Jumat, 02 Maret 2018

LAPORAN OBSERVASI KEMUNGKINAN KERUSAKAN ALAM “PENAMBANGAN PASIR” DI KAWASAN CEMPAKA


LAPORAN OBSERVASI
KEMUNGKINAN KERUSAKAN ALAM “PENAMBANGAN PASIR” DI KAWASAN CEMPAKA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Alamiah Dasar
Dosen :
Drs. Dharmono, M.Si
Mahrudin, S.Pd., M.Pd
Maulana, S.Si., MSc




OLEH :

KELOMPOK 5

Andya Agisa                 [1610112220003]
Hamdiah                       [1610112220009]
Mahrita                         [1610112220013]
Rabiatul Adawiyah      [1610112220020]
Rahmi Hidayat             [1610112220021]



FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA & KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016


KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluargaNya, para sahabatNya, dan seluruh ummatNya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar berjudul KEMUNGKINAN KERUSAKAN ALAM PENAMBANGAN PASIR DI KAWASAN CEMPAKA.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada Bapak Drs. Dharmono, M.Si, Mahrudin, S.Pd., M.Pd, dan Maulana, S.Si., MSc selaku dosen Ilmu Alamiah Dasar yang telah memberikan tugas ini pada kami. Kami memperoleh banyak manfaat setelah menyusun tugas ini.
Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
 Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.
Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa memberikan manfaat kepada pembaca.


Banjarmasin, 6 Desember 2016


Kelompok 5



DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................................ 3
BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.......................................................................................................... 4
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................... 5
C.     Tujuan Observasi...................................................................................................... 5
D.    Metode Survei........................................................................................................... 5
E.     Tempat Observasi..................................................................................................... 5
F.      Manfaat Penulisan.................................................................................................... 5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Kerusakan Alam....................................................................................................... 6
B.     Penambangan Pasir................................................................................................... 7
C.     Proses Penambangan Pasir...................................................................................... 8
D.    Dampak Penambangan Pasir................................................................................... 9
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Kondisi Fisik Kawasan.......................................................................................... 12
B.     Kemungkinan Adanya Kerusakan Alam............................................................. 12
C.     Kondisi Flora dan Fauna....................................................................................... 13
D.    Kondisi Masyarakat dan Upaya Pelestarian...................................................... 13
BAB 4
PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................................. 15
B.     Saran......................................................................................................................... 15
Lampiran...................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka............................................................................................................ 26




BAB  1
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Alam semesta adalah anugerah Tuhan yang amat bernilai kepada kesejahteraan kehidupan. Alam merupakan sesuatu yang sudah ada, telah ada dan akan ada. Begitupun dengan Kalimantan Selatan, daerah yang dianugrahi dengan kekayaan alam, baik di daratan, udara dan lautannya. Dengan kekayaan alam ini, maka muncul lah keinginan manusia untuk memanfaatkan sumber daya tersebut dengan semaksimal mungkin. Bukti Ketergantungan manusia kepada alam dapat dilihat dari pemanfaatan sumber daya alam yang besar-besaran tanpa melihat kelanjutan fungsinya. Sehingga dewasa ini setiap daerah saling belomba-lomba mengeksploitasi dan memanfaatkan kekayaan alam masing-masing.
Kegiatan ekploitasi sumberdaya mineral atau bahan galian seperti tanah merupakan salah satu pendukung sektor pembangunan baik secara fisik, ekonomi maupun sosial. Hasil pengerukan tanah merupakan sumberdaya yang mampu menghasilkan pendapatan yang sangat besar untuk suatu negara. Kebutuhan akan bahan galian konstruksi dan industri seperti tanah tampak semakin meningkat seiring dengan semakin berkembangnya pembangunan berbagai sarana maupun prasarana fisik di berbagai daerah di Indonesia, khususnya daerah cempaka Banjarbaru.
Kegiatan penambangan pasir sering dikonotasikan sebagai salah satu kegiatan yang merusak lingkungan, hal itu dapat terjadi apabila kegiatan penambangan tidak dikelola dengan baik dan benar maka setiap kegiatan penambangan pasti akan menimbulkan dampak lingkungan, baik bersifat positif maupun bersifat negatif. Meskipun demikian besarnya permintaan pasar terhadap pasir turut mendorong berkembangnya kegiatan ini dengan pesat. Akibatnya, munculah berbagai masalah terhadap lingkungan. Dengan melihat latar belakang diatas yang dapat memberikan sedikit gambaran mengenai demikian besarnya kegiatan eksploitasi terhadap bahan galian seperti pasir, maka akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif.


B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kondisi fisik daerah penambangan pasir di kawasan cempaka ?
2.      Kemungkinan kerusakan alam apakah yang dapat terjadi ?
3.      Bagaimana kondisi flora dan fauna di kawasan tersebut ?
4.      Bagaimana kondisi masyarakat dan upaya pelestariannya di kawasan tersebut ?

C.   Tujuan Observasi
1.      Mengetahui bagaimana kondisi fisik daerah penambangan pasir di kawasan cempaka
2.      Mengetahui kemungkinan apa saja kerusakan alam yang dapat terjadi
3.      Mengetahui bagaimana kondisi flora dan fauna di kawasan tersebut
4.      Mengetahui bagaimana kondisi masyarakat dan upaya pelestariannya di kawasan tersebut ?

D.   Metode Survei
1.      Observasi
2.      Wawancara

E.   Tempat Observasi
Danau Biru Cempaka, Desa Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

F.    Manfaat Penulisan
1.      Sarana membaca
2.      Media pembelajaran




BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Kerusakan Alam
Kerusakan alam merupakan deteriorasi lingkungan dengan hilangnya sumber daya air, udara dan tanah, kerusakan ekosistem dan punahnya fauna liar.  Kerusakan alam juga merupakan salah satu ancaman yang paling berbahaya untuk kelangsungan hidup manusia. Rusaknya lingkungan terdiri dari beberapa tipe. Saat alam rusak karena dihancurkan, dan kehilangan sumber daya, itu merupakan tanda bahwa lingkungan mengalami kerusakan.
Lingkungan alam yang rusak sangat berdampak pada kehidupan manusia sehingga berpotensi menghasilkan bencana untuk saat ini dan untuk masa-masa yang akan datang. Rusaknya alam bisa disebabkan oleh faktor alam dan juga manusia.  Manusia saat ini semakin serakah dan tidak memperhatikan lingkungan. Padahal jika kita tidak bisa menjaga lingkungan, tentu saja diri kita sendiri dan anak cucu kita yang akan rugi. Sebaliknya jika kita menjaganya pasti generasi mendatang masih bisa menikmati keindahan alam dan memenfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Lingkungan alam termasuk tanah, air, hutan dan udara perlu dijaga supaya sumber daya alam tetap lestari dan menghasilkan manfaat yang maksimal untuk kesejahteraan manusia. Lingkungan yang dimaksud disini merupakan kompunen lingkungan dimana didalamnya terdapat unsur Biotik dan Abiotik. Jika lingkungan rusak, hal ini akan berdampak pada ekosistem darat, laut dan semua makhluk hidup di dalamnya. Alam yang rusak tidak akan lagi menyediakan habitat yang sesuai untuk kehidupan makhluk hidup. Hewan biasanya akan berpindah untuk mencari tempat yang ideal supaya kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi.
Penyebab kerusakan alam akibat ulah manusia merupakan penyebab tertinggi dan sangat berpengaruh daripada faktor alam yang terjadinya tidak setiap hari. Banyak negara maju telah menaruh perhatian khusus terhadap kerusakan alam yang berakibat pada berubahnya iklim global. Jika iklim global berubah, hal ini dapat menyebabkan kenaikan suhu bumi karena akumulasi gas emisi di atmosfer atau juga biasa dikenal dengan istilah Global Warming atau pemanasan Global.
B.   Penambangan Pasir
Penambangan pasir merupakan suatu hasil tangan manusia dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan suatu wilayah. Misalnya mengambil batu-batu besar beserta tanah yang nanti dijual dan digunakan untuk penimbunan jalan, tanah rawa, dan batu besar sebagai pemecah ombak di pantai. Untuk melakukan pengerukan biasanya digunakan kapal keruk yang memiliki alat-alat khusus sesuai dengan kondisi di areal yang akan dikeruk tersebut, seperti :
1.      Kondisi dasar air (berbatu, pasir, dll)
2.      Areal yang akan dikeruk (sungai, danau, muara, laut dangkal, dll)
3.      Peraturan atau hal-hal yang diminta oleh pemerintah lokal ataupun oleh pihak yang meminta dilakukan pengerukan .

Di dalam penambangan pasir  tersebut memiliki langkah atau tahapan, yakni:
1.      Memisahkan dan mengambil material dari dasar air dengan menggunakan:
a.       Pengikisan (erosion)
b.      Memancarkan air tekanan tinggi (jetting)
c.       Memotong (cutting)
d.      Menghisap (suction)
e.       Memecah (breaking)
f.       Mengambil dengan menggunakan bucket (grabbing)
2.      Mengukut material dengan menggunakan:
a.       Tongkak (barges)
b.      Tongkang atau kapal yang didesain secara khusus memiliki wadah penampung (hoppers)
c.       Pipa terapung / floating pipeline
d.      Conveyor-belt
e.       Truk
3.      Pembuangan material tersebut dengan menggunakan:
a.       Pembuangan pipa (pipeline discharge)
b.      Alat angkat seperti crane
c.       Membuka pintu di bawah pada beberapa kapal atau tongkang yang didesain secara khusus (hopper barges).

C.   Proses Penambangan Pasir
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penambangan pasir diantaranya adalah:
1.      Tahap Persiapan
Tahap persiapan biasanya didahului dengan kegiatan pengangkutan berbagai jenis peralatan tambang, dan selanjutnya adalah pembuatan/pembukaan jalan untuk proses pengangkutan. Dalam hal pengangkutan peralatan tambang yang perlu diperhatikan adalah jalan yang akan dilalui. Hal ini perlu diperhitungkan secara matang agar tidak terjadi dampak negatif terhadap lingkungan di sepanjang jalan yang akan dilalui, baik terhadap manusia maupun fisik alam itu sendiri.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan, dimana saja biasanya pasir akan terkumpul banyak, maka setelah diketahui lokasinya, maka masyarakat akan langsung melakukan penggalian.
2.      Tahap Eksploitasi/Penggalian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini utamanya berupa penambangan/penggalian pasir. Bahan tambang yang terdapat di daerah perbukitan, walaupun jenisnya sama, misalnya pasir, teknik penambangannya akan berbeda dengan deposit pasir yang terdapat di daerah pedataran, apalagi yang terdapat di dalam alur sungai. pada tahap eksploitasi dalam kaitannya dengan pengelolaan pertambangan yang berwawasan lingkungan.
Penggalian biasanya dilakukan dengan alat pengeruk yang sederhana, namun, sekali-kali apabila kedaan sungai kering biasanya alat berat seperti beko bisa langsung masuk ke lokasi penambangan.
3.      Pengangkutan
Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah ketika alat-alat berat mulai masuk ke lokasi penambangan untuk mengangkut pasir. Pengangkutan pasir ini biasanya dilakukan dengan menggunakan truk, untuk mencapai kawasan penambangan secara mudah, maka dilakukan pembukaan jalan dengan menebang pohon-pohon disekitar kawasan penambangan, sehingga lingkungan menjadi gersang dan berdebu.
D.   Dampak Penambangan Pasir
Tanah sendiri tergolong ke dalam SDA yang bersifat barang publik, dengan demikian semua pihak dapat mengakses untuk mengambil sumber daya yang terkandung didalamnya sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem lingkungan atau ekosistem menjadi rusak.
Dampak dari pengerukan tanah  yaitu dapat menyebabkan perubahan pada struktur tanah, dan dapat menimbulkan terjadinya erosi, tanah longsor, pencemaran udara pada musim kemarau dan genangan air di musim penghujan, “kendati walaupun pengerukan itu dilakukan ditanah sendiri, namun juga harus memperhatikan lingkungan disekitarnya, serta harus memperhatikan tata cara penambangan yang baik”
Dampak penambangan pasir ini juga mengakibatkan dampak positif dan dampak negatif terhadap kondisi lingkungan, dampak positif diantaranya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan membuka lapangan pekerjaan, sedangkan dampak negatifnya terdiri dari meningkatnya polusi udara, dan kerusakan pada tanggul sungai.
1.      Dampak Positif
a.       Meningkatkan pendapatan masyarakat
Kegiatan penambangan pasir memberikan dampak terhadap tingkat pendapatan masyarakat, hal ini terlihat pada masyarakat pengangguran mengakui bahwa adanya kegiatan penambang pasir memberikan keuntungan yang sangat besar sehingga bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. 
b.      Membuka lapangan pekerjaan
Pada dasarnya tingkat kehidupan ekonomi seseorang atau masyarakat ditentukan oleh kesempatannya memperoleh sumber pendapatan, kesempatan kerja, dan kesempatan berusaha. Namun pada kenyataannya masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah yang menimbulkan tingkat ekonominya rendah diantaranya seperti sulitnya mendapatkan pekerjaan. Kesempatan kerja di Desa Cikeusik semakin terbuka setelah adanya kegiatan penambangan pasir yang memberikan dampak positif bagi warga sekitar sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. 

c.       Meningkatkan daya kreativitas masyarakat 
Penambangan pasir sangatlah menguntungkan bagi masyarakat yang tinggal di dekat tempat penambagan tersebut. Salah satu nya meningkatkat daya kreativitas masyarakat, masyarakat dapat memanfaatkan pasir hasil galian untuk di buat kerajinan tangan, bahan bangunan, dan masih banyak lagi.
2.      Dampak Negatif
a.       Meningkatnya polusi udara
Terjadinya peningkatan debu yang menyebabkan kualitas udara disekitar kawasan penambangan menurun, sebagai akibat dari kendaraan truk yang mengangkut pasir serta tiupan angin jika di lokasi tambang tersebut tidak ada vegetasi yang cukup. Kara vegetasi yang berada di sekitar penambangan telah mati baik itu yang di tebang ataupun mati karena polusi yang ditimbulkan oleh kendaraan berat yang digunakan di penambangan pasir 
b.      Peningkatan kebisingan
Peningkatan kebisingan diakibatkan oleh aktivitas kendaraan truk, padahal sebelum adanya penambangan pasir suasana dilokasi tersebut jauh dari kebisingan, dan masyarakat masih dapat menghirup udara segar karena arus lalau lintas yang tidak begitu ramai. Sama halnya dengan hewan - hewan yang sebelumnya berada di sekitar tempat penambanagn, hewan tersebut mati karena kehabisan bahan makan yang. Sebagian hewan ada yang melarikan diri mencari tempat baru untuk mencari makanan demi mempertahankan keturunan dan juga kelangsungan hidupnya
c.       Penurunan kualitas air
Terjadinya penurunan kualitas air akibat dari pencucian pasir-pasir maupun karena akibat dari lahan yang telah menjadi terbuka karena tidak ada vegetasi penutup, sehingga air dapat mengalir dengan bebas ke badan-badan air. Debit air tanah juga akan menurun karena vegetasi/pepohonan yang dapat menampung air telah ikut di tebang dalam system penamabangan pasir.



d.      Rusaknya Jalan
Para penambang yang telah mendapatkan pasir biasanya meggunakan alat atau mesin mesin berat seperti mobil pengangkut. Mobil yang mengangkut pasir tersebut tentu menggunakan alternatif jalan raya yang tentunya akan membuat jalan raya semakin rusak di karenakan berat beban pada kendaraan angkut tersebut melebihi kapasitas yang di tentukan. Selain itu juga pengankutan bobot beban yang berlebihan dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas terutama di jalur utama. Kendaraan yang melintas di jalur utama biasa menggunakan kecepatan diatas 60 km/jam untuk menempuh waktu yang di targetkan. Itulah kenapa di jalan utama kendaraan tidak di izinkan untuk membawa beban yang melebihi kapasitas seperti truk pembawa pasir. Selain itu juga kendaraan yang membawa beban berat bisa menimbulkan kemacetan yang cukup parah.





BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Kondisi Fisik Kawasan
Kawasan daerah tempat penambangan pasir tepatnya di desa Sungai Tiung Cempaka ini muncul danau namun bukan alami melainkan bekas galian pasir yang dibiarkan begitu saja oleh penambangnya.
Danau-danau itu memiliki air tanah yang jernih dan berwarna biru kehijauan sehingga sering disebut warga dengan nama Danau Biru. Di sekeliling danau tersebut dipenuhi semak belukar, pepohonan dan hutan karena daerah ini merupakan daerah pegunungan. Namun meskipun kawasan ini termasuk daerah pegunungan tetapi akibat dari penambangan pasir yang dilakukan suasananya sangat gersang karena banyak pohon-pohon yang ditebang dan kering.
Tanahnya berwarna coklat kemerahan. Berhubung ini bekas pertambangan pasir, karena di tepinya banyak ditemui gundukan tanah tinggi-tinggi sehingga kawasannya menjadi curam dan terjang seperti bekas galian dan batu-batu yang ukurannya lumayan besar. Disekitar tempat tersebut juga banyak terdapat sampah.
B.   Kemungkinan Adanya Kerusakan Alam
Kegiatan penambangan khususnya yang dapat merubah permukaan bumi karena itu penambangan sering dikaitkan dengan kerusakan lingkungan. Banyak sekali kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan kerusakan di tempat penambangan.
Proses penambangan pasir yang dilakukan di Desa Tiung Kecamatan Cempaka Kabupaten Banjarbaru yaitu dilakukan dengan cara tradisional. Penambangan pasir yang dilakukan hanya dengan menggunakan alat-alat yang sederhana seperti: cangkul, pengeruk pasir, dan karung sebagai tempat penyimpanan pasir. Namun, apabila penggalian dengan jumlah pasir yang cukup besar, biasanya kendaraan pengangkut pasir ini langsung dimasukan ke lokasi penambangan, guna mempermudah proses penggaliannya.  Namun, apabila penggalian dengan jumlah pasir yang cukup besar akan membuat gunung pasir menjadi lebih sedikit jumlahnya, maksudnya sebuah gunung pasir jika dikeruk terus menerus maka pada bagian bawah gunung pasir akan menipis lalu tidak ada kekuatan untuk menyokong puncak gunung pasir yang tinggi sehingga dapat memungkinkan besarnya terjadi longsor apalagi jika sedang musim hujan.

C.   Kondisi Flora dan Fauna

Kondisi flora di sekitar area penambangan pasir terlihat kering dan banyak pepohonan yang mati. Tumbuhan disekitar area tersebut seperti pohon Kemunting (Rhodomyrtus tomentosa) , pohon Akasia (Acacia manginum), pohon Jeungjing (Paraserianthes falcataria), rumput teki (Cyperus rotundus), rumput Mutiara (Oldenlandia), patikan Kerbau (Euphorbia hirta), Bandotan (Angeratum conyzoides L.), Sawi Langit (Vernonia cinerea), Ciplukan (Physalis angulata L.), dan Senggani (Melastoma sp)

Kondisi Fauna di sekitar area pengerukan pasir tersebut banyak terdapat fauna jenis serangga atau insekta seperti Belalang (Caelifera), lebah (Anthophila), dan Semut (Formicidae).

D.   Kondisi Masyarakat dan Upaya Pelestarian
1.      Narasumber: Bapak Solihin, penduduk sekitar penambangan pasir.
Hasil Wawancara:
            Menurut hasil wawancara kami dengan  Bapak Solihin yang merupakan salah seorang warga sekitar Danau Biru. Menurut beliau danau yang kita lihat saat itu, bukanlah danau alami. Melainkan, hasil dari aktivitas penambangan pasir oleh warga sekitar dan pihak pemerintah. Dari aktivitas tersebut, maka terbentuklah lubang besar yang kemudian secara alami berbentuk sebuah danau berwarna biru, yang airnya begitu jernih. Dan sejak saat itu, danu tersebut menjadi salah satu objek wisata, walaupun masih sepi dengan pengunjung.
            Lalu mengenai upaya yang dilakukan oleh warga sekitar adalah dengan menjaga sistem kebersihan di daerah sekitar danau (hasil penambangan), sekaligus sudah menghentikan aktivitas penambangan, karena darri pihak sekitar sendiri, mereka khawatir apabila penambangan pasir tersebut tetap dilakukan, maka akan terjadi bencana tanah longsor.


2.      Narasumber: Ibu Misnawati dan Ibu Siti Suminten
Menurut hasil wawancara kami dengan narasumber kedua yaitu Ibu Misnawati dan Ibu Siti Suminten, mengenai apa saja upaya yang telah dilakukan oleh warga sekitar maupun pemerintah untuk meminimalisir kekhawatiran akan terjadinya bencana longsor yang selama ini ditakutkan  oleh warga sekitar.
Menurutnya dari pihak pemerintah maupun dari warga sendiri tidak ada usaha untuk baik itu penanaman pohon, perbaikan lahan curam, dsb. Mereka hanya membiarkan begitu saja tempat itu sebagaimana adanya.



BAB 4
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Dalam bagian ini akan membahas kesimpulan dari hasil pembahasan mengenai proses penmbangan pasir dan dampaknya terhadap kondisi lingkungan di Desa Tiung Kecamatan Cempaka Kabupaten Banjarbaru. 
Terdapat kegiatan penambangan pasir di kawasan Cempaka, Kabupaten Banjarabaru. Karena pengerukan pasirnyalah terbentuk danau yang airnya berwarna biru yang sering disebut Danau Biru yang sekarang menjadi objek wisata.
Dampak penambangan pasir, mengakibatkan dampak positif dan dampak negatif terhadap kondisi lingkungan, dampak positif diantaranya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan membuka lapangan pekerjaan, sedangkan dampak negatifnya yaitu meningkatnya polusi udara, peningkatan kebisingan, dan penurunan kualitas air.
B.   Saran
Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan sebaiknya tidak boleh hanya untuk kesejahteraan generasi sekarang, melainkan juga untuk kesejahteraan generasi mendatang. Oleh karena itu, kelestarian sumber daya alam dan lingkungan harus tetap diperhatikan.
Pemerintah harus berupaya membuat kebijakan yang mengatur masalah eksploitasi pasir. Kebijakan itu tentu tidak hanya terkait dengan perdagangan melainkan juga kebijakan seperti izin penambangan dan pengawasan terhadap penambangan yang dilakukan.



LAMPIRAN






 Danau Biru Cempaka, Desa Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, yang terbentuk akibat penambangan pasir.







Kondisi fisik kawasan bekas penambangan pasir di Desa Tiung, Cempaka yang berupa pegunungan-pengunungan yang cukup curam, berbatu dan tanah yang kering karena musim kemarau.







Kondisi fisik kawasan bekas penambangan pasir di Desa Tiung, Cempaka yang berupa pegunungan-pengunungan yang cukup curam, berbatu dan tanah yang kering karena musim kemarau.






Kondisi fisik kawasan bekas penambangan pasir di Desa Tiung, Cempaka yang berupa pegunungan-pengunungan yang cukup curam, berbatu dan tanah yang kering karena musim kemarau.





Kelompok kami saat mengobservasi kawasan penambangan pasir di Desa Tiung, Cempaka.





DAFTAR PUSTAKA

Sodiq,Mochammad. 2014. Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta : Kencana.
http://baginikmat.blogspot.co.id/2015/11/makalah-kerusakan                      lingkungan-hidup.html di akses pada tanggal  5                            Desember 2016.
http://dadan-muhamad-ramdan.blogspot.co.id/2011/06/abstrak-makalah-ini-mempunyai-latar.html di akses pada tanggal  5                    Desember 2016.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar