummatNya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama Islam berjudul “Al Qur’an Sumber Ajaran Islam”.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada Ibu Hadiawati Rahmi, S.Ag. selaku dosen Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini pada kami. Kami memperoleh banyak manfaat setelah menyusun tugas ini.
Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
 Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.
Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa memberikan manfaat kepada pembaca.



Banjarmasin, 18 Sepetember 2016

Kelompok 4


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................ii
BAB 1
Pendahuluan
A.    Latar Belakang......................................................................1
B.     Rumusan Masalah................................................................2
C.     Tujuan Penulisan..................................................................2
D.    Manfaat................................................................................2
BAB 2
Pembahasan
A.    Pengertian Al-Qur’an............................................................3
B.     Kemukjizatan Al-Qur’an........................................................5
C.     Kandungan Al-Qur’an..........................................................10
D.    Al-Qur’an Sebagai Dasar Pengembangan IPTEK..................12
BAB 3
Penutup
A.    Kesimpulan .........................................................................20
B.     Saran....................................................................................20
C.     Penutup................................................................................21
Daftar Pustaka.....................................................................................22


BAB 1
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Sumber ajaran islam adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat yang apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata. Dengan demikian sumber ajaran islam ialah segala seuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman syariat islam.
Ajaran islam adalah pengembangan agama islam. Agama islam bersumber dari Al Qur’an yang memuat wahyu Allah dan al Hadisyang memuat Sunnah Rasulullah. Komponen utama agama islam atau unsur utama ajaran agama islam (akidah, syar’iah dan akhlak) dikembangkan dengan rakyu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk mengembangkannya.
Mempelajari agama islam merupakan fardu ‘ain, yakni kewajiban pribadi setiap muslim dan muslimah. Sedangkan mengkaji ajaran islam terutama yang dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat.
Allah telah menetapkan sumber ajaran Islam yang wajib diikuti setiap muslim. Ketetapan Allah itu terdapat dalam Surat An Nisa (4) ayat 59 yang artinya : “Hai orang-orang berima, taatilah (kehendak) Allah, taatilah (kehendak) Rasul-Nya, dan (kehendak) ulil amri diantara kamu ...”. menurut ayat tersebut setiap mukmin wajib mengikuti kehendak Allah, kehendak Rasul dan kehendak ‘penguasa’ atau ulil amri (kalangan) mereka sendiri. Kehendak Allah kini terekam dalam Al Qur’an, kehendak Rasul terhimpun sekarang dalam al Hadis, kehendak ‘penguasa’ (ulil amri) termaktum dalam kitab-kitab hasil karya orang yang memenuhi syarat karena mempunyai “kekuasaan” berupa ilmu pengetahuan.
Pada umumnya para ulama fiqih sependapat bahwa sumber utama hukum islam adalah Al Qur’an dan Hadist. Dalam sabda Rasulullah SAW “Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya kalian tidak akan tersesat selamanya, selam kalian berpegang pada keduanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku.” Dan disamping itu pula para ulama fiqih menjadikan ijtihad sebagai salah satu dasar hukum islam, setelah Al Qur’an dan Hadist.

Berijtihad adalah berusaha bersungguh-sungguh dengan mempergunakan seluruh kemampuan akal fikiran, pengetahuan dan pengalaman manusia yang memenuhi syarat untuk mengkaji dan memahami wahyu dan sunnah serta mengalirkan ajaran, termasuk ajaran mengenai hukum (fiqih) islam dari keduanya.
B.   RUMUSAN MASALAH

*     Apa pengertian Al Qur’an?
*     Apa saja kemukjizatan Al Qur’an?
*     Apa saja kandungan dari Al Qur’an?
*     Bagaimana Al Qur’an sebagai dasar pengembangan IPTEKS?

C.    TUJUAN PENULISAN

·        Tujuan Umum           : Sebagai media pembelajaran mahasiswa
·        Tujuan Khusus           :
-          Agar mahasiswa mengerti sumber ajaran islam
-          Agar mahasiswa mengetahui pengertian Al Qur’an
-          Agar mahasiswa mengetahui apa saja kemukjizatan Al Qur’an
-          Agar mahasiwa mengetahui apa saja kandungan Al Qur’an
-          Agar mahasiswa mengetahui bagaimana Al Qur’an sebagai dasar pengembangan IPTEKS


D.   MANFAAT

·        Sarana membaca
·        Media pembelajaran




BAB 2
PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN AL QUR’AN

1.     Pengertian Al Qur’an Secara Etimologi (Bahasa)
Ditinjau dari bahasa, Al Qur'an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a - yaqra'u - qur'anan yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Konsep pemakaian kata tersebut dapat dijumpai pada salah satu surah al Qur'an yaitu pada surat al Qiyamah ayat 17 - 18.
2.     Pengertian Al Qur’an Secara Terminologi (Istilah Islam)

Secara istilah, Al Qur'an diartikan sebagai kalam Allah SWT, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat, disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah swt sendiri dengan perantara malaikat Jibril dan mambaca al Qur'an dinilai ibadah kepada Allah SWT.
Al Qur'an adalah murni wahyu dari Allah swt, bukan dari hawa nafsu perkataan Nabi Muhammad saw. Al Qur'an memuat aturan-aturan kehidupan manusia di dunia. Al Qur'an merupakan petunjuk bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Di dalam al Qur'an terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Al Qur'an merupakan petunjuk yang dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang.







3.     Pengertian Al Qur’an Menurut Para Ahli

a.     Muhammad Ali ash-Shabuni
Al Qur'an adalah Firman Allah swt yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw penutup para nabi dan rasul dengan perantaraan malaikat Jibril as, ditulis pada mushaf-mushaf kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, membaca dan mempelajari al Qur'an adalah ibadah, dan al Qur'an dimulai dengan surat al Fatihah serta ditutup dengan surat an Nas. 

b.     Dr. Subhi as-Salih

Al Qur'an adalah kalam Allah swt merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.

 

c.      Syekh Muhammad Khudari Beik

Al Qur'an adalah firman Allah yang berbahasa arab diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk dipahami isinya, disampaikan kepada kita secara mutawatir ditulis dalam mushaf dimulai surat al Fatihah dan diakhiri dengan surat an Nas.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahawa al Qur'an adalah wahyu Allah swt. yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw dengan perantara malaikat jibril, disampaikan dengan jalan mutawatir kepada kita, ditulis dalam mushaf dan membacanya termasuk ibadah. Al Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw selama kurang lebih 22 tahun.



B.   KEMUKJIZATAN AL QUR’AN

 

a)     Pengertian Mukjizat Al Qur;an

Secara bahasa, mu’jizat juga berasal dari kata a’jaza yu’jizui’jazan, yang artinya melemahkan atau mengalahkan yaitu kejadian ajaib yang susah dijangkau oleh kemampuan akal manusia.

Sedangkan secara istilah, dapat didefinisikan oleh beberapa ulama yaitu:

 

a.      Manna al-Qathan, dalam tulisan Rosihan sebagai “suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan dan tidak akan dapat ditandingi dari definisi ini, mukjizat mengandung arti menantang dan mengalahkan orang-orang yang meragukan dan mengingkari sabda Tuhan. Tantangan ini tidak bisa ditandingi oleh siapapun, karena Allah berkehendak untuk memenangkan semua “pertempuran” sementara orang-orang ragu dan para pengingkar tersebut tidak mampu melawan Tuhan.

b.      Ali al-Shabuny, mendefinisikan mukjizat sebagai “ bukti yang datangnya dari Allah Swt. Yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya untuk memperkuat kebenaran misi kerasulan dan kenabiannya” Definisi ini menegaskan bahwa fungsi mukjizat memperkuat posisi nabi dan rasul, sehingga tidak seorang pun mampu menghancurkan posisi tersebut.

c.      Muhammad Bakar Ismali, mendefinisikan mu’jizat sebagai  “perkara luar biasa yang disertai-dan diikuti-dengan tantangan yang diberikan Allah swt. kepada nabi-nabi-Nya sebagai hujjah dan bukti yang kuat atas misi dan kebenaran terhadap apa yang diembannya, yang bersumber dari Allah Swt.[1]

d.      Muhammad Syahrurmendefinisikan mukjizat dengan membaginya menjadi dua jenis, yaitu (1) mukjizat yang diturunkan kepada para nabi sebelum nabi Muhammad dan (2) mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad. Menurut Syahrur, mukjizat yang diturunkan kepada para nabi sebelum nabi Muhammad adalah “percepatan kemajuan di bidang dunia indarwi (alam al-mahsus). Ia adalah fenomena alam yang melampui dunia rasion/nalar ketika mukjizat diturunkan. “sementra itu mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad adalah al-Quran yang memiliki karakter abadi dan sesuai dengan jaman dan tempat setiap pengetahuan dan ilmu manusia berkembang, maka kemukjizatan al Quran semakin jelas.



b)    Macam-macam Mukjizat

 

Menurut syahrur mukjizat dapat diklarifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

·        Mu’jizat Material Indrawi
Artinya Mukjizat yang tidak kekal, maksudnya mukjizat jenis ini hanya berlaku pada Nabi selain Nabi Muhammad Saw dan juga mukjizat ini juga berlaku untuk jaman tertentu, kapan mukjizat itu di turunkan. Oleh karena itu wajar kalau sifat mukjizat tersebut tidak kekal. Secara umum dapat diambil contoh adalah mukjizat nabi Musa AS dapat membelah lautan, mukjizat nabi Daud AS dapat melunakkan besi, mukjizat nabi Isa AS dapat menghidupkan orang mati, mukjizat nabi Ibrahim AS tidak hangus oleh api saat di bakar dan mukjizat-mukjizat nabi lainnya.

·        Mukjizat Immaterial
Artinya Mukjizat ini bersifat kekal dan berlaku sepanjang jaman. Mukjizat tersebut adalah al-Quran al-Karim. Hal ini, menurut Syahrur karena Muhammad (sebagai penerima mukjizat ini) nabi terkhir sehingga mukjizatnya harus memiliki sifat abadi dan berlaku sampai dunia ini hancur, secara lebih gampang Syahrur membedakan mukjizat Nabi Muhammad dengan nabi-nabi sebelumnya. Pertama, aspek rasionalitas kenabian Muhammad yang berupa al-Quran dan al-sab’ul al-matsanimendahului pengetahuan inderawi, yaitu dalam bentuk mutasyabih. Setiap jaman berubah, konsepsi-konsepsi al-Quran masuk kedalam wilayah pengetahuan inderawi yang disebut sebagai takwil langsung yaitu kesesuaian antara teks pengetahuan terhadap hal iderawi. Kedua, al-Quran memuat hakikat  wujud mutlak yang dapat di fahami secara relatif sesuai dengan latar belakang pengetahuan. Pada masa yang di dalamya usaha pemahaman al-Quran dilakukan. Ketiga, kemukjizatan al-Quran bukan hanaya bentuk redaksinya saja, tetapi juga kandungannya.



c)     Unsur-unsur Mukjizat

M. Quraish Shihab dalam tulisan Rosihan menjelaskan empat unsur mukjizat yaitu:

       1.   Hal  atau peristiwa yang luar biasa. Peristiwa-peristiwa alam atau kejadian       sehari-hari walaupun menakjubkan tidak dinamakn mukjizat. Ukuran “luar      biasa” tersebut adalah tidak bertentangan dengan hukum alam, namun akal      sehat pada waktu terjadinya peristiwa tersebut belum bisa memahaminya.
        2.  Terjadi atau dipaparkan oleh seorang Nabi Artinya sesuatu yang luar biasa    tersebut muncul dari atau berkenaan dengan seorang Nabi. Peristiwa besar         yang muncul dari seorang calon Nabi tidak dikatan mukjizat, apalagi dari            manusia biasa seperti kita.
        3.   Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian. Mikjizat terkait           erat dengan tantangan dan jawaban terhadap orang-orang yang meragukan     kenabian. Jadi peristiwa yang terkait dengan Nabi, tapi tidak berkenaandengan    kenabian tidak bisa dikatakn sebagai mukjizat.
4. Tantangan tidak mampu gagal dilayani. Mukjizat merupakan tantangan  terhadap orang-orang yang meragukan atau mengingkari kenabian dan mereka tidak mampu melayani tantangan tersebut. Oleh karena itu, kalau tantangan tersebut mampu dilawan atau dikalahkan, maka tantangan tersebut bukanlah bentuk mukjizat.

Keempat unsur tersebut menjadi Syarat bagi peristiwa tertentu sehingga peristiwa ini bisa dinamakan mukjizat. Kalau salah satu unsur tersebut tidak ada, maka peristiwa itu tidak bisa dikatakan sebagai mukjizat. Untuk memahami esensi keempat unsur mukjizat tersebut, kita mesti memahami segi-segi kemukjizatan, khususnya kemukjizatan al-Quran.

d)    Segi-segi Kemukjizatan Al Qur’an

Syeikh Muhammad Ali al-Shabuniy dalam tulisan Usman menyebutkan segi-segi kemukjizatan al-Quran, yaitu:
1.   Keindahan sastranya yang sama sekali berbeda dengan keindahan sastra yang dimiliki oleh orang-orang Arab
2.   Gaya bahasanya yang unik yang sama sekali berbeda dengan semua gaya bahasa yang dimiliki oleh bangsa  Arab
3.    Kefasihan bahasanya yang tidak mungkin dapat ditandingi dan dilakukan oleh semua makhluk termasuk jenis manusia
4.    Kesempurnaan syariat yang dibawanya yang mengungguli semua syariat dan aturan-aturan lainnya
5.    Menampilkan berita-berita yang bersifat eskatologis yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh otak manusia kecuali melalui pemberitaan wahyu al-Quran itu sendiri
6.    Tidak adanya pertentangan antara konsep-konsep yang dibawakannya dengan kenyataan kebenaran hasil penemuan dan penyelidikan ilmu pengetahuan
7.    Terpenuhinya setiap janji dan ancaman yang diberitakan al-Quran
8.    Ilmu pengetahuan yang dibawanya mencakup ilmu pengetahuan syariat  dan ilmu pengetahaun alam (tentang jagat raya).
9.    Dapat memenuhi kebutuhan manusia
10.  Dapat memberikan pengaruh yang mendalam dan besar pada hati para pengikut dan musuh-musuhnya
11.  Susunan kalimat dan gaya bahasanya terpelihara dari paradoksi dan kerancuan.

e)     Beberapa Dalil Tentang Kemukjizatan Al Qur’an

            Untuk menjelaskan hal ini, kita harus memberikan pemamparan dalam bentuk poin-poin, yang setiap poinnya dapat dijadikan sebagai dalil bagi kemukjizatan al-alquran, yaitu sebagai berikut.
1.     Al-quran tersebar luas dimuka bumi ini, termasuk di jazirah Arab, khususnya di  Kota Mekkah, yang merupakan daearah yang belum mengenal peradaban dan kebudayaan metroplis sebagaimana yang telah dihasilkan oleh berbagai masyarakat yang dianggap maju.
Hal ini merupakan satu alasan yang membuktikan bahwa al-quran bukan hasil dari hukum alam biasa. Itu karena hukum alam sendiri menegaskan bahwa al-quran merupakan cerminan dan sandaran bagi peradaban masyarakat, tempat kitab ini diturunkan dan sekaligus membuat mereka menjadi masyarakat yang berbudaya.
      Dengan cara ini, kita semakin mengetahui bahwa pilihan yang jatuh kepada masyarakat dan lingkungan tertentu merupakan mukjizat pertama yang dapat mengalahkan hukum alam. Al-quran akhirnya dapat melahirkan satu peradaban baru dan membentuk lingkungan yang berperadaban tinggi, baik dari segi pemikiran maupun sosial kemasyarakatan.
2.     Al- quran dibawa oleh rasulullah Saw dan juga disebarluaskan kepada penduduk bumi ini oleh salah seorang penduduk Mekkah yang belum pernah mengecap pendidikan dan pengajaran meski hanya sedikit.



Beliau merupakan sosok individu yang sama sekali tidak mampu membaca dan menulis. Ia hidup selama empat puluh tahun ditengah tengah masyarakatnya tetapi selama kurun waktu itu ia pernah mendapat pendidikan atau pengaruh ilmu pengetahuan dan sastra apa pun, sebagaimana yang dinyatakan dalam al-quran:
Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (al-quran) sesuatu kitab pun dan kamu (tidak) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andai kata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang-orang yang mengingkari (mu).
Dan juga firman-Nya:
Katakanlah, “ jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu. Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lamanya sebelumnya. Maka kamu tidak memikirkannya.
Hal di atas di anggap sebagai bentuk lain dari mukjizat al-quran yang mampu mengalahkan kekuatan hukum alam. Jika al-quran turun dan tercipta sesuai dengan hukum alam, maka tidak akan mungkin al-quran diturunkan kepada seorang individu yang buta huruf, yang sama sekali tidak mengenal peradaban walau peradaban masyarakatnya sendiri meski peradaban masyarakatnyanya ketika itu masih sangat sederhana. Beliau Nabi Saw juga tidak mengetahui ilmu bahasa dan berbgai disiplin ilmu yang berkaitan dengan bahasa tetapi mampu menghasilkan sutau karya sastra yang bernilai tinggi, yang melebihi kemampuan para ahli bahasa dan sastra manapun.



C.    KANDUNGAN AL QUR’AN

Isi Kandungan Alquran : Aqidah, Ibadah, Akhlak, Hukum, Sejarah & Dorongan Untuk Berfikir – Garis Besar / Inti Sari Al-Quran
Al-Quran adalah kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan hingga waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi maupun di luar angkasa akibat kiamat besar.
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terkandung kandungan yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu sebagaimana berikut ini :
1. Aqidah / Akidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.
2. Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian “fuqaha” ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
3. Akhlaq / Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
4. Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur’an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh dan jihad.
5. Peringatan / Tadzkir
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa’id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau waa’ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambarang yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
6. Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.
7. Dorongan Untuk Berpikir
Di dalam al-qur’an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta.




D.   AL QUR’AN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN IPTEK

a.     Al-Qur’an, Sunah, dan Ilmu Pengetahuan

Al-Qur’anul karim ialah mu’jizat Islam yang kekal dan mu’jizatnya selalu diperkuat dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturnkan oleh Allah swt kepada Rasulullah Muhammad s.a.w. untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. 
Sejak awal kelahiran, Islam sudah memberikan penghargaan yang begitu besar terhadap ilmu pengetahuan. Bila kita memperhatikan ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun kepada Rasulullah SAW. yaitu QS. Al-‘Alaq ayat 1 sampai 5, kita diingatkan bahwa sejak semula Islam membawa semangat keilmuan. Ayat di atas memerintahkan manusia agar gemar membaca, menulis, serta gemar melakukan penelitian.
Membaca bukan saja dalam arti sempit harfiah yaitu membaca yang tergores dalam kertas atau tulisan, melainkan juga membaca goresan Yang Maha Mencipta yaitu alam semesta. Ayat kedua dan ketiga menekankan agar manusia menyadari tentang kejadiannya sehingga dalam diri manusia terbebas rasa sombong, angkuh, sebaliknya tertanam sifat kebersamaan antar sesama manusia. Karena yang mulia hakekatnya hanyalah Allah SWT. Dan yang terpenting ialah perintah membaca, menulis, melakukan observasi atau penelitian dengan dilandasi iman dan akhlak mulia.
Wahyu yang pertama diturunkan berisi perintah yang begitu jelas dan tegas agar Nabi “Membaca” dan diteruskan dengan perintah belajar melalui qalam. Padahal beliau hidup dalam lingkungan yang tidak terbiasa untuk belajar dan mengajar. Demikianlah keistimewaan Al-Qur’an memandang prospektif masa depan dengan perintah membaca dan mengadakan penelitian untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Bahkan Rasulullah SAW dalam banyak Haditsnya sangat menganjurkan agar umat Islam senantiasa menkaji ilmu pengetahuan. Seperti dalam pernyataan beliau,”Mencari ilmu itu wajib bagi setiap Muslim”; “Carilah ilmu sejak dalam buaian sampai ke liang lahat” ; “Carilah Ilmu walau sampai ke negeri Cina!”; “Ilmu pengetahuan itu milik orang mukmin yang hilang, dimana saja ia mendapatkannya, maka ia lebih berhak memilikinya daripada yang lain.”

Pada masa selanjutnya (Sahabat dan Tabi’in) perintah Al-Qur’an dan anjuran-anjuran Rasul tersebut menjadi sebuah etos keilmuan yang pada gilirannya menimbulkan perkembangan ilmu dalam berbagai cabangnya. Berkembangnya berbagai ilmu itulah yang kemudian menjadi pendorong perubahan dan perkembangan masyarakat. Dengan demikian ilmu telah menjadi salah satu unsur kebudayaan bahkan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam masyarakat Muslim di masa lampau.
Hal di atas menunjukkan bahwa betapa ajaran Islam sudah memperhatikan tentang pentingnya IPTEK dan menyuruh kepada kaum muslimin untuk berusaha mengembangkannya. Tentunya perkembangan IPTEK juga harus diimbangi dengan Iman dan Taqwa. Karena IPTEK yang tidak diiringi dengan Imtak, hanya akan menyebabkan kerusakan.
“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Dalam al Qur’an)
Menurut pemikiran modern, ternyata Al-Qur’an bukan hanya menyeru agama, namun juga menyeru manusia agar mengadakan studi terhadap berbagai bidang ilmu pengetahuan. Ayat-ayat yang menerangkan tentang prinsip-prinsip keilmuan sebanyak 750 ayat, dan ini meliputi berbagai cabang ilmu. Cabang ilmu falak (astronomi) terdapat dalam QS. Yasin: 38-40; kejadian alam QS. Al-Anbiya’: 30, cabang geografi QS al- Hijr: 22. Cabang ilmu Botani QS. Al-An’am: 99; ilmu kimia QS. Al-Nahl: 66 dan masih banyak lagi yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Hal ini selaras dengan ayat Al-Qur’an berikut :
Islam sebagai agama yang memiliki banyak ilmu pengetahuan, bukan saja cinta terhadap ilmu, tapi juga menyuruh umatnya untuk menuntut, memburu ilmu pengetahuan di mana saja ia berada dan mengembangkannya demi kemaslahatan umat manusia. Dan dalam Q.S. Al-Mujadalah: 11 Allah menjanjikan bahwa ia akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.



أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya."
Sunah juga mengandung informasi tentang kejadian-kejadian masa lalu, tentang awal penciptaan, tentang rasul-rasul dan berbagai peristiwa yang berkaitan dengaan masa depan. Sunah merupakan sumber ilmu pengetahuan keagamaan, kemanusiaan, dan sosial yang dibutuhkan umat manusia untuk meluruskan jalan mereka, membetulkan kesalahan mereka ataupun melengkapi pengetahuan eksperimental mereka.
Sedikit mengutip pernyataan Dr. Zaghlul An-najjar beliau mengatakan Al-Qur’an dan sunah Nabi SAW. Ialah sama-sama memberikan perhatian mendasar pada pilar-pilar agama yang terdiri dari aqidah, ibadah, akhlak dan Mu’amalah. Setiap tiang-tiang tersebut apabila dipelajari secara objektif maka akan tampak bagi setiap yang memiliki nalar kognitif bahwa Al-Qur’an dan sunah sama-sama mu’jizat dalam hal retorika dan komposisinya, mu’jizat dalam hal perundang-undangan dan keilmiahannya. Dan juga mu’jizat dalam hal kedetailan aqidah yang diserukannya, ibadah yang diperintahkannya, akhlak yang ditegaskan kemuliaanya, dan muamalah yang telah dirumuskan aturan mainnya  dengan landasan keadilan dan toleransi.
Jadi tepatlah jika kita mengatakan bahwa Al-Qur’an dan Sunah merupakan sumber ilmu pengetahuan. Karena di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan yang lengkap.




b.     Hubungan Al-Qur’an dan IPTEK beserta buktinya

Sering kali diperdebatkan apakah IPTEK itu bebas nilai atau tidak. Mereka yang menganggap IPTEK itu bebas nilai tentu akan melakukan aktivitasnya yang terkait dengan IPTEK tanpa mengindahkan tata nilai termasuk nilai- nilai agama (kecuali nilai- nilai ilmu pengetahuan itu sendiri, seperti kebenaran, objektifitas).
Sebaliknya bagi mereka yang berpaham bahwa IPTEK itu tidak bebas nilai akan melakukan aktivitasnya yang berkaitan dengan IPTEK selalu mendasarkan pada nila-nilai yang diyakininya. Artinya mereka akan lebih selektif dalam segala aktifitasya dan penerapan ilmu-ilmu itu akan tercermin dalam perilakunya termasuk dalam penerapan IPTEK. Bagi kelompok yang disebut terakhir ini akan menolak prinsip “science for the sake of science”.
Al-Qur’an merupakan mujizat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk digunakan sebagai petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman. Sebagai petunjuk dari Allah tentulah isi dari Al-Quran tidak akan menyimpang dari Sunatullah (hukum alam) sebab alam merupakan hasil perbuatan Allah sedangkan Al-Qur’an adalah merupakan hasil perkataan Allah. Karena Allah bersifat Maha segala-galanya maka tidaklah mungkin perkataan Allah tidak sejalan dengan perbuatan-Nya (Sunatullah).
Al-Qur’an tidak hanya memperlihatkan keistimewaanya pada segi bahasa dan pemberitaanya saja, akan tetapi Al-Qur’an juga memperlihatkan keistimewaannya melalui ilustrasi-ilustrasi ajaranya yang memberi isyarat ke arah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan saat ini, I’jaz yang banyak dibicarakan, bahkan menjadi diskursus yang hangat  ialah mu’jizat ilmiah dalam Al-Qur’an. Seseorang yang mempelajari ilmu-ilmu dalam Al-Qur’an tidak akan ragu menyatakan bahwa di dalam Al-Qur’an terdapat isyarat-isyarat ilmiah bahkan fakta-fakta ilmiah yang bersifat I’jaz. Di antara bukti-bukti Al-Qur’an yang mendahului ilmu pengetahuan modern ialah air yang merupakan asal kehidupan.
Allah berfirman :
“… Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu hidup ….” (Al-Anbiya’ : 30)
“ Dan Allah menjadikan semua hewan dari air ….” (An-nur : 45)

Al-Qur’an juga menerangkan tentang fase-fase pertumbuhan janin sejak dari air mani lalu menjadi segumpal darah kemudian menjadi segumpal daging , sampai daging itu di jadikan tulang dan tulang itu dibungkus daging. Kemudian Allah menciptakan satu makhluk baru. Ini merupakan deskripsi detail yang sekarang dapat dibuktikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran modern. Hal ini termaktub dalam Q.S. Al-Mu’min : 12-14.
Termasuk bukti lain ialah apabila pada suatu malam yang cerah kita memandang ke langit maka akan tampaklah oleh kita bintang-bintang yang sangat banyak jumlahnya. Pada zaman dahulu orang memandang bintang-bintang itu hanyalah sebagai sesuatu yang sangat kecil dan bercahaya yang bertaburan di angkasa.
Namun setelah ditemukannya teleskop dan ilmu pengetahuan serta teknologi juga semakin berkembang, orang akhirnya dapat mengetahui bahwa bintang-bintang merupakan bagian dari suatu gugusan yang dinamakan galaksi yang di alam ini jumlahnya lebih dari 100 milyar. Sedangkan masing-masing bintang ini terdiri dari planet-planet yang masing-masing peredarannya diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling bertabrakan satu sama lain.
Padahal hal demikian sudah difirmankan dalam Al-Qur’an:
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar dalam garis edarnya” (QS. Al-Anbiya’ ayat 33).
Sehingga akhirnya orang berdasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya mengakui bahwa alam semesta ini maha luas. Sebenarnya Allah telah menegaskan hal ini di dalam Al Quran yang diturunkan jauh sebelum ditemukannya teleskop yaitu:
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya” (QS. Adz Dzaariyaat ayat 47)
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar ….” (Fushilat : 53)




c.      Hubungan Hadits dengan IPTEK serta pembuktiannya

Hadist atau sunnah adalah perkataan, perbuatan dan pengakuan atau ketetapan yang disandarkan kepada Rasullah SAW. Sedangkan menurut Al-Qur’an, suunah berarti syari’at, hukum atau peraturan, dan pengertian sunnah menurut Hadits adalah kebiasaan, tradisi, jalan hidup, cara-cara dan kebiasaan.
Dan fungsi Sunnah sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan di antaranya ialah Sebagai pengukuh terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, Sebagai penjelasan terhadap maksud ayat-ayat Al-Qur’an, dan menetapkan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Sunnah juga merupakan sumber ilmu pengetahuan keagamaan, kemanusiaan, dan sosial yang dibutuhkan umat manusia untuk meluruskan jalan mereka, membetulkan kesalahan mereka ataupun melengkapi pengetahuan eksperimental mereka.
Seperti Al-Qur’an, sunnah juga mengandung informasi tentang beberapa hakikat yang berkaitan dengan masalah-masalah ghaib. Sunnah juga memuat informasi tentang kejadian-kejadian masa lalu, tentang awal penciptaan, tentang rasul-rasul dan nabi-nabi yang tidak mampu diliput oleh historiografi konvensional dan perangkatnya. Informasi- informasi sejarah masa lalu tersebut tidak diketahui kecuali dengan melalui wahyu. Sunnah juga mengandung informasi- informasi tentang berbagai peristiwa yang berkaitan dengaan masa depan.
Contoh-contoh bukti sunnah sebagai sumber ilmu pengetahuan ialah seperti bintang–bintang di langit. Nabi bersabda:
النُّجُوْمُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ فَأِذَا ذَهَبَتِ النُّجُوْمُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوْعَدُوْنَ وَ أَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِى فَأِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِى مَا يُوْعَدُوْنَ وَأَصْحَابِى أَمَنَةٌ لِأُمَّتِى فَأِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِى أَتَى أُمَّتِى مَا يُوْعَدُوْنَ
“ Bintang-bintang adalah pengaman bagi langit, jika bintang mati, maka datanglah pada langit sesuatu yang mengancamnya. Dan aku adalah pengaman bagi sahabatku, jika aku mati, maka datanglahkepada para sahabat sesuatu  yang mengancam mereka. Sahabatku adalah pengaman umatku, jika mereka mati, maka datanglah kepada umatku sesuatu yang mengancam mereka.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dalam Hadits ini hanya mambahas satu larik saja , yaitu sabda Nabi : “bintang-bintang adalah pengaman langit. Jika bintang mati, maka datanglah pada langit sesuatu yang mengancamnya”.
Maksud dari kematian bintang adalah meredup dan memudarnya sinar bintang. Sedang maksud dari “sesuatu yang mengancam langit” adalah tersingkap, terpecah, terbuka, dan perubahan langit menjadi sesuatu yang tidak terurus, ditelantarkan, dan dipenuhi asap dan kabut.
Bintang merupakan benda langit yang tersebar di langit dunia. Bintang berbentuk bulat atau semi bulat, berbentuk bulat, berbentuk gas, menyala-nyala, bersinar dengan sendirinya, dan terikat dengan benda langit lainnya melalui daya gravitasi meskipun berbentuk gas. Bintang menebarkan sinar yang dilihat dan sinar yang tidak dilihat akibat pengaruh gelombang cahaya.
Hadits ini merupakan bukti yang menegaskan kebenaran kenabian, kerasulan, dan perkataan Nabi pada masa ketika orang-orang kafir dan musyrik yang menjadi mayoritas masyarakat kala itu yang berusaha mengingkari kenabiannya. Karena itu, pemanfaatan gebrakan ilmiah Hadits-Hadits Rasullullah dalam dakwah Islam pada era ilmu dan teknologi sekarang ini, dimana jarak antar Negara dan kawasan sudah begitu pendek, dan berbagai ranah peradaban dengan semua aspeknya. Contoh lain ialah Khasiat Zaitun. Nabi bersabda:
كُلُوْا الزَّيْتَ وَادَّهِنُوْا بِهِ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ
“Makanlah zaitun (sebagai lauk bersama roti) dan berminyaklah dengannya, sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi”
Hadis Nabi ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam Sunan-nya (Kitab Al-Ath’imah). Dalam hadis ini menjelaskan bahwa buah zaitun dan minyaknya memiliki khasiat dan juga berasal dari pohon yang diberkahi. Zaitun (sebagai buah) dan minyak zaitun telah disebutkan dalam Al-Quran sebanyak tujuh kali. Pohon zaitun sudah dikenal sejak peradaban-peradaban kuno sebagai salah satu tumbuhan minyak terpenting. Riset terbaru membuktikan bahwa kandungan asam lemak minyak zaitun sangat sedikit sekali, bahkan lemak yang dikandungnya bukanlah lemak yang mengenyangkan. Oleh karena itu, minyak ini mengandung nilai kesehatan yang tinggi sekali.
Melalui serangkaian penelitian dan percobaan yang rumit terbukti bahwa mengkonsumsi minyak zaitun dengan teratur memberi andil yang efektif untuk mencegah berbagai macam penyakit. Diantaranya, penyumbatan pembuluh darah coroner (jantung koroner), peningkatan kadar lemak berbahaya dalam darah, tekanan darah tinggi, kencing batu, dan beberapa kanker (seperti kanker perut, kolon, payudara, rahim, dan kulit). Minyak zaitun juga dapat digunakan untuk mencegah pemborokan system pencernaan (ulcer of the stomach). Disamping memiliki manfaat medis, minyak zaitun juga dapat berfungsi sebagai lauk, pemberi cita rasa, dan penambah selera.



BAB 3
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Al Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al Qur’an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat mengagumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang kafir. Al Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul Qur’an). Wahyu yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-5.
Didalam al qur’an di jelaskan bahwa islam merupakan nama bagi agamaa allah yang disampaikan oleh para nabi dan juga rosulullah SAW (QS al maidah : 3)  islam merupakan hakekat agama allah (QS ali imron : 19).
Fungsi atau peranan Al Quran yang sangat penting untuk dipahami seorang Muslim, Yakni Al Qur’an berfungsi sebagai mukjizat bagi Rasulullah Muhammad saw, sebagai Kalamullah,sebagai Sumber Hukum Islam, sebagai pedoman hidup bagi setiap Muslim, serta sebagai korekter atau penyempurna terhadap kitab-kitab yang pernah Allah Swt. bernilai abadi atau berlaku sepanjang zaman.
Sedangkan pendekatan untuk memahami al qur’an yakni dengan ulumul qur’an dan tafsir al qur’an yang didalamnya berisi tentang sumber utama ajaran agama islam.
Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban pribadi setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat.
B.    SARAN
Sebelum kita mempelajari agama islam lebih jauh, terlebih dahulu kita harus mempelajari sumber-sumber ajaran agama islam agar agama islam yang kita pelajri sesuai dengan Al Qur’an dan tuntunan nabi Muhammad SAW yang terdapat dalam as-sunnah (hadist).


C.     PENUTUP
Demikianlah makalah yang pemakalah susun. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah sendiri, serta dapat mempertebal iman dan taqwa kita kepada Allah SWT yang telah memberikan kita akal pikiran sehingga kita dapat mempelajari apa yang telah diciptakan oleh-NYA. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun/ketika menyampaikan makalah ini. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak tentu kami butuhkan demi memperbaiki makalah kami berikutnya. Terima kasih.








DAFTAR PUSTAKA

firmankumai.blogspot.co.id/2014/10/makalah-ulumul-quran-tentang.html
Naim Ngainun . 2009. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Teras
Al-Khallaf Al-Wahhab, Ilmu Ushul Al-Fiqh  Jakarta: Al-Majelis Al-A’la Al-Indonesia Li Al Da’wah Al-Islamiyah, 1972
Al-Qaththan Manna’, Mabahits Fi ‘Ulum Al-Qur’anMesir: Mensyurat Al-‘Ashr Al Hadis T.T
Al-Zarqoni, Manahil Al-Arfan Fi ‘Ulum Al-Qur’anMesir: Isa Al-Baby, T.T
Kaelany HD , Islam Agama Universal (Edisi Revisi), Midada Rahma Press, 2009
Nata Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004



Tidak ada komentar:

Posting Komentar