MAKALAH
PENDIDIKAN
SEBAGAI SISTEM
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar
Pendidikan
Dosen :
Ririanti
Rachmayani, S.Psi, M.Pd.
OLEH :
ANDYA AGISA
[1610112220003]
[1610112220003]
FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA &
KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT.
Atas izin-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa
pula kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW. Beserta keluargaNya, para sahabatNya, dan seluruh ummatNya yang senantiasa
istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan berjudul “Pendidikan
Sebagai Sistem”.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, khususnya kepada Ibu Ririanti Rachmayani, S.Psi, M.Pd. selaku
dosen Pengantar Pendidikan yang telah memberikan tugas ini pada saya. Saya memperoleh banyak manfaat setelah menyusun tugas ini.
Akhirul kalam, saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna,
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Karena itu saya mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa
mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan
berbagai pihak.
Demikian
makalah ini saya susun, semoga bisa memberikan manfaat kepada pembaca.
Banjarmasin, 29 Sepetember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................ i
Daftar Isi.......................................................................................... ii
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan..................................................................... 1
D. Manfaat
Penulisan................................................................... 1
BAB 2
Pembahasan
A. Pengertian
Pendidikan dan Sistem............................................... 2
B. Orientasi
Umum : Teoti Sistem Pada Umumnya......................... 8
C. Analisis
dan Pemetaan Pendidikan Nasional Sebagai Sebuah Sistem................. 14
D. Analisis
dan Pemetaan Sekolah Sebagai Sebuah Sistem............ 27
BAB 3
Penutup
A. Kesimpulan .......................................................................... 31
B. Saran..................................................................................... 31
C. Penutup................................................................................. 31
Daftar Pustaka.............................................................................. 32
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Di dalam kehidupan sehari-hari, dewasa
ini pendidikan telah dipandang sebagai suatu fungsi yang melekat dengan
kehidupan sehari-hari, dewasa ini pendidikan telah dipandang sebagai suatu
fungsi yang melekat dengan kehidupan itu sendiri. Memperoleh pendidikan sudah
merupakan suatu keharusan dan kebutuhan dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan
bangs. Pendidikan telah dipandang sebagai suatu investasi dalam pembangunan
sumber daya manusia yang amat diperlukan dalam pembangunan sosial dan ekonomi.
Pendidikan makin banyak memerlukan berbagai keahlian profesional dalam
manajemennya serta memerlukan berbagai kehlian yang bersifat interdisipliner
dalam memecahkan masalahnya. Dalam makalah ini akan membahas atentang Pendidikan
sebagi sebuah Sistem.
B.
RUMUSAN
MASALAH
·
Apa pengertian
Pendidikan dan Sistem?
·
Bagaimana teori sistem
pada umumnya?
·
Bagaimana analisis
pemetaan pendidikan nasional sebagai sebuah sistem?
·
Bagaimana analisis
pemetaan sekolah sebagai sebuah sistem?
C.
TUJUAN
PENULISAN
·
Untuk mengetahui
pengertian pendidikan dan sitem
·
Untuk mengetahui teori
sistem pada umumnya
·
Untuk mengetahui
bagaimana analisis pemetaan pendidikan nasional sebagai sebuah sistem
·
Untuk mengetahui
bagaimana analisis pemetaan sekolah sebagai sebuah sistem
D.
MANFAAT
PENULISAN
·
Sarana
membaca
·
Media
pembelajaran
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
PENDIDIKAN dan SISTEM
·
Pengertian Pendidikan
Pendidikan (pedagogi)
secara etimologis adalah berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “PAIS”,
artinya anak, dan “AGAIN”, diartikan membimbing. Jadi sederhananya adalah bimbingan
yang diberikan kepada anak.
Sedangkan secara
Definitif pendidikan (pedagogie) adalah
suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan secara sadar ataupun secara sengaja
yang dilakukan orang dewasa kepada orang yang belum dewasa (baca : anak)
sehingga timbul hubungan antara keduanya yang bertujuan untuk mendewasakannya.
·
Pengertian Sistem
Sistem secara
etimologis berasal dari bahasa yunani “systema” yang berartisehimpunan
bagian atau komponen yang saling
berhubungan secara teratur
dan merupakan suatu keseluruhan.
Banyak definisi yang
digunakan untuk menjelaskan arti kata “sistem” , diantarnya sebagai berikut :
a.
Sistem adalah suatu
kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir, suatu himpunan atau
terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang
membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M.
Amirin, 1992: 10.)
b.
Sistem merupakan
himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk
mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992: 10.)
c.
Sistem merupakan
sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai
dengan rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang M. amirin. 1992:
11.)
Definisi tersebut, yang pertama (a) menekankan soal wujud sistem, yang
kedua (b) menaruh perhatian pada fungsi
komponen yang saling berkaitan dan tujuan sistem, dan yang ketiga (c) menampilkan unsur rencana disamping
saling kaitan antar komponen dan tujuan dari sitem. Sekalipun demikian
definisi yang berbeda-beda itu mengandung unsur persamaan yang dapat dipandang
sebagai ciri umum dari sistem, yaitu yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
·
Sistem merupakan suatu
kesatuan yang berstruktur.
·
Kesatuan tersebut
terdiri dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh.
·
Masing-masing komponen
mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi struktur,
yaitu mencapai tujuan sistem.
Dengan demikian sistem dapat diartikan
sebagai suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen-komponen
tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing,
tetapi secara fungsi komponen-komponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan
(yaitu tujuan dari sistem).
A. Komponen
dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan
Pendidikan sebagai
sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Untuk melihat komponensistem
pendidika,di bawah ini dikemukakan pengandaian Toffler.
Toffler (1970)
menganalogikan sekolah dengan sebuah pabrik. Memang sebenarnya usaha pendidikan
itu tidak dapat disamakan dengan pabrik. Tetapi jika dilihat dari segi proses
mekanismenya,ada persamaan antara keduanya. Misalnya, sebuah pabrik gulayang
tujuan didirikannya adalah untuk memproduksi gula. Pabrik tersebut membutuhkan
bahan mentah (raw input) berupa tebu ataupun bahan lainnya. Untuk memproses
tebu menjadi gula sebagai keluaran (out put) diperlukan mesin-mesin
penggilingan beserta perangkat peralatan lainnya (saran dan prasarana) yang
ditangani dan dikelola oleh pekerja, kepala bagian sampai dengan pimpinan
pabrik (tenaga). Sudah barang tentu tenaga tersebut bekerja tidak asal bekerja,
melainkan berdasarkan petunjuk-petunjuk peraturan, sistematika, dan prosedur,
serta jadwal yang telah ditetapkan program. Di samping itu juga dilakukan
pencatatan dan pendataan (administrasi). (Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo,
2008: 59.)
Sarana dan prasarana,
ketenagaan, program, dan administrasi yang diperlukan untuk pemrosesan bahan
mentah seperti yang dikemukakan di atas merupakan masukan instrumental
(instrumental input). Segenap lingkungan yang berpengaruh terhadap pemrosesan
masukan mentah disebut masukan lingkungan (environmental input). (Umar
Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, 2008: 60.)
Dalam bidang
pendidikan:
1. Sistem
baru merupakan masukan mentah (raw input) yang akan diproses menjadi tamatan
(out put).
2. Guru
dan tenaga nonguru, administrasi sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan,
prasarana dan sarana merupakan masukan instrumental (instrumental input) yang
memungkinkan dilaksanakannya pemrosesan masukan mentah menjadi tamatan.
3. Corak
budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar, kependudukan, politik, dan keamanan
negara merupakan faktor lingkungan atau masukan lingkungan (environmental
input) yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap
berperannya masukan instrumental dalam pemrosesan masukan mentah.
(Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo,
2008: 61.)
B. Hubungan
Sistem Pendidikan dengan Sistem lain dan Perubahan Kedudukan dari Sistem
Pendidikan nonformal,
pendidikan formal, dan pendidikan informal merupakan subsistem dari bidang
pendidikan sebagai sistem. Misal, pendidikan formal sebagai subsistem
(komponen) dari sistem pendidikan dapat merupakan sebuah
subsistem/komponen-komponen: sekolah dasar, sekolah menengah, dan pendidikan
tinggi. (Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, 2008: 63.)
C. Pemecahan
Masalah Pendidikan Secara Sistematik
1. Cara
Memandang Sistem
Jika
sebuah komponen suatu sistem dipisahkan dari komponen-komponen yang lain, dan
dikaji secara tersendiri, maksudnya agar komponrn tersebut dapat dianalisis
secara lebih mendalam. Selanjutnya, memandang suatu sistem dalam konteks ruang
lingkup yang lebih besar (suprasistem) mempunyai manfaat agarkita memandang
suatu persoalan tidak lepas dari hal-hal yang melatarbelakangi atau yang
mewadahinya. Sebab dibalik sebuah sistem sebagai produk budi daya atau
rekayasa,seperti sistem pendidikan, tentu terdapat konsep dan cita cita.
Sebagai ilustrasi, di bawah ini
dikemukakan sejumlah masalah dengan cakupan ruang lingkupyang berbeda.
Masalah 1 : Bagaimana cara menggalangkerja sama yang terpadu antara IKIP
dengan Kanwil Depdikbud dalam menanggulangi/menangani program pengalaman
lapangan (PPL).
Masalah 2 : Usaha apa yang seyogyanya dikerjakan oleh IKIP untuk memiliki
sarana penunjang pelaksanaan PPL secara efektif.
Masalah 3 : Bagaimana seharusnya PPL disusun sehingga cukup applicable
(tekerjakan) dan dapat memenuhi target yang diharapkan.
Dengan membandingkan masalah-masalah tersebut akan
terlihat bahwa masalah (1) ruang lingkupnya lebih sempit daripada masalah,
sedangkan masalah (2) lebih sempit daripada masalah (3). Masalah yang lebih
sempit ruang lingkupnya bernaung pada masalah yang lebih luas.(Umar
Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, 2008: 65-66.)
D. Keterkaitan
Antara Pengajaran dan Pendidikan
Istilah pengajaran dapat dibedakan dari
pendidikan, tetapi sulit dipisahkan.jika dikatakan “anak diajar menulis yang baik”
lebih terasa sebagai pengajaran. Tetapi
jika “anak dikembangkan kegemarannya untuk menulis yang baik” maka lebih mirip
pendidikan. Demikian pula jika dikatakan “guru mengajar murid menyusun jadwal
belajar untuk belajar dirumah “, ini lebih cenderung dianggap dianggap sebagai
kegiatan “mengajar. Tetapi jika orang tua membiasakan anaknya mematuhi jadwal
belajar dirumah tersebut maka orang tua tersebut dianggap mendidik anaknya
dalam hal ini mendidik kedisiplinan. Dalam pendidikan agama disekolah sering dikatakan
bahwa banyak sekolah yang kegiatan “pendidikan agamanya” begeser menjadi
“pengajaran agama”. Maksudnya “pengetahuan tentang agama” lebih ditekankan
daripada “penanaman jiwa/sikap keagamaannya” pada murid.Akibatnya murid tahu
bahkan mungkin memahami banyak hal mengenai agama, tetapi apa yang dipahami itu
tidak menyatu dengan dirinya dan tidak mewarnai tingkah lakunya.
Contoh-contoh diatas
menunjukkan bahwa terhadap sesuatu objek kegiatan (menulis,menyusun jadwal,
mengkaji agama) dapat dipilih sisi pengajaran dan sisi pendidikannya.
Jika yang dipersoalkan atau dijadikan tekanan aspek
pengetahuan, disebut”pengajaran”, dan jika aspek pembentukan sikap menjadi
tekanan disebut”pendidikan”. Disampig dua sisi seperti yang dikemukakan, jika
mengajaran ingin dibedakan dari pendidikan, masih ada segi-segi lain yang dapat
dikemukaan sebagai berikut.
Pengajaran
(Instruction)
-
Lebih menekankan
pada pengusaan wawasan dan pengetahuan tentang bidang/program tertentu seperti
pertanian, kesehatan, dan lain-lain.
-
Makan waktu
relatif pendek.
-
Meode lebih
bersifat rasional, teknis praktis.
Pendidikan(Education)
-
Lebih menekankan
pada manusianya ( penanaman sikap dan nilai-nilai )
-
Makan waktu
relative panjang. Metode lebih bersifat psikologis dan pendekatan manusiawi.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan
pengajaran dan pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing saling mengisi.
b. Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis
agar masing-masing dapat lebih dipahami lebih baik .
c. Pendidkan modern lebih cenderung mengutamakan
pendidikan sebab pendidikan pembentuk wadah , sadang pengajaran mengusahakan
isinya. Wadah harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.
6. Pendidikan
Prajabatan ( Preservice Education ) dan Pendidikan dalam jabatan (Inservice
Educatiaon) sebagai Sebuah Sistem.
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal
secara formal kepada calon pekerja dalam bidang tertentu dalam periode waktu
tertentu dalam periode waktu tertentu seperti STM tiga tahun, diploma III
matematika tiga tahun, ataupun strata I jurusan matematika pada SMP ataupun
guru matematika pada SLTA.
Sedangkan pendidikan dalam jabatan bermaksud
memberikan bekal tambahan kepada orang-orang yang telah bekerja berupa
penataran, kursus-kursus, dan lain-lain.
7. Pendidikan
Formal, Non-Formal,dan informal sebagai Sebuah Sistem
Pendidikan formal (PF) yang sering disebut pendidikan
persekolahan, berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku. Mulai dari
sekolah dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi (PT).
Menurut UU No 2 Tahun 1989 tentang system pendidikan
nasional, dinyatakan setiap warga Negara diwajibkan mengikuti pendidikan formal
minimal tamat SMP.
Bagi warga Negara yang tidak sempat mengikuti ataupun
menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu dalam pendidikan formal(putus
sekolah) disediakan pendidikan nonformal,untuk memperoleh bekal guna terjun
kemasyarakat. Pendidikan nonformal (PNF) sebagai pendidikan formal (FP) semakin
hari semakin berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat dan
ketenagakerjaan.
D. FAKTOR-FAKTOR
Secara teoristis,suatu sistem pendidikan terdiri dalam komponen-komponen
atau bagian-bagian yang
menjadikan inti dari proses pendidikan. Adapun komponen atau faKtor-faktor
tersebut terdiri dari:
1.
Tujuan
Disebut juga cita-cita
pendidikan, yang fungsinya adalah untuk memberikan arah terhadap semua kegiatan
dalam proses pendidikan.
2.
Peserta Didik
Fungsinya adalah sebagai
objek yang sekaligus sebagai subjek
pendidikan. Sebagai subjek, karena peserta didik tersebut menerima
perlakuan-perlakuan tertentu tetapi dalam pendangan pendidikan modern, peserta
didik lebih dekat dikatakan sebagai subyekatau pelaksana pendidikan.
3.
Pendidik
Berfungsi sebagai pembimbing,
pengaruh, untuk menumbuhkan aktivitas peserta didik dan sekaligus sebagai
pemegang tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan.
4.
Alat Pendidikan
Maksudnya adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berfungsi
untuk mempermudah atau mempercepat tercapainya tujuan pendidikan.
5.
Lingkungan
Maksudnya lingkungan sekitar
yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan. Berfungsi
sebagai wadahatau lapangan terlaksananya proses pendidikan.
Faktor-faktor atau komponen
sistem pendidikan itu, berkaitan erat satu dan lainnya dan merupakan kesatuan
yang tak terpisahkan.
B. ORIENTASI UMUM : TEORI
SISTEM PADA UMUMNYA
1.
Pendekatan
Sistem
a.
Batasan
Pendekatan
sistem adalah cara-cara berpikir dan bekerja yang menggunakan konsep-konsep
teori sistem yang relevan dalam memecahkan masalah.
b.
Tipe-tipe
1)
Filsafat Sistem
Pendekatan
sistem yang bertitik tolak konseptual/teoritis, dengan mempergunakan metode
kognitif atau berpikir mencerminkan sesuatu untuk menggambarkan rancang
bangunnya.
2)
Manajemen Sistem
Pendekatan
sistem yang betitik tolak pragmatis/mencari
manfaat, dengan mempergunakan metode sintetis
atau memadukan unsur-unsur menjadi kesatuan, untuk mengintegrasikan operasi-operasi kerja memalui perancangan
operasional yang menekankan pada jaringan hubungan unsur-unsurnya.
3)
Analisis Sistem
Pendekatan
sisitem yang bertitik tolak pada optimalisasi penggunaan sumber-sumber yang
tersedia, dengan mempergunakan metode penyusunan
model-model kerja untuk mencapai tujuan-tujuan yang efektif dan efesien
dalam penggunaan sumber-sumber yang tersedia.
2.
Teori
Sistem
A.
Karakteristik Teori
Sistem
1)
Keseluruhan adalah hal
yang utama dan bagian adalah hak yang kedua.
2)
Intergrasi adalah
kondisi saling hubungan antara
bagian-bagian dalam satu sistem.
3)
Bagian-bagian membentuk
sebuah keseluruhan yang tak dapat dipisahkan.
4)
Bagian-bagian memainkan
peranan mereka dalam kesatuannya untuk mencapai tujuan dari keseluruhan.
5)
Sifat bagian dan
fungsinya dalam keseluruhan dan tingkah lakunya diatur oleh keseluruhan
terhadapat hubungan-hubungan bagiannya.
6)
Keseluruhan adalah
sebuah sistem atau sebuah kompleks atau sebuah komfigurasi dari energi dan
berperilaku seperti sesuatu unsur tunggal yang tidak kompleks.
7)
Segala sesuatu haruslah
dimulai dari keseluruhan sebagai suatu dasar, dan bagian-bagian serta
hubungan-hubungan, baru kemudian terjadi secara berangsur-angsur.
B.
Karakteristik Umum
Sistem
1) Cenderung
ke arah entropi
Semua sistem cendurung menuju pada suatu
keadaan terpecah belah, tidak teratur, lamban, dan akhirnya mati.
2) Hadir
dalam ruang waktu
Semua sistem berada dalam ruang-waktu,
atau berada dalam rangkaian waktu yang tidak dapat dihentikan.
3) Mempunyai
batas-batas
Semua sistem mempunyai batas-batas yang
tidak menetap, tapi berubah-ubah.
4) Mempunyai
lingkungan
Semua sistem mempunyai sebuah lingkungan
atau sesuatu yang berada diluarnya. Semua sistem mempunyai lingkungan proksimal (lingkungan yang disadari oleh
sistem), dan lingkungan distal (lingkungan
yang tidak disadari oleh sistem).
5) Mempunyai
variabel dan parameter
Semua sistem mempunyai faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur dan fungsi dari sistem. Faktor-faktor dalam sistem adalah
variable, dan faktor-faktor diluar
sistem adalah parameter.
6) Mempunyai
subsistem
Semua sistem, termasuk sistem yang paling
kecil sekali pun mempunyai subsistem, dan setiap subsistem merupakan sebuah
kesatuan yang terbatas, terbentuk dari bagian-bagian, dan
karakteristik-karakteristik tertentu.
7) Mempunyai
Suprasistem
Semua sistem, kecuali sistem yang terbesar
dan beberapa sistem tertutup, mempunyai suprasistem, atau sistem yang lebih
besar.
C. Model
dasar sistem : Model Input-Output
Rancang
bangun sistem lazim dalam bentuk masukan-proses-hasil
1.
Masukan
(Input)
Masukan adalah sumber-sumber yang
ada dalam lingkungan atau suprasistem yang masuk dalam sebuah sistem. Masukan
dapat berbentuk:
a) Informasi
Informasi
adalah keterangan yang disampaikan kepada pihak lain.
(1) Informasi
Produk
Keterangan
tentang bahan olahan, bahan yang akan di proses menjadi suatu produk.
(2) Informasi
operasional
Keterangan
tentang bahan-bahan yang dipergunakan untuk memproses bahan olahan.
b) Energi
atau tenaga
Energi adalah gerak dari alat-alat kerja
yang dipergunakan dalam proses transformasi atau semua operasi yang terjadi
dalam transformasi. Bentuk operasi tersebut dapat berupa:
(1) Operasi
yang dilakukan oleh manusia
(2) Operasi
yang dilakukan oleh mesin-mesin
c) Bahan-bahan
(1) Bahan-bahan
produksi adalah bahan-bahan olahan yang akan dijadikan hasil produksi
(2) Bahan-bahan
adalah sumber-sumber yang dipergunakan sebagai pelancar proses transformasi,
yang terdiri atas:
·
Barang-barang yang
dipergunakan secara langsung atau tidak langsung untuk menjalankan
transformasi.
·
Penghasilan yang
dipergunakan untuk menyediakan barang-barang produksi dan operasional dan
membayar upah pekerja dan manager.
2.
Trasformasi
Proses pengubahan pemasukan olahan
menjadi hasil produksi atau jasa, yang dilakukan oleh manusia atau mesin-mesin,
atau manusia dengan mesin-mesin.
a) Proses
manajemen
Metode-metode
yang dipergunakan untuk melakukan perencanaan,kepemimpinan,pengorganisasian,
pengawasan, dan perbaikan.
b) Proses
fungsional
Metode-metode
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan-tujuan fungsional dari sekelompok orang
atau seseorang
c) Proses
fungsional silang
Metode-metode
yang dipergunakan untuk tujuan tertentu yang perlu kerja sama dengan orang lain
atau unit lain.
3.
Hasil
Barang atau jasa yang dapat
dikeluarkan, disampaikan dan digunakan oleh lingkungan.
D. Tipe-tipe
sistem
1. Sistem
Alami dan Sistem Buatan
a) Sistem
Alami
Sistem ini merupakan benda-benda atau
peristiwa-peristiwa alam yang bekerja berdasarkan hukum-hukum alam, dan
hubungan antara masukan dengan hasil dapat diramalkan secara ilmiah.
b) Sistem
Buatan Manusia
Sistem yang dirancang, dilaksanakan, dan
dikendalikan oleh manusia, dan hubungan antara masukan yang diambil dari sistem
alami, dengan hasil diatur oleh manusia.
2. Sistem
Tertutup dan Sistem Terbuka
a) Sistem
Tertutup
Sistem yang struktur organisasi
bagian-bagiannya tidak mudah menyusaikan diri dengan lingkungannya,
sekurang-kurangannya dalam jangka waktu pendek. Struktur bagian-bagian tersusun
secara tetap dan bentuk operasinya berjalan otomatis.
b) Sistem
Terbuka
Sistem yang struktur bagian-bagiannya
terus menyusuaikan diri dengan masukan dari lingkungan yang terus menerus
berubah-ubah, dalam usaha dapat mencapai kapasitas optimalnya. Struktur
bagian-bagian bersifat luntur dan bentuk operasinya dinamis, karena
bagian-bagian dalam sistem dapat berubah karakteristik dan posisinya.
Karakteristik sistem terbuka yaitu:
(1) Mendatangkan
energi
Sistem terbuka mengimpor beberapa
bentuk energi dari lingkungan.
(2) Mentransformasikan
energi
Sistem terbuka mentrasnformasikan
energi tersebut.
(3) Mengekspor
hasil
Sistem menyampaikan sesuatu hasil
kepada lingkungan.
(4) Sebuah
rangkaian peristiwa
Sistem terbuka merupakan sistem yang
mempunyai pola kegiatan dan pertukaran energi yang merupakan suatu perputaran.
(5) Negentropi
Sistem terbuka harus bergerak
melawan proses entropi atau proses menuju kehancuran, agar terus dapat hidup.
(6) Balikan
negatif
Sistem terbuka memperoleh informasi
tentang kekurangan-kekurangan produk/jasa yang dihasilkan yang dapat digunakan untuk
melakukan perbaikan sistem.
(7) Homeostatis
dinamis
Sistem terbuka mempunyai mekanisme
dalam dirinya untuk mengatur sedemekian rupa sehingga mencapai suatu keadaan
yang mantap yang terus berubah mengikuti perubahan-perubahan lingkungan.
(8) Diferensiasi
Sistem terbuka cenderung berkembang
menuju multiplikasi atau perbanyakan dan elaborasi atau perincian
peranan-peranan dengan spesialisasi fungsi yang lebih besar dari
bagian-bagiannya.
(9) Ekuifinalitas
Sistem terbuka mempunyai
kemampuan-kemampuan untuk mencapai hasil-hasil yang samadari kondisi-kondisi
yang berbeda dengan mempergunakan proses yang berbeda.
3. Sistem
pelayanan dansistem meproduksi barang
a) Sistem
pelayanan
Sistem
yang menghasilkanjasa yang diperlukan oleh para pelanggannya baik melalui
pelayanan umum maupun pelayananpribadi.
b) Sistem
memproduksi barang
Sistem
yang memproduksi barang olahan atau barang jadi yang siap dikonsumsi oleh para
pelanggan di masyarakat.
E. Hierargi
Sistem
Keseluruhan sistem dapat disusun
secara hierargis dari paling sederhana sampai dengan sistem yang paling
canggih. Susunannya sebagai berikut :
1)Kerangka
kerja (framework)
Sistem mempunyai struktur yang
statis (sistemgeografi dan anatomi alam smesta) .
2)Kerangka
jam (clockwise)
Sistem sudah mempunyai struktur
hubungan yang dinamis yang sederhana (sistem tata surya digambarkan sebagai
kerja jam besar, karena adanya unsur gerak).
3)Termostat
Sistem yang didalamnya ada mekanisme
sibernatik, atau mekanisme mengontrol diri sendiri secara otomatisatau model
homeostatis statis (mesin-mesin/pesawat-pesawat otomatis)
4)Sel
Sistem menunjukan mulai adanya
hidup, sehingga mempunyai kemampuan-kemampuan untuk memelihara diri sendiri.
5)Sosietal
genetik (tanaman)
Sistem yang ditandai oleh adanya
kehidupan bersama yang terjadi melalui proses genetik/keturunan.
6)Animal
(binatang)
Sistem yang ditandai
olehbertambahnya mobilitas, tingkah laku yang bertujuan dan kesadaran diri.
7)Individu
manusuia
Sistem yang ditandai oleh
berkembangnya kemampuan menerima dan menyimpan informasi, perkembangan susunan
syaraf yang memungkinkan otak berfungsi sebagai pengorganisasi informasi, yang
membentuknya menjadi “gambaran” atau konsep. Menyebabkan individu manusia
mempunyai kemampuan berbicara.
8)Organisasi
sosial
Sistem ini mengandung adanya
struktur hubungan antara individu yang didasarkan pada sistem nilai-nilai.
9)Sistem
transendental
Sistem ini mempunyai struktur dan
hubungan-hubungan yang sistematis yang bersifat transendental, atau yang
bersifat rohaniah.
F. Lingkungan dan Segmen Sistem
1. Struktur
Sistem
Struktur sebuahsistem tersusun
secara hieraragis, dengan urutan sebagai berikut :
a) Subsistem
Satu bafian dari keseluruhan sistem yang
berfungsi mencapai tujuan khusus yang tertuju pada pencapaian tujuan sistem.
Proses setiap sistem ditentukan oleh tujuan subsistem, dan komponen-komponennya
dipilih berdasarkan kemampuannya melakasanakan fungsi-fungsi dan proses-proses
khusus dalam subsistem.
b) komponen
Satuan unsur-unsur yang membentuk satu
bagian dalam subsistem atau sistem, yang dipilih untuk dapat melaksanakau
sistem fungsi dan proses-proses khusus dalam subsitem atau sistem.
c) Unsur
Bagian terkecil dari isi sebuah sistem
yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap komponen dalam melaksanakan
fungsinya.
2. Suplasistem
Bagian atau lingkungan yang lebih
besar, yang menjadi tempat berlangsungnya operasi-operasi beberapa sistem.
C.
ANALISIS
DAN PEMETAAN PENDIDIKAN NASIONAL SEBAGAI SEBUAH SISTEM
1. Analisis dan Pemetaan
A.
Batasan
1.
Ditinjau dari
fungsinya. Pendidikan nasional adalah sisem pendidikan yang diselenggarakan
oleh suatu Negara kebangsaan atau Negara nasional dalam rangka mewujudkan hak
menentukan nasib sendiri atau right of
self determination bangsa dalam bidang pendidikan.
2.
Ditinjau dari
strukturnya. Pendidikan nasional sebagai system merupakan, keseluruhan kegiatan
dari satuan-satuan pendidikan yang direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan
dalam rangka menunjang tercapainya tujuan nasional.
B.
Peta Umum Pendidikan
Nasional Dalam Mode Input Output
1. Masukan
(Input)
Sumber
sumber dari masyarakat yang menjadi masukan system pendidikan nasional adalah :
a) Informasi
Masukan
dalam bentuk informasi, mencakup :
· Informasi Produk
Informasi
tentang peserta didik
· Informasi Operasional
Informasi
tentang penduduk, tenaga kepenmdidikan, penegtahuan atau ilmu, seni, teknologi,
cita cita, dan barang barang yang
digunakan dalam pendidikan, serta penghasilan nasional dan penghasilan
perkapita.
b) Energi / Tenaga
Masukan
dalam bentuk tenag mencakup : Penduduk yang sedang terlibat dalam
penyelenggaraan pendidikan nasional dan tenaga kependidikan yang bekerja dalam
system pendidikan nasional.
c)
Bahan-bahan
Sumber
sumber bukan manusia yang masuk dalam system pendidikan nasional mencakup:
· Barang-barang
produksi yang digunakan dalam melaksanakan transformasi pendidikan (misalnya :
buku, pelajaran, alat alat pendidikan (peraga dan praktiku), bangunan, dan
sebagainya).
·
Penghasilan nasional
(APBN dan APBD Pendidikan) dan menghasilkan perkapita yang disediakan untuk
membiayai pendidikan (SPP, Uang BP-3, dan sebagainya).
2.
Transformasi
a.
Komponen
Komponen
komponen yang digunakan untuk melaksanakan transormasi adalah :
· Tujuan
pendidikan
· Organisasi
pendidikan
· Masa
pendidikan
· Program
isi pendidikan
· Prasarana
pendidikan
· Sarana
dan teknologi pendidikan
· Biaya
pendidikan
· Tenaga
pendidikan
· Peserta
didik
b.
Bentuk Transformasi
(1)
Transformasi
administratif/manajerial pendidikan, yaitu proses kegiatan pelolaan pendidikan
nasional oleh Negara dan pemerintah (pusat dan daerah).
(2)
Transformasi
operasional/teknis pendidikan, yaitu proses kegiatan pengelolaan pendidikan
oleh kepala sekolah/lembaga pendidikan luar sekolah.
c.
Hasil
a)
Orang orang yang
terdidik dalam kemampuan kemapuan : kognitif, apektif, dan psikomotor.
b)
Orang orang tersebut
dapat menjadi :
(1)
Seorang individu yang
terus belajar dan mengembangkan kemampuan kemampuannya.
(2)
Seorang anggota
keluarga yang bahagia, seorang pekerja/professional yang berhasil, seorang
warga Negara yang baik, seorang anggota orpol/ormas yang baik, dan seorang
anggota masyarakat sekitar yang baik.
(3)
Seorang hamba Tuhan
yang baik.
2.
Analisis
dan Pemetaan Suprasistem Sistem Pendidikan Nasional
A. Batasan
Suprasistem
dari system pendidikan nasional adalah keseluruhan kehidupan masyarakat dalam
bernegara dan berbangsa, yang mencakup masyarakat nasional domestic atau
masyarakat dalam negeri sebagai lingkungan proksimal dan masyarakat
internasional sebagai lingkungan distal.
B. Sistem-sistem
dalam suprasistem
Sistem-sistem
kehidupan yang berada dalam suprasistem dari sistem pendidikan nasional yang
mempunyai pengaruh terhadap sistem pendidikan nasional.
(1)
Sistem
Sosial Budaya
a)
Batasan
Sistem
sosial budaya adalah keseluruhan bentuk tatanan kehidupan bersama/berkelompok
yang mempunyai pola budaya tertentu.
b)
Karakteristik
Ø Keseluruhan
tatanan kehidupan bersama / berkelompok yang mempunyai pola budaya tertentu.
· Kelompok
psikologis (psychological groups),
yang terbentuk dari dua orang atau lebih yang memenuhi kondisi kondisi : (1)
hubungan diantara anggota anggotanya adalah saling bergantung (interdependent); dan (2) anggota
anggotanya menyebarkan sebuah ideology atau seperangkat kepercayaan, nilai
nilai, dan norma norma yang mengatur tindakan bersama (misalnya: keluarga,
kelompok pertemanan, kelompok bekerja, dan sebagainya).
· Organisasi sosial,
yaitu sebuah sistem yang terpadu dari kelompok-kelompok psikologis yang saling
berhubungan yang terbentuk untuk mencapai suatu tujuan yang di rumuskan (misalnya: Negara, partai politik,
perusahaan, dsb).
Ø Setiap
kelompok dan perpaduan dari keberadaan kelompok mempunyai pola-pola budaya
tertentu, yang di dalamnya mengandung
unsur :
·
Budaya
material, yang berisi antara lain
peralatan-peralatan dan artifak-artifak yang digunakan anggota-anggota suatu
masyarakat tertentu.
·
Budaya
spiritual, yang mencakup ilmu, seni dan
cita-cita.
c) Implikasi bagi sistem
pendidikan nasional
1.
Kondisi sistem sosial
menjadi landasan ekologis sistem pendidikan nasional.
2.
Kondisi sistem budaya
menjadi landasan idiil sistem pendidikan nasional.
(2)
Sistem
Biososial (Penduduk)
a.
Batasan
Penduduk
adalah kumpulan yang menghuni satu kesatuan wilayah (kampong, desa, kota,
Negara, pulau, benua, dunia, dsb). Sistem biososial yaitu kumpulan orang yang
memiliki struktur tertentu.
b.
Karakteristik
·
Penduduk mempunyai
aspek statis, yang berkenaan dengan jumlah dan komposisi berdasarkan usia,
pekerjaan, jenis kelamin, penghasilan, dsb.
·
Penduduk mempunyai
aspek dinamis, yang berkenaan dengan pertumbuhan, dan pengurangan, gerakan
penduduk (migrasi, dan perubahan-perubahan komposisi penduduk dalam kurun waktu
tertentu).
c.
Implikasi bagi Sistem
Pendidikan Nasional
·
Penduduk sebagai sistem
biososial menyiratkan adanya suatu permintaan masyarakat akan pendidikan atau “society’s social demand of education”
secara kualitatif dan kuantitatif.
·
Penduduk sebagai sistem
biososial menjadi landasan operasional
sistem pendidikan nasional.
(3)
Sistem
Ekonomi Makro
a.
Batasan
Studi perilaku
perekonomian secara agrerat (keseluruhan perusahaan-perusahaan, rumah tangga,
harga-harga, upah serta pendapatan), misalnya tentang kemakmuran dan resesi,
output barang dan jasa, total perekonomian dan laju pertumbuhan output, laju
inflansi dan pengangguran, neraca pembayaran dan nilai kurs.
b.
Karakteristik
Menurut
Samuelson, tujuan ekonomi makro adalah:
1.
Tingkat output riel
(hasil ekonomi yang sudah disesuaikan dengan inflansi) yang tinggi dan terus
meningkat;
2.
Tingkat kesempatan
kerja yang tinggi dan pengangguran yang rendah, yang ditandai dengan
tersedianya lapangan kerja yang baik serta perlahan-lahan, bagi mereka yang
ingin maju dan ingin bekerja;
3.
Tingkat harga yang
stabil atau naik secara perlahan-lahan, dimana harga dan upah di tetapkan oleh
mekanisme pasar bebas;
4.
Hubungan ekonomi luar
negeri yang ditandai dengan kurs asing dan nilai eksport yang seimbang
c.
Implikasi bagi sitem
pendidikan nasional
-
Kondisi ekonomi makro
Negara menjadi landasan operasional
sistem pendidikan nasional.
· Pendapatan
nasional (GNP) dan tingkat pertumbuhan sebagia output ekonomi makro menyiratkan
besar kecilnya kemampuan Negara secara potensial dalam menyediakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh sistem pendidikan nasional.
· Kebijakan
fiscal (kebijakan dalam penyusunan belanja Negara atau government expenditure antara lain menentukan berapa besar belanja yang disediakan untuk pendidikan).
· Kebijakan moneter (pengaturan
jumlah uang yang beredar serta kaitannya
antara uang, output ekonomi, dan inplasi) kebijaksanaan
pendapatan (kebijaksanaan upah dan harga, yang berkaitan dengan
pengendalian inplansi dan kesetabilan harga ) dan kebijaksanaan ekonomi luar
negeri (penangan nilai kurs valuta asing, penerapan cara pengawasan perdagangan
internasional) akan menenentukan nilai ril dari dana pendidikan yang
disediakan.
· Tingkat
perumbuhan ekonomi makro turut menentukan tingkat partisipasi pendidikan, besar
kecilnya jumlah penduduk yang memperoleh kesempatan pendidikan formal.
-
Pendapatan perkapita
menjadi landasan operasional sistem
pendidikan, dalam arti menentukan rata-rata setiap keluarga dalam menyediakan
biaya pendidikan.
(4)
Sistem
Politik
a.
Batasan
Sistem
memperoleh kekuasaan dan menggunakannya untuk mewujudkan citacita hidup
bernegara dan berbangsa.
b.
Karakteristik
· Sistem
politik berhubungan erat dengan paham nasionalisme yang di anut, yang pada
dasarnya dapat dibedakan dalam dua tipe utama, yaitu nasionalisme liberal (USA, Inggris, dan sebagainya) dan nasionalisme kolektif/sentralistik (Prancis,
Indonesia, dan sebagainya).
·
Penerapan sistem
politik berhubungan erat dengan tingkat pendidikan dengan ekonomi masyarakat,
serta kearifan para pemimpinnya.
· Sistem
politik menentukan kebijaksanaan umum
dalam kehidupan bernegara dan berbangsa, yang mempengaruhi terhadap operasioperasi
sistemsistem lainnya (sistem biososial budaya dan sistem ekonomi).
c.
Implikasi
bagi sitem pendidikan nasional
(1) Kondisi
sistem politik menjadi landasan
manajerial sistem pendidikan nasional. Pola pemerintahan Negara
mempengaruhi polapola :
·
Perencanaan pendidikan
nasional makro.
·
Kepemimpinan strategik
pendidikan mikro.
·
Pengorganisasian
pendidikan makro.
·
Pengawasan fungsional
pendidikan makro.
·
Pengembangan pendidikan
makro.
(2) Kondisi
sistem politik menjadi landasan
manajerial sistem pendidikan nasional dalam arti menjadi titik awal
dimulainya perubahan atau perombakan struktur pendidikan nasional.
3. Analisis
dan pemetaan masukan sistem pendidikan nasional
A. Batasan
Sumber-sumber dari lingkungan masyarakat
nasional dan masyarakat internasional yang dipergunakan untuk menyelenggarakan
transpormasi dalam sistem pendidikan nasional.
B. Bentuk
masukan
1. Informasi
a) Informasi produk
Keterangan
tentang kuantitas dan kualitas peserta didik atau yang berada dalam kondisi
usia memasuki suatu jenjang pendidikan sekolah atau yang merasakan kebutuhan
untuk mengikuti pendidikan dilembaga pendidikan luar sekolah.
(1) Informasi kuantitas
peserta didik
· Keterangan
tentang jumlah keseluruhan peserta didik yang berada berada dalam usia siap
bersekolah dan mempunyai kebutuhan mengikuti pendidikan di lembaga pendidikan
sekolah dan luar sekolah.
· Keterangan
tentang jumlah penduduk tersebut menurut persatuan wilayah (propinsi, kabupaten
atau kota madya, kecamatan dan desa).
(2) Informasi kualitas
peserta didik
· Identitas.
· Latar
belakang keluarga dan sosial ekonomi.
· Kemampuan.
· Kegemaran.
· Lain-lain.
b)Informasi
operasional
1) Keterangan
tentang kuantitas dan kualitas masukan
instrumental yang termasuk didalamnya informasi tentang:
· Sarana
pendidikan administratif dan teknis pendidikan
· Teknologi
pendidikan
· Prasarana
pendidikan
· Biaya
pendidikan
2) Informasi
lingkungan
· Sistem
biososial
· Sistem
sosial budaya
· Sistem
ekonomi
· Sistem
politik
2. Energi / Tenaga
a) Energi
manusia
Energi yang dikeluarkan oleh manusia
dalam mengoperasikan proses-proses transformasi dalam sistem pendidikan
nasional, yang terdiri atas :
1) Energi
peserta didik.
2) Energi
tenaga pendidikan.
b) Energi
non-manusia
Energi (misalnya : listrik,gas,
bensin, dan sebagainya) yang dipergunakan sebagai peralatan pendidikan dan administratif dalam melancarkan
operasi-operasi yang terjadi dalam transformasi operasional dan administratif.
3.
Bahan-bahan
Bahan-bahan adalah benda-benda dan
barang-barang yang dipergunakan untuk melancarkan operasi-operasi dalam proses
transformasi yang terdapat dalam sistem pendidikan nasional, yang terdiri atas
:
a) Bahan-bahan
olahan yan berupa kurikulum
pendidikan.
b) Bahan-bahan
operasional.
4. Analisis dan Pemetaan Transformasi dalam
Sistem Pendidikan Nasional
A. Batasan
Transformasi
pendidikan nasional adalah keseleruhuan proses pengubahan masukan pendidikan
nasional menjadi hasil pendidikan nasional.
B. Komponen-komponen
Sistem Pendidikan Nasional
1) Tujuan-tujuan
Pendidikan
a. Batasan
Hal-hal
diharapkan dapat dicapai sepanjang proses transformasi dan pada akhir proses
transformasi. Tujuan pada akhir proses transformasi adalah tujuan umum
pendidikan atau tujuan nasional
pendidikan. Sedangkan tujuan-tujuan yang dapat dicapai sepanjang proses
transformasi adalah tujuan-tujuan khusus pendidikan, yang dapat berupa :
(1) Tujuan
Sementara Pendidikan.
(2) Tujuan
Tak Lengkap Pendidikan.
(3) Tujuan
Institusional Pendidikan
(4) Tujuan
Kurikulum Pendidikan.
(5) Tujuan
Instruksional Pendidikan.
(6) Tujuan
Insidental Pendidikan.
b. Bentuk
Tujuan-tujuan pendidikan berupa informasi yang
berisi instruksi-instruksi atau perintah.
c. Fungsi
Mengarahkan
operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan pendidikan.
2)
Organisasi pendidikan
a)
Batasan
Organisasi pendidikan nasional adalah
keseluruhan tatanan hubungan-hubungan antar bagian dan antar unsur dalam sebuah
sistem pendidikan nasional.
b)
Bentuk
· Subsistem
Organisasi Pengelolaan Pendidikan Nasional yamg terdiri atas :
- Subsitem
Organisasi Nasional Pusat, yang dilakukan oleh Negara dan Departemen beserta
unit-unit organik pusat.
- Subsistem
Organisasi Pengelolaan Pendidikan Nasional di Daerah.
· Subsitem
Organisasi Pendidikan.
- Sub-Subsitem
persekolahan (Pendidikan Formal)
- Sub-Subsistem
Pendidikan Luar Sekolah (Pendidikan Non-
Formal)
- Sub-Subsistem
(Pendidikan Informal)
c)
Fungsi
Keseluruhan organisasi pendidikan
nasional adalah informasi yang berisi instruksi-instruksi atau
perintah-perintah, bagaimana sebaiknya menyelenggarakan operasi-operasi,
cara-cara, prosedur-prosedur, dan tehnik-tehnik melaksanakan pendidikan.
3)
Masa Pendidikan
a)
Batasan
Jangka waktu berlangsungnya keseluruhan
kegiatan disebuah satuan pendidikan atau keseluruhan kegiatan semua
satuan-satuan pendidikan.
b)
Bentuk
Masa pendidikan merupakan informasi
tentang pengaturan tentang jenjang pendidikan dan urutan kalender kegiatan
setiap tahunnya.
c)
Fungsi
Mengatur perpindahan jenjang pendidikan
dan urutan kegiatan-kegiatan pendidikan.
4)
Prasarana Pendidikan
a. Batasan
Prasaran
Pendidikan Nasional Adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
terselenggaranya proses transformasi dalam sistem Pendidikan Nasional.
b. Bentuk
Prasarana
Pendidikan Nasional dapat berbentuk :
(1) Benda
atau barang
Seperti
tanah, bangunan sekolah, jalan, transfortasi sekolah, lapangan olahraga, dan
sebagainya.
(2) Biaya
pendidikan
Yang
diperoleh dari negara (GNP), keluarga, dan sumber-sumber lainnya.
(3) Informasi
Misalnya
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk pendidikan.
c. Fungsi
Menunjang
kelancaranoperasi-operasi yang berlangsung dalam transformasi.
5)
Sarana Pendidikan
a. Batasan
Segala
sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pendidikan dalam mencapai tujuan
pendidikan.
b. Bentuk
(1) Benda
/ barang
Buku-buku
dan bahan-bahan bacaan, alat bantu belajar/mengajar, alat kerja bantu bidang
pendidikan.
(2) Informasi
Teknologi
pendidikan.
(3) Fungsi
Membantu
meningkatkan efisiensi dan efektivitas transformasi.
6)
Isi pendidikan
a. Batasan
Keseluruhan hal-hal atau pengalaman-pengalaman
yang perlu dipelajari peserta didik.
b. Bentuk
Isi
pendidikan berbentuk informasi yang dapat dibedakan menjadi dua macam :
(1) Kurikulum
Serangkaian
pelajaran yang harus dikuasai agar memperoleh pelulusan atau sertifikat dalam
suatu tingkatan.
(2) Budaya
Semua
pengetahuan, seni dan cita-citaserta keterampilan yang terdapat dalam
masyarakat yang dapat dipelajari melalui pendidikan informal.
c. Fungsi
Menggambarkan
luas dalamnya pengalaman-pengalaman (pengetahuan, seni, cita-cita) dan
keterampilan yang dapat dipelajari.
7)
Tenaga Kependidikan
a. Batasan
Orang-orang
yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan transformasi dalam sistem
pendidikan nasional.
b. Bentuk
(1)
Pengelolaan Pendidikan
Orang-orang
yang terlibat dalam proses transformasi administratif pendidikan.
· Pengelolaan
organik pusat
· Pengelolaan
unit-unit organisasi vertikal dan Dinas Pendidikan
· Pengelolaan
satuan-satuan pendidikan
· Pengawas
pendidikan
· Peneliti
dan pengembangan bidang pendidikan
· Pustakawan
sekolah
· Laporan
sekolah
· Teknisi
sumber-sumber belajar
(2)
Pelaksana Pendidikan
Orang-orang
yang terlibat dalam proses transformasi edukatif dalam sistem pendidikan
nasional
· Pengajar
(Guru atau dosen)
· Pelatih
atau instruktur
· Pembimbing
atau penyuluh
c. Fungsi
Menggerakkan operas-operasi transformasi
administratif dan edukatif dalam sistem pendidikan nasional.
8)
Peserta Didik
a. Batasan
Semua
anak remaja dan orang dewasa yang terlibat dalam proses transformasi edukatif
yang berusaha belajar.
b. Bentuk
(1)
Pelajar
(2)
Warga negara
c. Fungsi
Mengalami
perubahan-perubahan tingkah laku kognititif, afektif, dan psikomotor.
C. Proses-proses
dalam Transformasi
1. Transformasi
Administratif
a. Batasan
Proses berlangsungnya fungsi-fungsi manajemen atau
pengelolaandalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional.
b. Bentuk
Proses
(1) Prencanaan Pendidikan
(2) Pengorganisasian
Pendidikan
(3) Kepemimpinan Pendidikan
(4) Pengawasan Mutu
Pendidikan
(5) Pengembangan Pendidikan
c. Fungsi
Operasi Manajemen
(1) Operasi Manajemen Strategik
(2) Operasi Manajemen
Personil
(3) Operasi Manajemen
Material
(4) Operasi Manajemen
Keuangan
(5) Operasi Manajemen
Informasi
2.
Transformasi
Edukatif
a. Batasan
Proses
perubahan tingkah laku peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor.
b. Bentuk
(1) Pengajaran
(2) Bimbingan
(3) Latihan
c. Fungsi
Menyelenggarakan
proses perubahan tingkah laku peserta didik dalam mengembangkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor menuju tercapainya manusia yang :
·
Beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur.
·
Memiliki pengetahuan
dan keterampilan.
·
Memiliki kesehatan
jasmani dan rohani.
·
Memiliki kepribadian
yang mantap dan mandiri.
·
Memiliki rasa tanggung
jawab kemasyarkatan dan kebangsaan.
d. Para
Pelanggan
Sistem Pendidikan Nasional
merupakan organisasi yang memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.
Para pelanggan, baik pelanggan
intern maupun ektern yang harus dilayani, yaitu :
1) Para
Pelanggan Intern dalam Sistem Pendidikan Nasional
a) Para
Pelanggan dalam Urusan Edukatif
(1) Pelajar
(Murid, siwa, mahasiswa, warga belajar.)
(2) Pendidik
(Guru, dosen, pembimbing, instruktur.)
(3) Satuan-satuan
pendidikan dan unit-unit pendidikannya.
2) Para
Pelanggan Ekstern
a) Para
Pelanggan Ekstern yang berhubungan Langsung
(1) Tenaga
kerja terdidik berbagai sektor.
(2) Orang
tua pelajar.
b) Para
Pelanggan Ekstern yang Tidak Berhubungan Langsung
(1) Para
Alumni
(2) Lembaga-lembaga
Akreditas
(3) Para
Donatur
(4) Dewan
Perwakilan Rakyat
(5) Masyarakat
Luas
5. Analisis Pemetaan Hasil Sistem Pendidikan
Nasional
a. Batasan
Jumlah
orang-orang yang terdidik dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang
optimal dapat dicapai oleh setiap orang.
b. Fungsi
dan Peranan
Hasil
pendidikan yang disampaikan kepada masyarakat yang menjadi suprasistem
diharapkan dapat diserap sebagai :
(1) Pribadi
yang mampu terus belajar dalam rangka terus meningkatkan kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotor secara maksimal.
(2) Anggota
masyarakat yang baik dalam berperan sebagai :
a. Anggota
keluarga.
b. Tenaga
kerja.
c. Warga
negara yang baik.
d. Anggota
organisasi kemasyarakatan atau organisasi politi yang baik.
e. Anggota
kelompok persaudaraan yang baik.
f. Anggota
masyarakat sekitar yang baik.
(3) Hamba
Tuhan yang baik.
D. ANALISIS dan PEMETAAN SEKOLAH SEBAGAI SEBUAH
SITEM
1.
Analisis
dan Pemetaan Suprasistem Sekolah
a.
Batasan
Suprasistem sekolah adalah lingkungan secara langsung
atau tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap penyelenggaraan keseluruhan
kegiatan sekolah sebagai organisasi formal pendidikan.
b.
Bentuk
1)
Lingkungan
Distal
Sekolah mempunyai lingkungan distal berupa
lingkungan masyarakat internasional dan masyarakat nasional yang tidak
mempunyai pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari di sekolah.
2)
Lingkungan
Proksimal
Sekolah mempunyai lingkungan proksimal berupa
lingkungan masyarakat sekitar atau lokal (desa/kecamatan untuk SD,
kodya/kabupaten untuk SLTP, dan sebagainya), yang mempunyai pengaruh langsung
terhadap kehidupan sehari-hari di sekolah. Dengan demikian setiap sekolah
mempunyai sistem-sistem: biososial, sosial budaya, sosial ekonomi, dan sosial
politik yang bersifat lokal, yang ditandai oleh kekhususan daerah.
2.
Analisis
dan Pemetaan Masuk Sekolah
a.
Informasi
1)
Informasi
Produk
Keterangan dan jumlah karakteristik calon
murid/siswa/mahasiswa.
2)
Informasi
Oprasional
a)
Keterangan
jumlah dan mutu masukan instrumental
(misalnya: buku-buku pelajaran dan bahan-bahan bacaan, alat-alat bantu
belajar-mengajar, perlengkapan-perlengkapan sekolah, kurikulum dan teknologi
pendidikan, dan sebagainya).
b)
Keterangan
tentang karakteristik lingkungan
hidup masyarakat sekitar (biososial, sosial budaya, sosial politik, dan sosial
ekonomi).
b.
Tenaga
1)
Tenaga
Manusia
a)
Tenaga
Peserta Didik
Tenaga yang dikeluarkan oleh peserta didik dalam
kegiatan belajar mengikuti transformasi pendidikan di sekolah.
b)
Tenaga
kependidikan
(1)
Tenaga
yang dikeluarkan oleh pimpinan sekolah
(kepala sekolah/wakil kepala sekolah) dalam mengelola transformasi
administratif sekolah.
(2)
Tenaga
yang dikeluarkan oleh petugas tata usaha sekolah (kepala tata usaha dengan
staf) dalam turut serta mengelola mentransformasi administratif sekolah.
(3)
Tenaga
yang dikeluarkan oleh para guru (mata
pelajaran dan bimbingan) transformasi edukatif di sekolah.
(4)
Tenaga
yang dikeluarkan oleh laboran dan pustakawan dalam membantu menunjang
kelancaran pelaksanaan transformasi edukatif di sekolah.
2)
Tenaga
Bukan Manusia
Tenaga yang dipergunakan (listrik, panas,bensin,
gas, dan sebagainya) oleh berbagai macam peralatan pendidikan dan administrasi
dalam melancarkan transformasi edukatif dan administratif.
3.
Analisis
dan Pemetaan Transformasi di Sekolah
a.
Komponen-komponen
Sekolah
1)
Tujuan-tujuan
Pendidikan
a)
Tujuan
Instruksional Sekolah
b)
Tujuan
Kurikuler Pendidikan
c)
Tujuan
Instituional Pendidikan
d)
Tujuan
Insidental Pendidikan
2)
Organisasi
Sekolah
a)
Stuktur
HubunganVertical Intren sekolahmencakup hubungan antara unsur-unsur : kepala
sekolah guru –murid/siswa
b)
Stuktur
hubungan Vertical Ekstren mencakup
hubungan fungsional sekolah dengan Kanwil Departemen pendidikan dan kebudayaan
atau dengan jajarannya (bagi SD juga dengan dinas pendidikan)- Mentri
Pendidikan Dan Kebudayaan melalui direktorat teknis
c)
Stuktur
hubungan Horisontal Intren terdapat dalam hubungan antar guru, antar staf tata
usaha, dan antar muruid.
d)
Stuktur
hubungan Horisontal Ekstren antar sekolah dengan masyarakat terdapat anatara
sekolah dengan orang tua murid ,sekolah dengan instansi pemerintah daerah
setempat.
3)
Masa
pendidikan
a)
SD
selama 6 tahun.
b)
SLTP
selama 3 tahun.
c)
SMU/SMK
selama 3 tahun.
d)
Perguruan
Tinggi
(1)
D1
Selama 1 Tahun, Setelah SMU/SMK
(2)
D2
Selama 2 Tahun,Setelah SMU/SMK
(3)
D3
Selama 3 Tahun,Setelah SMU/SMK
(4)
D4
Selama 4 Tahun,Setelah SMU/SMK
(5)
S1
Selama 4 Tahun,Setelah SMU/SMK
(6)
S2
Selama 2 Tahun, Setelah S1
(7)
S3
Selama 3 Tahun, Setelah S2
4)
Prasarana
Sekolah
a)
Tanah
Sekolah.
b)
Bangunan
Sekolah.
c)
Alat
Transfortasi.
d)
Jalan
yang menghubungkan sekolah dengan masyarakat.
5)
Sarana
Sekolah
a)
Alat-alat
bantu belajar-mengajar
- Buku.
- Alat dan bahan praktikum.
- Alat olahraga dan kesenian.
- Alat-alat peraga.
- Alat-alat bantu belajar
- Kurikulum.
- Teknologi pendidikan.
- Dan sebagainya.
b)
Alat-alat
administratif
- Perlengkapan kantor.
- Alat teknis kantor.
- Formulir-formulir.
- Peraturan perundang-undangan tentang
sekolah/instruktif.
- Dan sebagainya.
6)
Kurikulum
a)
Jenis
kurikulum
- Kurikulum TK
- Kurikulum SD
- Kurikulum SLTP
- Kurikulum SMA
- Kurikulum SMK
- Kurikulum SLB
- Kurikulum Perguruan Tinggi
b)
Bentuk
kurikulum
(1)
Kurikulum
Mata pelajaran
(2)
Kurikulum
fusi (berkolerasi)
(3)
Kurikulum
Study
(4)
Kurikulum
Inti
(5)
Kurikulum
pengalaman
7)
Biaya
Pendidikan
a)
Sumber
Biaya (Biaya emerintah, biaya dari masyarakat.)
b)
Jenis
Biaya Pendidikan (Biaya Oportunitas, biaya langsung, biaya tak
langsung, biaya pribadi, biayasosial, biaya monoter, dan biaya non monoter.)
8)
Tenaga
Kependidikan (Kepala sekolah dan wakil-wakilnya, Kepala Tata Usaha, Guru mata
pelajaran dan bimbingan, pustakawan dan laboran.)
9)
Peserta
Didik (Murid, mahasiswa, siswa.)
b.
Proses-proses
dalam transformasi
1)
Transfotmasi
Administratif (subsistem administratif)
a)
Transformasi
Administratif di tingkat sekolah
b)
Kelas
2)
Transformasi
Edukatif (subsistem edukatif) yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, melalui
kegiatan-kegiatan :
a)
Pengajaran,
melalui kegiatan-kegiatan belajar mengajar dalam bentuk: (1) Pengajaran
Klasikal, (2) Pengajaran Individual.
b)
Bimbingan
penyuluhan
- Latihan mengerjakan tugas
- Latihan olahraga
- Latihan seni
- Latihan kerajinan tangan
- Latihan studi lapangan
- Praktikum IPA
c)
Para
pelanggan
1.
Para
pelanggan intern sekolah
(a)
Pelanggan
edukatif (Pelajar, Guru.)
(b)
Pelanggan
administratif (pelajar, Guru, Tenaga Administratif.)
2.
Para
pelanggan ekstern sekolah
(a)
Para
pelanggan langsung (Orang tua siswa, Guru disekolah lain, sekolah-sekolah lain,
BP3.)
(b)
Para
pelanggan tak langsung (Masyarakat luas, Lembaga-lembaga akreditas, Para
alumni, Para Donatur, DPR.)
c.
Analisis
dan Pemetaan hasil sekolah
1)
Batasan
Hasil sekolah adalah tamatan, atau pelajar-pelajar
yang telah berhasil menyelesaikan program-program sekolah, dengan tingkat
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor tertentu.
2)
Fungsi
dan Peranan
a)
Ditinjau
dari sudut kemampuan melanjutkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, baik
melalui jalur sekolah maupun luar sekolah.
b)
Dapat
memasuki kehidupan sebagai :
(1)
Pribadi
(2)
Anggota
masyarakat
(3)
Hamba
Allah
BAB
3
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sistem adalah suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan
dari komponen yang salng berinteraksi atau independensi dalam mencapai tujuan.
Sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis konstektusal dan terbuka
terhadap tuntutan kualitas dan relevansi. Oleh karena itu pengkajian upaya
pendidikan sebagai suatu sistem mempunyai makna yang penting.
Proses pendidikan terjadi apabila ada interaksi antar
komponen pendidikan, artinya saling berhubungan secar fungsional dalam kesatuan
yang terpadu. Tiga komponen tersebut adalah pendidik, peserta didik, dan tujuan
pendidikan.
Dengan adanya kemajuan zaman yang pesat hendaknya berupaya
menjadikan sistem pendidikan yang dinamis dan responsif terhadap
perubahan-perubahan dan kecendrungan-kecendrungan yang sedang berlangsung.
B.
SARAN
Pendidikan
sebagai suatu sistem hendaknya harus melalui pernecanaan-perncanaan yang tepat
dalam menghadapai tuntutan zaman. Selain itu sistem pendidikan juga harus lebih
dinamis dan responsif.
C.
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang pemakalah susun. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah
sendiri. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun/ketika
menyampaikan makalah ini. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak tentu kami butuhkan demi memperbaiki makalah kami berikutnya.
Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Mudyahardjo, Redja. 2014. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan
di Indonesia.Jakarta : PT Radjagrafindo Persada.
Hasbullah. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Radjagrafindo Persada.
Tirtarahardja, Umar, dan La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar