UJIAN AKHIR
SEMESTER
MATA KULIAH
PENGANTAR
PENDIDIKAN
Dosen:
Drs. Heru Puji Winarso, M.Si.
Oleh:
ANDYA AGISA
[1610112220003]
FAKULTAS
KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN PANCASILA & KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017
PENTINGNYA PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KELUARGA
P
|
endidikan
mempunyai banyak pengertian. Emil Durkheim mendefinisikan pendidikan sebagai
pengaruh yang dilaksanakan oleh orang dewasa atas generasi yang belum matang
untuk penghidupan sosial. Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa menurutnya pendidikan adalah suatu
tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya ialah bahwa pendidikan
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai
manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup
yang setinggi-tingginya. Dictionary of Education menyatakan bahwa
pendidikan merupakan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap,
dan bentuk-bentuk perilaku lainnya di dalam masyarakat dimana yang bersangkutan
hidup. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah proses timbal
balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan lingkungan
hidupnya.
Pendidikan merupakan
faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan
dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan
dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal
(sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Dengan kata lain proses perkembangan
pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung
tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung
pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebenarnya bukan hanya
berorientasi pada pendidikan formal saja, namun juga ada jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri dan
dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab yang biasa disebut dengan
pendidikan informal.
Sementara itu, keluarga
adalah kasatuan unit terkecil di dalam masyarakat. Jadi, Yang dimaksud dengan
Pendidikan Keluarga adalah pendidikan yang harus dilaksanakan dalam keluarga
oleh orang tua kepada dirinya sendiri, anggota keluarga yang lain dan kepada
anak-anaknya. Pendidikan keluarga dapat diartikan sebagai tindakan dan upaya
yang dilakukan oleh orang tua sebagai pendidik utama dalam bentuk bantuan,
bimbingan, penyuluhan dan pengajaran kepada dirinya sendiri, anggota keluarga
lain dan kepada anak-anaknya, sesuai dengan potensi mereka masing-masing,
dengan cara memberikan pengaruh baik melalui pergaulan. Sehingga anggota
keluarga dan anak yang bersangkutan kelak dapat hidup mandiri, bertanggung
jawab dan ia dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan masyarakatnya
sesuai dengan nilai-nilai budaya yang berlaku dan agama yang dianutnya.
Sudah
kodratnya, pendidikan dimulai dari dalam keluarga karena tidak ada orang yang
tidak dilahirkan dalam keluarga. Bisa dibilang, keluarga merupakan proses
pendidikan yang pertama bagi seseorang. Jauh sebelum ada lembaga pendidikan
yang disebut sekolah, keluarga telah ada sebagai lembaga yang memainkan peran
penting dalam pendidikan yakni sebagai dasar pembentukan kepribadian seseorang.
Keluarga merupakan ujung tombak kesuksesan anak yang tidak didapat melalui
pendidikan di sekolah, dikarenakan keluarga berperan penting dalam pembentukan
watak, kebiasan serta perilaku anak diluar lingkungan keluarga. Dari keluarga,
seseorang bisa mempelajari begitu banyak hal mulai dari cara menyatakan
pendapat, berperilaku, bersikap, bagaimana cara berbicara, bagaimana
berinteraksi dengan orang lain, dan bertutur kata, hingga bagaimana seseorang
bisa menganut nilai-nilai tertentu sebagai prinsip hidupnya. Intinya, keluarga
merupakan basis pendidikan bagi setiap orang dan keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama membawa pengaruh terhadap anak.
Pendidikan
akhlak, perbaikan watak, serta prilaku yang baik merupakan tugas dari
lingkungan keluarga untuk mengajarkan kepada anak. Hal tersebut dikarenakan
sebelum anak terjun ke dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas si anak
harus memiliki bekal yang cukup, dan bekal tersebut didapat dari keluarganya,
jika di dalam keluarga si anak mendapatkan pendidikan yang baik dan terarah seperti
pendidikan mengenai akhlak, etika, cara bertutur kata dan pendidikan yang
lainnya yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap kebiasaan, maka
besar kemungkinannya si anak dapat sukses di luar lingkungan keluarganya.
Pendidkan di dalam lingkungan keluarga atau disebut
juga sebagai pendidikan Informal.
Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diberikan oleh keluarga, dan
lingkungan sekitarnya. Pendidikan informal adalah pendidikan yang didapat dari
pendidikan yang bersifat tidak resmi, seperti pendidikan alam dan pendidikan
lain di luar pendidikan di suatu lembaga sekolah.
Pendidikan Informal bahkan diatur di dalam undang undang. Di dalam pasal 1 ayat
13 undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional telah
dituliskan secara jelas mengenai apa yang dimaksud dengan pendidikan informal “Pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan”. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan informal telah
tertuang pada pasal 27 Undang Undang Nomor 20 tahun 2003, dan juga pasal 116
peraturan pemerintah No 17 tahun 2010, yang menjelaskan bahwa pendidikan
informal dilakukan oleh keluarga, dan lingkungan yang berbentuk kegiatan
belajar secara mandiri, dimana pendidikan ini berkaitan dengan pembentukan
watak, kebiasaan, dan perilaku anak, yang mana ketiga faktor tersebut merupakan
jembatan bagi mereka untuk memasuki dunia di masa yang akan datang.
Jadi sudah jelas, dapat
disimpulkan secara sederhana yang menjadi tujuan pendidikan dalam keluarga,
ialah anak dan anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuannya untuk menjadi seseorang yang mandiri dalam
masyarakatnya dan dapat menjadi insan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan
lingkungannya itu.
Adapun pendidikan dalam
keluarga itu dibagi menjadi beberapa poin utama pembentukan karakter anak dalam
keluarga. Yang pertama ialah Pembinaan
Akhlak, akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku,
pendidikan dan pembiasaan akhlak anak. Keluarga dilaksanakan dengan contoh dan
teladan dari orang tua. Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan
hubungan antara ibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock
menyatakan bahwa setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikan
teladan ataupun idola bagi mereka. Yang kedua ialah Pembinaan Intelektual, pembinaan intelektual dalam keluarga
memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas manusia, baik
intelektual, spiritual maupun sosial. Karena manusia yang berkualitas akan
mendapat derajat yang tinggi. Dan yang ketiga adalah Pembinaan Kepribadian dan Sosial, pembentukan kepribadian terjadi
melalui proses yang panjang. Proses pembentukan kepribadian ini akan menjadi
lebih baik apabila dilakukan mulai dari pembentukan produksi serta reproduksi
nalar tabiat jiwa dan pengaruh yang melatarbelakanginya. Mengingat hal ini
sangat berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat menjaga emosional diri dan
jiwa seseorang. Dalam hal yang baik ini adanya kewajiban orang tua untuk
menanamkan pentingnya memberi support kepribadian yang baik bagi anak didik
yang relatif masih muda dan belum mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat
baik, hal ini cocok dilakukan pada anak sejak ini agar terbiasa berperilaku
sopan santun dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya orang tua bisa
dengan mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak si anak
dapat menghormati orang yang lebih tua darinya.
Setiap orang tua dalam
menjalani kehidupan berumah tangga tentunya memiliki tugas dan peranan penting
terhadap anaknya, tentulah tugas tersebut berawal dari melahirkan anak, mengasuh
dan membesarkannya, serta mengarahkan anak menuju kepada kedewasaan serta menanamkan
norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku. Di samping itu, orang tua juga harus
mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri anak, memberi teladan dan mampu
mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih
sayang. Anak-anak yang tumbuh dengan berbagai bakat dan kecenderungan
masing-masing adalah karunia yang sangat berharga.
Selain tugas orang tua
seperti yang dijelaskan, orang tua juga tentunya harus memiliki beberapa sikap
atau suatu tindak yang harus diberikan kepada anak seperti memberikan respek
dan kebebasan pribadi terhadap anak, sebab memberi perhatian memang bagus
terhadap anak tetapi jika orang tua terlalu mengekang anak bisa jadi seorang
anak akan merasa terbebani dan memungkinkan dia untuk memberontak, anak juga
memerlukan kebebasan dari orang tua misalnya seperti bebas dalam mengembangkan
hobinya yang dia sukai selama hobinya itu bersifat postif dan tidak merusak
atau membahayakan anak maka dari itu orang tua juga perlu mengawasi tingkah
laku dan hobi anak tanpa mengekang anak terlalu berlebihan. Lalu menjadikan
rumah tangga yang nyaman dan menarik, sehingga anak merasa nyaman berada di lingkungan
keluarganya. Menghargai kemandiriannya, apabila anak sudah mulai mandiri atau
sudah dapat melakukan hal yang biasanya dengan bantuan orang tua lalu menjadi
melakukannya sendiri, maka orang tua perlu memberikan pernghargaan seperti
pujian dan kebanggan bahwa anak sudah bisa mandiri. Lalu berdiskusi atau berbincang-bincang,
mendiskusikan mengenai berbagai masalah, mengajak anak berbincang-bincang
merupakan hal yang penting dalam memahami sifat atau karakter anak, mengajarkan
anak lebih terbuka kepada orang tua sehingga orang tua mampu membantu jika anak
memiliki masalah. Memberikan rasa aman, kasih sayang, dan perhatian di dalam
keluarga serta memberikan contoh perkawinan yang bahagia atau keluarga yang
bahagia kepada anak.
Anak-anak
suka meniru perilaku orang tua, baik perkataan, sikap maupun perbuatan.
Pendidikan dalam keluarga hanya akan berhasil manakala orang tua mendidik
dengan menunjukkan teladan. Pendidikan tentang penguasaan diri, nilai-nilai,
dan peran-peran sosial akan gagal apabila orang tua tidak mampu menguasai diri,
tidak memiliki nilai-nilai yang diajarkan, dan tidak melaksanakan peran
sosialnya. Dalam pendidikan keluarga, orang tua tidak hanya berperan sebagai
pendidik tetapi juga sebagai model tentang segala sesuatu yang diajarkan.
Anak
bisa saja ragu dengan apa yang orang tua ajarkan apabila orang tua tidak
menunjukkannya terlebih dahulu dalam perilakunya. Namun sebaliknya anak tidak
akan ragu dengan segala hal yang diajarkan apabila orang tua mampu
menunjukkannya dalam perbuatan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan, tanpa
kata-kata pun suatu teladan dapat ditransfer kepada anak.
Tugas-tugas serta peran
yang harus dilakukan orang tua tidaklah mudah, salah satu tugas dan peran
orang tua yang tidak dapat dipindahkan adalah mendidik anak-anaknya. Sebab
orang tua memberi hidup anak, maka mereka mempunyai kewajiban yang teramat
penting untuk mendidik anak mereka. Jadi, tugas sebagai orang tua tidak hanya
sekadar menjadi perantara makhluk baru dengan kelahiran, tetapi juga memelihara
dan mendidiknya, agar dapat melaksanakan pendidikan terhadap anak-anaknya, maka
diperlukan adanya beberapa pengetahuan tentang pendidikan.
Sebagai penanggung
jawab pendidikan dalam keluarga yang pertama dan utama adalah orang tua. Adapun
fungsi keluarga secara ilmu menurut ST. Vebriantosebagaimana dikutip oleh
M. Alisuf Sabri ialah sebagai berikut: Fungsi
Biologis, keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak secara biologis anak
berasal dari orang tuanya. Fungsi Afeksi,
keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan sosial yang penuh dengan
kemesraan dan afeksi (penuh kasih sayang dan rasa aman). Fungsi Sosial, fungsi keluarga dalam membentuk kepribadian anak
melalui interaksi sosial dalam keluarga anak, mempelajari pola-pola tingkah
laku, sikap keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam keluarga anak,
masyarakat dan rangka pengembangan kepribadiannya. Fungsi Pendidikan, keluarga sejak dulu merupakan institusi
pendidikan dalam keluarga dan merupakan satu-satunya institusi untuk
mempersiapkan anak agar dapat hidup secara sosial di masyarakat, sekarang pun
keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam
mengembangkan dasar kepribadian anak. Fungsi
Rekreasi, keluarga merupakan tempat/medan rekreasi bagi anggotanya untuk
memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan. Fungsi Keagamaan, merupakan pusat pendidikan upacara dan ibadah
agama, fungsi ini penting artinya bagi penanaman jiwa agama pada si anak. Dan Fungsi
Perlindungan, keluarga berfungsi memelihara, merawat dan melindungi anak
baik fisik maupun sosialnya.
Keluarga adalah kelompok
sosial terkecil di masyarakat dan dari sinilah proses pewarisan aspek-aspek
sosial terjadi. Sehingga peranan keluarga dalam proses sosialisasi menjadi
penting. Seperti pengenalan dan pengembangan sikap sosial awal. Kemampuan
mengadakan kontak sosial dan bermasyarakat tumbuh sejak masa kanak-kanak yakni
melalui hubungan dengan orang tua dan saudara-saudaranya yang kemudian
berkembang melalui pergaulannya dengan anak-anak di sekitar. Keluarga adalah
lingkungan pertama bagi proses pertumbuhan sikap sosial dan kemampuan hubungan
sosial anak. Dalam keluarga berlangsung pengembangan sikap sosial awal yang
akan menopang perkembangan sikap sosial selanjutnya. Kemampuan bergaul yang
diperoleh di lingkungan keluarga mendasari kemampuan bergaul yang lebih luas.
Dalam hubungan sosial tersebut anak akan memahami tentang bagaimana menghargai
orang lain, mengetahui cara berkomunikasi dengan orang lain dan memahami bahwa
kebebasannya dibatasi oleh kebebasan orang lain.
Keluarga atau orang tua
juga perlu mengajarkan anak belajar memegang peran dalam melatih kemampuan
sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlangsung sosialisasi mengenai berbagai
status dan peran yang dapat dimainkan oleh anak didik dalam masyarakat. Semua
kedudukan dalam masyarakat membawa kepada peran dan status tertentu. Jadi dalam
hal ini “keluarga” sebagai masyarakat terkecil perlu membentuk dan memelihara
“jembatan” yang menghubungkan dengan masyarakat luas. Anak laki-laki secara
alamiah cenderung lebih memperhatikan peran ayah, sedangkan anak perempuan
lebih memperhatikan peran ibunya. Peran ayah bukan saja di sekitar keluarga
tetapi masih banyak peran di luar keluarga seperti berbagai peran pada lembaga
sosial yang juga tidak luput dari perhatian anak-anaknya. Oleh karena itu pada
saat-saat tertentu anak didorong untuk ambil bagian dalam tugas-tugas sosial
terutama yang berkaitan langsung dengan masalah anak atau remaja. Latihan
memegang peran dalam kegiatan kelompoknya akan membantu keberhasilan anak di
masyarakat yang lebih luas.
Selain itu keluarga
juga perlu membimbing awal kepribadian anak. Keluarga tempat berlangsungnya
sosialisasi yang berfungsi dalam pembentukan kepribadian sebagai makhluk
individu, makhluk sosial dan makhluk keagamaan. Pengalaman hidup bersama di
dalam keluarga akan memberi dampak yang besar bagi pembentukan kepribadian
anak. Apakah anak akan berkepribadian lemah tergantung dari latar belakang
pengalaman di lingkungan keluarga. Dapat disimpulkan bahwa pengalaman yang
dilalui anak di lingkungan keluarga berpengaruh terhadap kepribadiannya.
Adapun
hasil dari pendidikan dalam keluarga akan sesuai harapan apabila dilakukan
secara konsisten. Sejatinya, sikap konsisten tidak hanya baik bagi pendidikan
dalam keluarga tetapi juga mengajarkan tentang ketegasan, dan keteguhan dalam
berprinsip. Setiap keluarga pasti memiliki konsisten
yaitu kesepakatan bersama agar menjadi keluarga yang diharapkan, konsisten
dalam mendidik keluarga harapan itu penting untuk diterapkan karena dengan
sikap konsisten maka tidak akan terpengaruh dengan kondisi yang ada diluar.
Adapun juga dengan menetapkan
pendidikan keluarga (informal) sejak dini tentulah sikap orangtua yang selalu
menjadi acuan penting, karena apabila sikap dari orangtua sudah tidak baik maka
akan menjadi pengaruh besar bagi keluarganya. Orangtua akan selalu menjadi
panutan bagi anak-anaknya sebagai generasi penerusnya dari sejak dini,
diharapkan dapat menerapkan sikap yang baik maka akan lahir generasi keluarga
yang lebih baik.
Selain
itu ajaran agama, orang tua juga perlu menanamkan ajaran agama yang dianut oleh
keluarga itu sendiri. Ajaran agama merupakan pandangan
hidup bagi pemeluknya. Maksudnya, apabila seseorang memeluk agama tertentu,
maka dia akan menjadikan ajaran agama tersebut sebagai panduan dalam berpikir,
berperasaan, dan berperilaku. Dalam hal ini agama merupakan pondasi yang utama
dalam keluarga, dalam menciptakan keluarga harapan harus selalu perpegang teguh
pada agama yang dianut agar nantinya tidak salah arah dalam mendidik keluarga.
Adapun langkah dalam menanamkan seseuatu teladan yang baik kepada anak yaitu
dengan menciptakan komunikasi yang baik antara orangtua dengan anak-anaknya
serta anggota keluarga lainnya, dengan selalu menjaga serta menjalin komunikasi
yang baik, maka dalam keluarga tidak akan terjadi sesuatu hal yang tidak
diharapkan agar nantinya tidak terjadi miskomunikasi dalam keluarga.
Dalam menumbuhkan karakter anak, orang
tua harus memiliki beberapa strategi yang perlu dilakukan demi terbentuknya
karakter anak yang baik, antara lain. Yang pertama, strategi keteladan orang
dewasa di rumah tangga, bagaimana mencontohkan sifat-sifat teladan yang baik
seperti; kejujuran, bertanggung jawab, disiplin dan bertutur kata yang baik
harus terus dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari bersama anak-anak. Berbagai
sifat-sifat teladan yang harus di contohkan oleh orang tua harus dimulai semenjak dini yakni mulai dari
rumah tangga atau keluarga. Untuk itulah pendidikan keluarga sangat berperan
penting. Sifat penghormatan, tanggung jawab, kejujuran, keberanian,
keterbukaan, penuh perhatian, integritas, rajin dan kenegarawanan akan tumbuh
dan berkembang bila ditanamkan semenjak masa kanak-kanak oleh keluarga.
Yang kedua, yaitu strategi
kebiasaan/pembiasaan, pembiasaan berperilaku yang baik dan adab sopan santun
adalah bagian terpenting dalam pendidikan. karena itu anggota keluarga terutama
yang sudah dewasa harus sudah terbiasa dengan perilaku yang positif. Misalanya
pemberian penghargaan kepada anak yang jujur. Anak yang jujur meskipun
memperoleh nilai sekolah rendah lebih berharga daripada anak yang bohong
meskipun nilainya tinggi. Keberanian untuk jujur perlu pembiasaan.
Yang ketiga, ialah strategi
pengajaran, yakni memberikan petunjuk kepada anak mengenai sesuatu yang baik yang
harus diketahui dan diamalkan dalam perilaku sehari-hari, serta menunjukkan
sesuatu yang tidak baik atau tidak benar yang harus dijauhi. Informasi dan
nasihat perlu diberikan terus menerus kepada anak.
Dalam berbagai gerakan
tentang pendidikan, khususnya pendidikan di luar sekolah, pendidikan keluarga
(informal) menjadi bagian penting yang mendapat perhatian. Berdasarkan
undang-undang no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 27 ayat
1 mengemukakan bahwa “kegiatan pendidikan keluarga (informal) yang dilakukan
oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan secara mandiri”. Ini berarti
keluarga merupakan wahana atau jalur pendidikan, keluarga merupakan tempat
terjadinya proses pendidikan anak dengan orangtua sebagai pendidik.
Keluarga merupakan
lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan seorang individu
sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh
terutama melalui interaksi antara orangtua dan anak. Dalam berinteraksi dengan
anaknya, orang tua akan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai
perwujudan pendidikan terhadap anaknya.
Jika
anak sudah terbiasa melakukan sesuatunya dengan baik di lingkungan keluarga
maka dia akan selalu melakukan sesuatu hal yang baik pula ketika dia keluar dari
lingkungan keluarga. Atas dasar itu lah keluarga sangat berperan penting dalam
mendidik anak. Karena jika seseorang telah sukses di dalam keluarganya, bukan
tidak mungkin jika seseorang terjun ke dunia masyarakat yang lebih luas dari
keluarga, maka masyarakat tersebut akan baik pula tergantung bagaimana keluarga
mendidiknya.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa peran keluarga dalam pendidikan anak
sangatlah penting, keluarga merupakan unsur terkecil dalam sebuah masyarakat,
dari lingkungan keluargalah anak tumbuh dan berkembang dan dari sinilah awal
pendidikan diperoleh oleh anak, dari keluargalah anak belajar berperilaku, dan
bersikap, ketika keluarga telah menanamkan akhlak yang baik, perilak yang baik,
etika yang baik, dan akhirnya terbentuk sebuah kebiasaan yang baik, maka anak
tersebut berarti telah siap untuk mengarungi kehidupan di luar lingkungan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, umar. dan S.L.La Sulo. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
How to play casino site
BalasHapusWhat is a casino site? Casino site. With the popular and unique online gambling games such as Blackjack, Roulette and Blackjack, many people enjoy luckyclub using Rating: 8.8/10 · 6,812 votes · Free · Game