LAPORAN
OBSERVASI
KEMUNGKINAN KERUSAKAN ALAM “PENAMBANGAN PASIR” DI KAWASAN CEMPAKA
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Alamiah Dasar
Dosen
:
Drs.
Dharmono, M.Si
Mahrudin,
S.Pd., M.Pd
Maulana,
S.Si., MSc
OLEH :
KELOMPOK 5
Andya Agisa [1610112220003]
Hamdiah [1610112220009]
Mahrita [1610112220013]
Rabiatul Adawiyah [1610112220020]
Rahmi Hidayat [1610112220021]
FAKULTAS
KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN PANCASILA & KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016
KATA
PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan
shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta
keluargaNya, para sahabatNya, dan seluruh ummatNya yang senantiasa istiqomah
hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar berjudul “KEMUNGKINAN KERUSAKAN ALAM PENAMBANGAN PASIR DI KAWASAN CEMPAKA”.
Kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, khususnya kepada Bapak Drs. Dharmono, M.Si,
Mahrudin, S.Pd., M.Pd, dan Maulana, S.Si., MSc selaku dosen Ilmu Alamiah Dasar yang
telah memberikan tugas ini pada kami. Kami memperoleh banyak manfaat setelah
menyusun tugas ini.
Akhirul kalam,
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik
konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang. Harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.
Demikian makalah ini kami susun,
semoga bisa memberikan manfaat kepada pembaca.
Banjarmasin, 6 Desember 2016
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................................ 3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 4
B. Rumusan
Masalah.................................................................................................... 5
C. Tujuan
Observasi...................................................................................................... 5
D. Metode Survei........................................................................................................... 5
E. Tempat
Observasi..................................................................................................... 5
F. Manfaat
Penulisan.................................................................................................... 5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerusakan Alam....................................................................................................... 6
B. Penambangan
Pasir................................................................................................... 7
C. Proses
Penambangan Pasir...................................................................................... 8
D. Dampak Penambangan
Pasir................................................................................... 9
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Fisik Kawasan.......................................................................................... 12
B. Kemungkinan Adanya Kerusakan Alam............................................................. 12
C. Kondisi Flora dan Fauna....................................................................................... 13
D. Kondisi Masyarakat dan Upaya
Pelestarian...................................................... 13
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................. 15
B. Saran......................................................................................................................... 15
Lampiran...................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka............................................................................................................ 26
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Alam semesta adalah anugerah Tuhan yang amat bernilai kepada
kesejahteraan kehidupan. Alam merupakan sesuatu yang sudah ada, telah ada dan
akan ada. Begitupun dengan Kalimantan Selatan, daerah yang dianugrahi dengan
kekayaan alam, baik di daratan, udara dan lautannya. Dengan kekayaan alam ini,
maka muncul lah keinginan manusia untuk memanfaatkan sumber daya tersebut
dengan semaksimal mungkin. Bukti Ketergantungan manusia kepada alam dapat dilihat
dari pemanfaatan sumber daya alam yang besar-besaran tanpa melihat
kelanjutan fungsinya. Sehingga dewasa ini setiap daerah saling belomba-lomba
mengeksploitasi dan memanfaatkan kekayaan alam masing-masing.
Kegiatan ekploitasi sumberdaya
mineral atau bahan galian seperti tanah merupakan salah satu
pendukung sektor pembangunan baik secara fisik, ekonomi maupun sosial.
Hasil pengerukan tanah merupakan sumberdaya yang mampu menghasilkan pendapatan
yang sangat besar untuk suatu negara. Kebutuhan akan bahan galian konstruksi
dan industri seperti tanah tampak semakin meningkat seiring dengan semakin
berkembangnya pembangunan berbagai sarana maupun prasarana fisik di berbagai
daerah di Indonesia, khususnya daerah cempaka Banjarbaru.
Kegiatan penambangan pasir sering
dikonotasikan sebagai salah satu kegiatan yang merusak lingkungan, hal itu
dapat terjadi apabila kegiatan penambangan tidak dikelola dengan baik dan benar
maka setiap kegiatan penambangan pasti akan menimbulkan dampak lingkungan, baik
bersifat positif maupun bersifat negatif. Meskipun demikian besarnya permintaan
pasar terhadap pasir turut mendorong berkembangnya kegiatan ini dengan pesat.
Akibatnya, munculah berbagai masalah terhadap lingkungan. Dengan melihat latar
belakang diatas yang dapat memberikan sedikit gambaran mengenai demikian
besarnya kegiatan eksploitasi terhadap bahan galian seperti pasir, maka akan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif maupun
bersifat negatif.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi fisik daerah penambangan
pasir di kawasan cempaka ?
2. Kemungkinan kerusakan alam apakah
yang dapat terjadi ?
3. Bagaimana kondisi flora dan fauna di
kawasan tersebut ?
4. Bagaimana kondisi masyarakat dan
upaya pelestariannya di kawasan tersebut ?
C.
Tujuan Observasi
1. Mengetahui bagaimana kondisi fisik
daerah penambangan pasir di kawasan cempaka
2. Mengetahui kemungkinan apa saja
kerusakan alam yang dapat terjadi
3. Mengetahui bagaimana kondisi flora
dan fauna di kawasan tersebut
4. Mengetahui bagaimana kondisi
masyarakat dan upaya pelestariannya di kawasan tersebut ?
D.
Metode Survei
1. Observasi
2. Wawancara
E. Tempat
Observasi
Danau Biru Cempaka, Desa Tiung,
Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
F. Manfaat
Penulisan
1. Sarana membaca
2. Media pembelajaran
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kerusakan Alam
Kerusakan alam merupakan deteriorasi lingkungan dengan
hilangnya sumber daya air, udara dan tanah, kerusakan ekosistem dan punahnya
fauna liar. Kerusakan alam juga
merupakan salah satu ancaman yang paling berbahaya untuk kelangsungan hidup
manusia. Rusaknya lingkungan terdiri dari beberapa tipe. Saat alam rusak karena
dihancurkan, dan kehilangan sumber daya, itu merupakan tanda bahwa lingkungan
mengalami kerusakan.
Lingkungan alam yang rusak sangat berdampak pada kehidupan
manusia sehingga berpotensi menghasilkan bencana untuk saat ini dan untuk
masa-masa yang akan datang. Rusaknya alam bisa disebabkan oleh faktor alam dan
juga manusia. Manusia saat ini semakin
serakah dan tidak memperhatikan lingkungan. Padahal jika kita tidak bisa
menjaga lingkungan, tentu saja diri kita sendiri dan anak cucu kita yang akan
rugi. Sebaliknya jika kita menjaganya pasti generasi mendatang masih bisa
menikmati keindahan alam dan memenfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Lingkungan alam termasuk tanah, air, hutan dan udara perlu
dijaga supaya sumber daya alam tetap lestari dan menghasilkan manfaat yang
maksimal untuk kesejahteraan manusia. Lingkungan yang dimaksud disini merupakan
kompunen lingkungan dimana didalamnya terdapat unsur Biotik dan Abiotik. Jika
lingkungan rusak, hal ini akan berdampak pada ekosistem darat, laut dan semua
makhluk hidup di dalamnya. Alam yang rusak tidak akan lagi menyediakan habitat
yang sesuai untuk kehidupan makhluk hidup. Hewan biasanya akan berpindah untuk
mencari tempat yang ideal supaya kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi.
Penyebab kerusakan alam akibat ulah manusia merupakan
penyebab tertinggi dan sangat berpengaruh daripada faktor alam yang terjadinya
tidak setiap hari. Banyak negara maju telah menaruh perhatian khusus terhadap
kerusakan alam yang berakibat pada berubahnya iklim global. Jika iklim global
berubah, hal ini dapat menyebabkan kenaikan suhu bumi karena akumulasi gas
emisi di atmosfer atau juga biasa dikenal dengan istilah Global Warming atau
pemanasan Global.
B.
Penambangan Pasir
Penambangan pasir merupakan suatu hasil tangan manusia dalam
upaya untuk memenuhi kebutuhan suatu wilayah. Misalnya
mengambil batu-batu besar beserta tanah yang nanti dijual dan digunakan untuk
penimbunan jalan, tanah rawa, dan batu besar sebagai pemecah ombak di pantai. Untuk melakukan pengerukan biasanya
digunakan kapal keruk yang memiliki alat-alat khusus sesuai dengan kondisi di
areal yang akan dikeruk tersebut, seperti :
1. Kondisi dasar air (berbatu, pasir,
dll)
2. Areal yang akan dikeruk (sungai,
danau, muara, laut dangkal, dll)
3. Peraturan atau hal-hal yang diminta
oleh pemerintah lokal ataupun oleh pihak yang meminta dilakukan pengerukan .
Di
dalam penambangan pasir tersebut memiliki
langkah atau tahapan, yakni:
1. Memisahkan dan mengambil material
dari dasar air dengan menggunakan:
a. Pengikisan (erosion)
b. Memancarkan air tekanan tinggi
(jetting)
c. Memotong (cutting)
d. Menghisap (suction)
e. Memecah (breaking)
f. Mengambil dengan menggunakan bucket
(grabbing)
2. Mengukut material dengan
menggunakan:
a. Tongkak (barges)
b. Tongkang atau kapal yang didesain
secara khusus memiliki wadah penampung (hoppers)
c. Pipa terapung / floating pipeline
d. Conveyor-belt
e. Truk
3. Pembuangan material tersebut dengan
menggunakan:
a. Pembuangan pipa (pipeline discharge)
b. Alat angkat seperti crane
c. Membuka pintu di bawah pada beberapa
kapal atau tongkang yang didesain secara khusus (hopper barges).
C.
Proses Penambangan Pasir
Beberapa tahapan yang dilakukan
dalam penambangan pasir diantaranya adalah:
1. Tahap
Persiapan
Tahap persiapan
biasanya didahului dengan kegiatan pengangkutan berbagai jenis peralatan
tambang, dan selanjutnya adalah pembuatan/pembukaan jalan untuk proses
pengangkutan. Dalam hal pengangkutan peralatan tambang yang perlu diperhatikan
adalah jalan yang akan dilalui. Hal ini perlu diperhitungkan secara matang agar
tidak terjadi dampak negatif terhadap lingkungan di sepanjang jalan yang akan
dilalui, baik terhadap manusia maupun fisik alam itu sendiri.
Pada tahap ini
dilakukan pengamatan, dimana saja biasanya pasir akan terkumpul banyak, maka
setelah diketahui lokasinya, maka masyarakat akan langsung melakukan
penggalian.
2. Tahap
Eksploitasi/Penggalian
Kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini utamanya berupa penambangan/penggalian pasir. Bahan
tambang yang terdapat di daerah perbukitan, walaupun jenisnya sama, misalnya
pasir, teknik penambangannya akan berbeda dengan deposit pasir yang terdapat di
daerah pedataran, apalagi yang terdapat di dalam alur sungai. pada tahap
eksploitasi dalam kaitannya dengan pengelolaan pertambangan yang berwawasan
lingkungan.
Penggalian
biasanya dilakukan dengan alat pengeruk yang sederhana, namun, sekali-kali
apabila kedaan sungai kering biasanya alat berat seperti beko bisa langsung
masuk ke lokasi penambangan.
3. Pengangkutan
Pada tahap ini
yang perlu diperhatikan adalah ketika alat-alat berat mulai masuk ke lokasi
penambangan untuk mengangkut pasir. Pengangkutan pasir ini biasanya dilakukan
dengan menggunakan truk, untuk mencapai kawasan penambangan secara mudah, maka
dilakukan pembukaan jalan dengan menebang pohon-pohon disekitar kawasan
penambangan, sehingga lingkungan menjadi gersang dan berdebu.
D.
Dampak Penambangan Pasir
Tanah sendiri tergolong
ke dalam SDA yang bersifat barang publik, dengan demikian semua pihak dapat
mengakses untuk mengambil sumber daya yang terkandung didalamnya sehingga dapat
menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem lingkungan atau ekosistem menjadi
rusak.
Dampak dari pengerukan tanah
yaitu dapat menyebabkan perubahan pada struktur tanah, dan dapat
menimbulkan terjadinya erosi, tanah longsor, pencemaran udara pada musim
kemarau dan genangan air di musim penghujan, “kendati walaupun pengerukan itu
dilakukan ditanah sendiri, namun juga harus memperhatikan lingkungan
disekitarnya, serta harus memperhatikan tata cara penambangan yang baik”
Dampak
penambangan pasir ini juga mengakibatkan dampak positif dan dampak negatif
terhadap kondisi lingkungan, dampak positif diantaranya dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat setempat dan membuka lapangan pekerjaan, sedangkan dampak
negatifnya terdiri dari meningkatnya polusi udara, dan kerusakan pada tanggul
sungai.
1. Dampak
Positif
a. Meningkatkan
pendapatan masyarakat
Kegiatan
penambangan pasir memberikan dampak terhadap tingkat pendapatan masyarakat, hal
ini terlihat pada masyarakat pengangguran mengakui bahwa adanya kegiatan
penambang pasir memberikan keuntungan yang sangat besar sehingga bisa mencukupi
kebutuhan hidupnya.
b.
Membuka lapangan pekerjaan
Pada dasarnya
tingkat kehidupan ekonomi seseorang atau masyarakat ditentukan oleh
kesempatannya memperoleh sumber pendapatan, kesempatan kerja, dan kesempatan
berusaha. Namun pada kenyataannya masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah
yang menimbulkan tingkat ekonominya rendah diantaranya seperti sulitnya
mendapatkan pekerjaan. Kesempatan kerja di Desa Cikeusik semakin terbuka
setelah adanya kegiatan penambangan pasir yang memberikan dampak positif bagi
warga sekitar sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
c.
Meningkatkan daya kreativitas
masyarakat
Penambangan
pasir sangatlah menguntungkan bagi masyarakat yang tinggal di dekat tempat
penambagan tersebut. Salah satu nya meningkatkat daya kreativitas masyarakat,
masyarakat dapat memanfaatkan pasir hasil galian untuk di buat kerajinan
tangan, bahan bangunan, dan masih banyak lagi.
2. Dampak
Negatif
a. Meningkatnya
polusi udara
Terjadinya
peningkatan debu yang menyebabkan kualitas udara disekitar kawasan penambangan
menurun, sebagai akibat dari kendaraan truk yang mengangkut pasir serta tiupan
angin jika di lokasi tambang tersebut tidak ada vegetasi yang cukup. Kara
vegetasi yang berada di sekitar penambangan telah mati baik itu yang di tebang
ataupun mati karena polusi yang ditimbulkan oleh kendaraan berat yang digunakan
di penambangan pasir
b.
Peningkatan kebisingan
Peningkatan
kebisingan diakibatkan oleh aktivitas kendaraan truk, padahal sebelum adanya
penambangan pasir suasana dilokasi tersebut jauh dari kebisingan, dan
masyarakat masih dapat menghirup udara segar karena arus lalau lintas yang
tidak begitu ramai. Sama halnya dengan hewan - hewan yang sebelumnya berada di
sekitar tempat penambanagn, hewan tersebut mati karena kehabisan bahan makan
yang. Sebagian hewan ada yang melarikan diri mencari tempat baru untuk mencari
makanan demi mempertahankan keturunan dan juga kelangsungan hidupnya
c.
Penurunan kualitas air
Terjadinya
penurunan kualitas air akibat dari pencucian pasir-pasir maupun karena akibat
dari lahan yang telah menjadi terbuka karena tidak ada vegetasi penutup,
sehingga air dapat mengalir dengan bebas ke badan-badan air. Debit air tanah
juga akan menurun karena vegetasi/pepohonan yang dapat menampung air telah ikut
di tebang dalam system penamabangan pasir.
d.
Rusaknya Jalan
Para penambang
yang telah mendapatkan pasir biasanya meggunakan alat atau mesin mesin berat
seperti mobil pengangkut. Mobil yang mengangkut pasir tersebut tentu
menggunakan alternatif jalan raya yang tentunya akan membuat jalan raya semakin
rusak di karenakan berat beban pada kendaraan angkut tersebut melebihi
kapasitas yang di tentukan. Selain itu juga pengankutan bobot beban yang
berlebihan dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas terutama di jalur utama.
Kendaraan yang melintas di jalur utama biasa menggunakan kecepatan diatas 60
km/jam untuk menempuh waktu yang di targetkan. Itulah kenapa di jalan utama
kendaraan tidak di izinkan untuk membawa beban yang melebihi kapasitas seperti
truk pembawa pasir. Selain itu juga kendaraan yang membawa beban berat bisa
menimbulkan kemacetan yang cukup parah.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Kondisi Fisik Kawasan
Kawasan daerah tempat penambangan pasir
tepatnya di desa Sungai Tiung Cempaka ini muncul danau namun bukan alami
melainkan bekas galian pasir yang dibiarkan begitu saja oleh penambangnya.
Danau-danau itu memiliki air tanah yang
jernih dan berwarna biru kehijauan sehingga sering disebut warga dengan nama
Danau Biru. Di sekeliling danau tersebut dipenuhi semak belukar, pepohonan dan
hutan karena daerah ini merupakan daerah pegunungan. Namun meskipun kawasan ini
termasuk daerah pegunungan tetapi akibat dari penambangan pasir yang dilakukan suasananya
sangat gersang karena banyak pohon-pohon yang ditebang dan kering.
Tanahnya berwarna coklat kemerahan.
Berhubung ini bekas pertambangan pasir, karena di tepinya banyak ditemui
gundukan tanah tinggi-tinggi sehingga kawasannya menjadi curam dan terjang
seperti bekas galian dan batu-batu yang ukurannya lumayan besar. Disekitar
tempat tersebut juga banyak terdapat sampah.
B.
Kemungkinan Adanya Kerusakan Alam
Kegiatan penambangan khususnya yang dapat merubah permukaan
bumi karena itu penambangan sering dikaitkan dengan kerusakan lingkungan.
Banyak sekali kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan kerusakan di tempat
penambangan.
Proses
penambangan pasir yang dilakukan di Desa Tiung Kecamatan Cempaka Kabupaten Banjarbaru
yaitu dilakukan dengan cara tradisional. Penambangan pasir yang dilakukan hanya
dengan menggunakan alat-alat yang sederhana seperti: cangkul, pengeruk pasir,
dan karung sebagai tempat penyimpanan pasir. Namun, apabila penggalian dengan
jumlah pasir yang cukup besar, biasanya kendaraan pengangkut pasir ini langsung
dimasukan ke lokasi penambangan, guna mempermudah proses penggaliannya. Namun, apabila penggalian dengan jumlah pasir
yang cukup besar akan membuat gunung pasir menjadi lebih sedikit jumlahnya,
maksudnya sebuah gunung pasir jika dikeruk terus menerus maka pada bagian bawah
gunung pasir akan menipis lalu tidak ada kekuatan untuk menyokong puncak gunung
pasir yang tinggi sehingga dapat memungkinkan besarnya terjadi longsor apalagi
jika sedang musim hujan.
C.
Kondisi Flora dan Fauna
Kondisi
flora di sekitar area penambangan pasir terlihat kering dan banyak pepohonan
yang mati. Tumbuhan disekitar area tersebut seperti pohon Kemunting (Rhodomyrtus tomentosa) , pohon Akasia (Acacia manginum), pohon Jeungjing (Paraserianthes falcataria), rumput teki (Cyperus
rotundus), rumput Mutiara (Oldenlandia),
patikan Kerbau (Euphorbia hirta), Bandotan (Angeratum
conyzoides L.), Sawi Langit (Vernonia cinerea), Ciplukan (Physalis angulata L.), dan Senggani (Melastoma sp)
Kondisi Fauna di sekitar area
pengerukan pasir tersebut banyak terdapat fauna jenis serangga atau insekta
seperti Belalang (Caelifera), lebah (Anthophila), dan Semut (Formicidae).
D.
Kondisi Masyarakat dan Upaya
Pelestarian
1.
Narasumber: Bapak Solihin, penduduk
sekitar penambangan pasir.
Hasil
Wawancara:
Menurut hasil wawancara kami
dengan Bapak Solihin yang merupakan
salah seorang warga sekitar Danau Biru. Menurut beliau danau yang kita lihat
saat itu, bukanlah danau alami. Melainkan, hasil dari aktivitas penambangan
pasir oleh warga sekitar dan pihak pemerintah. Dari aktivitas tersebut, maka
terbentuklah lubang besar yang kemudian secara alami berbentuk sebuah danau
berwarna biru, yang airnya begitu jernih. Dan sejak saat itu, danu tersebut
menjadi salah satu objek wisata, walaupun masih sepi dengan pengunjung.
Lalu mengenai upaya yang dilakukan
oleh warga sekitar adalah dengan menjaga sistem kebersihan di daerah sekitar
danau (hasil penambangan), sekaligus sudah menghentikan aktivitas penambangan,
karena darri pihak sekitar sendiri, mereka khawatir apabila penambangan pasir
tersebut tetap dilakukan, maka akan terjadi bencana tanah longsor.
2.
Narasumber: Ibu Misnawati dan Ibu
Siti Suminten
Menurut hasil wawancara kami dengan narasumber kedua yaitu
Ibu Misnawati dan Ibu Siti Suminten, mengenai apa saja upaya yang telah
dilakukan oleh warga sekitar maupun pemerintah untuk meminimalisir kekhawatiran
akan terjadinya bencana longsor yang selama ini ditakutkan oleh warga sekitar.
Menurutnya dari pihak pemerintah maupun dari warga sendiri
tidak ada usaha untuk baik itu penanaman pohon, perbaikan lahan curam, dsb.
Mereka hanya membiarkan begitu saja tempat itu sebagaimana adanya.
BAB 4
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam bagian ini
akan membahas kesimpulan dari hasil pembahasan mengenai proses penmbangan
pasir dan dampaknya terhadap kondisi lingkungan di Desa Tiung Kecamatan Cempaka
Kabupaten Banjarbaru.
Terdapat kegiatan penambangan pasir di kawasan Cempaka,
Kabupaten Banjarabaru. Karena pengerukan pasirnyalah terbentuk danau yang
airnya berwarna biru yang sering disebut Danau Biru yang sekarang menjadi objek
wisata.
Dampak
penambangan pasir, mengakibatkan dampak positif dan dampak negatif terhadap
kondisi lingkungan, dampak positif diantaranya dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat setempat dan membuka lapangan pekerjaan, sedangkan dampak negatifnya
yaitu meningkatnya polusi udara, peningkatan kebisingan, dan penurunan kualitas
air.
B.
Saran
Pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan sebaiknya tidak boleh hanya untuk kesejahteraan
generasi sekarang, melainkan juga untuk kesejahteraan generasi mendatang. Oleh
karena itu, kelestarian sumber daya alam dan lingkungan harus tetap
diperhatikan.
Pemerintah
harus berupaya membuat kebijakan yang mengatur masalah eksploitasi pasir.
Kebijakan itu tentu tidak hanya terkait dengan perdagangan melainkan juga
kebijakan seperti izin penambangan dan pengawasan terhadap penambangan yang
dilakukan.
LAMPIRAN
Kondisi fisik kawasan bekas
penambangan pasir di Desa Tiung, Cempaka yang berupa pegunungan-pengunungan
yang cukup curam, berbatu dan tanah yang kering karena musim kemarau.
Kondisi fisik kawasan bekas
penambangan pasir di Desa Tiung, Cempaka yang berupa pegunungan-pengunungan
yang cukup curam, berbatu dan tanah yang kering karena musim kemarau.
Kondisi fisik kawasan bekas
penambangan pasir di Desa Tiung, Cempaka yang berupa pegunungan-pengunungan
yang cukup curam, berbatu dan tanah yang kering karena musim kemarau.
Kelompok
kami saat mengobservasi kawasan penambangan pasir di Desa Tiung, Cempaka.
DAFTAR PUSTAKA
Sodiq,Mochammad.
2014. Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta :
Kencana.
http://baginikmat.blogspot.co.id/2015/11/makalah-kerusakan lingkungan-hidup.html di akses pada tanggal 5 Desember 2016.
http://dadan-muhamad-ramdan.blogspot.co.id/2011/06/abstrak-makalah-ini-mempunyai-latar.html di akses pada tanggal 5 Desember
2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar